Semenjak kejadian di taman bermain, aku sering berkumpul dengan Val, Lyon, dan Grey."Hey, Lyn! Katanya akan ada anak baru di kelas kita."
Yah, tapi tetap saja aku tidak memberitahu Val dan Grey soal kemampuan anehku ini.
"Lyn! Kau mendengarkan tidak? Oh demi Tuhan! Lyn!!"
"Val berhentilah berteriak!" balasku dengan teriakan yang sama.
"Kalau kau tidak melamun tadi, aku tidak akan berteriak. Dan sekarang aku akan merajuk.." kata Val sambil memalingkan wajahnya dariku.
"Oh, ayolah," kataku memelas. "Baiklah. Tadi apa yang kau katakan padaku?"
Val menghela napas, lalu memutar bola matanya, sebal. "Anak baru. Kelas kita. Akan."
Aku hanya menatapnya datar. "Bicara lah yang jelas, Val. Aku tidak mengerti."
"Oh baiklah!" katanya lalu mendecak keras. "Akan ada anak baru di kelas kita. Tapi aku tidak tahu siapa, kapan, atau pun dari mana asalnya! Kau puas?"
"Hei, yang membuatmu semakin kesal itu dirimu sendiri," kataku sambil tertawa kecil.
"Terserah apa katamu."
"Hei, Lyn! Lyon mencarimu!" tiba tiba Grey berteriak kepadaku.
"Kau tidak perlu berteriak, Grey! Kita hanya berjarak 2 meter!"
Grey hanya tertawa kecil. Dan kalian tahu, ternyata aku sangat suka ketika dia tertawa. Tunggu. Apa yang kukatakan barusan.
"Bumi kepada Lyna! Bumi kepada Lyna, ganti!"
Aku kembali sadar dari lamunanku lalu melihat Val yang baru saja memanggilku dengan aneh. "Kau akhir-akhir ini sering melamun. Kurasa aku harus membertahu hal ini pada Ly.."
"LYNAA!! KENAPA KAU LAMA SEKALI!" Lyon berteriak dari depan kelasku. Baiklah saatnya untuk pergi.
"Sebaiknya aku tidak mengulur waktu lagi. Aku duluan, Val!" Aku melambaikan tangganku pada Val, dan dia membalasnya sambil tersenyum. Dan Grey hanya tersenyum melihat kami berdua.
***
Kring Kring Kring...
"Ly! Tolong angkat telponnya! Mama lagi masak!"
"Kenapa bukan Lyon saja? Aku sedang sibuk!"
Kring Kring Kring... Huhhh berisik sekali sihh!!
"AKU SEDANG DI KAMAR MANDI LY! CEPATLAH! JANGAN BANYAK MENGELUH!" Lyon berteriak dari arah kamar mandi. Baik aku kalah...
Cepat-cepat aku keluar dari kamar dan mengangkat telepon.
"Halo?"
"Halo. Ini aku, Grey. Lyn ya?"
"Ya. Dan kalau kau mencari Lyon dia se-"
"Tidak aku mencarimu kok."
Hening sebentar. Untuk apa dia mencariku.. hmm...
"Halo? Kau masih di sana?"
"Ya.. cepatlah, apa yang ingin kau katakan?"
"Umm.. apa besok pagi kau ada acara?"
"Tidak.. memangnya kenapa?"
"Aku ingin mengajakmu pergi ke suatu tempat."
"Ke mana?"
"Masih rahasiaa.. hahaha."
"Huh.. dasar. Yasudah, besok jemput aku pukul 8. Sampai jumpa besok!"
Sebelum mendengar balasannya aku menutup gagang telepon.
"Dari siapa?" Tanya Lyon yang tiba-tiba mucul dari belakangku.
"Keeepooo," kataku lalu menjulurkan lidah, mengejeknya.
"Huh, dasar bocah," gerutu Lyon.
"Itu adalah hal terakhir yang ingin ku dengar dari mulutmu," sindirku sambil berjalan ke kamar.
Yah paling tidak aku bersyukur karena bukan Lyon atau mama yang mengangkat telepon tadi, kalau tidak mereka akan menginterogasiku habis-habisan...
***
"Oh jadi kemaren Grey yang menelponmu."
Aku menatap Lyon datar, lalu kembali pada makananku. Aku tidak akan membalas perkataannya.
"Kenapa kau tidak beri tahu aku." Lyon menaikkan alisnya dan dia terlihat kesal karena aku masih tidak menjawabnya.
"Bukan urusanmu."
"Hey! Urusanmu adalah urusanku juga. Kau pikir aku bisa membiarkanmu pergi dengan orang asing tanpa aku?"
"Grey bukan orang asing. Dia cukup baik." Kataku sambil menatap makananku. "Lagi pula beberapa hari yang lalu kau bahkan memintanya untuk mengantarku pulang dari taman bermain, setelah kau meninggalkanku selama 30 menit."
"Iya sih, tapi.. Tunggu. Kau tadi bilang baik?"
Badanku menegang, tapi seketika aku membuatnya rileks lagi.
"Oh.. jadi kau mulai tertarik dengan Gr-"
"Tidak!" Lyon kaget mendengarku teriak. Dan aku tidak mau dia melanjutkan kalimatnya.
Lyon hanya menatapku sambil menyeringai. Dan dia kembali diam, memainkan makanannya. "Cepat sekali kau menjawabnya," gumamnya.
"Hey! Kalian kenapa?" Tanya mama pada kami.
"Tidak. Bukan apa-apa." Ucap kami bersamaan.
Mama hanya geleng-geleng. Yah aku tahu dia ingin bilang padaku kalau jangan menanggung beban sendirian dan aku hanya bisa tersenyum kecil.
Ting Tong...
Baiklah. Kurasa Grey sudah ada di depan.
Lyon menatapku. Baiklah.. selamat bersenang-senang dan berhati-hatilah.
"Terima kasih." Aku tersenyum padanya. "Ma, aku pergi dulu ya." Aku mengambil tasku.
"Ya! Hati-hati, sayang!"
Aku keluar dari rumah, dan melihat Grey berdiri di sebelah mobilnya. Lalu dia menatapku dan tersenyum. "Hai!"
Lyn! Tenanglah. Tarik nafas, keluarkan.. "Hai.." Lalu aku mendekatinya.
"Sudah siap?" tanyanya.
Aku menaikkan sebelah alisku. "Siap untuk apa?"
Dia tersenyum lalu membukakan pintu mobil untukku. "Siap untuk mendapat kejutan." Lalu dia mengerling jahil padaku.
Deg. Baiklah Lyn, cukup! Tenangkan dirimu. Lalu aku pun menghela napas keras-keras. "Baiklah. Terserah kau saja." Lalu aku masuk ke dalam mobilnya.
***
Aku tunggu vomments nya guys ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind Reader
Teen FictionKau mau menjadi sepertiku yang punya kemampuan membaca pikiran? Aku bersedia memberikan kemampuan ini padamu, kalau saja aku bisa. -Lyna Freyana- Ketika rahasianya terbongkar, yaitu kemampuannya membaca pikiran, tidak ada satupun orang yang mau bert...