2 hari setelah Lyon menelpon orang yang belum kalian ketahui (?)
Lyna's POV
"Lyn!!" Teriak Val yang berdiri di ambang pintu kelas.
"Mungkin sudah 1000 kali aku bilang padamu untuk jangan suka teriak-teriak." Kataku ketika dia sudah duduk di sebelahku.
Dia hanya nyengir. "Memangnya kau menghitungnya?"
Aku memutar bola mataku. "Tidak."
"Lalu dari mana hipotesis itu keluar?" Hei! Dia adu mulut denganku rupanya... Huh.
"Itu perkiraan, Val." Aku memutar bola mataku. "Kenapa kita malah membicarakan ini?"
Dia hanya mengangkat bahu. "Kau yang mulai."
"Oh.. Berhentilah. Tolong jangan buat aku kesal hari ini." Kataku datar.
Dia mengerutkan keningnya. "Memangnya kenapa?"
"Aku tahu kau merencanakan sesuatu Val. Gerak-gerikmu membuatku gatal. Bisa saja aku membuka sarung tanganku sekarang dan menyentuhmu." Kataku sambil mengibaskan tangan kananku di depan wajahnya. Dia hanya menyeringai. "Oh.. Dan ku rasa kau bersekongkol dengan Lyon. Benarkan?"
Dia lalu tertawa. "Kau benar Sherlock. Yang penting kau tidak tahu apa yang kami rencanakan."
"Aku punya firasat buruk." Kataku. Dia tersenyum dan memperlihatkan deret giginya yang rapi. Tapi..
"Val, kau habis makan apa? Ada sisa cabe di sela gigimu." Kataku datar tapi terkesan jijik. Dia membulatkan matanya, lalu dia kengambil kaca kecil dari kotak pensilnya, dan membersihkannya dengan tangan.
"Ugh.. Val, berhenti membersihkannya di depanku. Sana ke toilet! Aku jijik melihatnya." Kataku sambil membuang mukaku, lalu menutup kataku dengan tanganku.
"Memangnya semenjijikan itu ya sampai kau menutup matamu?"
"Pikirkan saja sendiri.."
***
"Halo." Aku mendengar Val mengangkat teleponnya di kamar mandi."Ya"
"..."
"Ya sudah siap. Tinggal menunggumu saja."
"..."
"Iya iya. Akan segera ku lakukan. Kau bawel sekali." Dia pun mematikan teleponya. Aku segera keluar dari bilik toilet. "Kau sudah selesai?" Aku hanya menganguk. "Setelah ini kau akan kemana?"
"Maksudmu?"
Dia menghela napas. "Setelah bel pulang, kau akan ke mana?"
"Ke rumah lah. Memangnya kenapa?"
Dia tersenyum.. Licik. Yah.. "Bagus, setelah pulang sekolah, kau harus menemaniku sebentar!!"
Aku memutar bola mataku. "Firasatku makin tidak enak. Kau ingin membunuhku ya?"
"Sejahat-jahatnya aku, aku tidak akan tega membunuh orang tahu." Katanya mencibir.
Dasar..
***
"Kau akan membawaku kemana, Val?" Tanyaku kesal. Aku sekarang sedang duduk manis di mobilnya. Dan yang menyetir adalah supirnya."Kita akan ke.."
"Shhh.. Pak tolong jangan beritahu dia. Aku ingin memberinya kejutan." Sela Val. Kasihan sekali supirnya.
Yah yang bisa kulakukan sekarang hanyalah menurut. Aku tidak tahu sebenarnya apa yang mereka rencanakan. Kepalaku pusing rasanya. Ingin sekali aku menyentuh Val sekarang.. Dan aku ingin tahu siapa yang menelponnya tadi. AHH AKU BISA MATI PENASARAN!!!
"Kita sudah sampai." Kata Val lalu turun dari mobilnya. "Pak, parkir saja di sana ya." Dan supirnya hanya mengangguk.
Aku pun turun dari mobilnya setelah berterima kasih dengan supirnya itu. "Jadi, kenapa kau membawaku sini?"
"Tunggu saja sebentar.. Ayo!" Dia pun menggandeng tanganku, masuk ke dalam pepohonan yang ada di depan kami.
Setelah berjalan beberapa menit, "sampai!" Katanya tersenyum. Ini indah sekali. Taman bunga ini dikelilingi oleh pohon-pohon rindang, jadi tidak banyak orang tahu tempat ini. Bunga-bunganya sangat indah.
"Bagaimana caranya kau bisa menemukan tempat ini?" Tanyaku masih kaget.
"Ra-ha-si-a!!" Aishh dia jahat sekali. Yang bertanya ini sahabatmu!! Jahatt!!
Aku hanya memutar bola mataku, sebal. "Jadi? Sekarang apa?"
Dia hanya menyeringai, mengambil teleponnya dan menekan angka-angka yang sepertinya sudah dia hapal. "Halo. Aku sudah sampai."
"..."
"Hmm.. Baiklah cepat ya!"
"..."
"Iya.." Lalu dia menutup teleponnya.
"Siapa?" Tanyaku setelah dia menutup telpon itu.
"Hmm.. Nanti kau juga tahu." Dia tersenyum.
"Tingkat penasaranku sudah mencapai batas Val." Aku melepas sarung tanganku, hanya ingin bercanda.
"Wowowow. Tenang!" Dia melangkah mundur 2 kali. "Percayalah padaku! Ini bukan sesuatu yang mengerikan!"
Aku menatapnya sebentar, lalu menghembuskan napasku. "Ku harap itu benar." Lalu aku memakai sarung tanganku lagi.
Dan setelah kami lama menunggu, ada 3 siluet datang dari arah kami datang tadi. Dan ternyata mereka Lyon, Vic, dan Grey. Dan anehnya, ketika Vic melihatku, dia membulatkan matanya kaget. Kenapa?
"Ini ulahmu ya?" Tanyanya menatap Lyon tajam.
"Tenanglah bro!"
Oh.. Jadi yang membuat rencana ini Mereka bertiga.. Val, Lyon, Grey.
"Hei, Val. Kau tadi menelpon Lyon ya?" Dia hanya mengangguk semangat. "Lalu Grey?"
"Aku hanya memastikan kalau Vic tidak kabur." Katanya sambil menyeringai ke arah Vic.
"Lalu.. Memangnya ada apa dengan aku dan Vic?"
"... Karena kau sudah mengungkitnya, kurasa lebih baik kita pergi sekarang, Val, Grey." Kata Lyon. Dia memandang Val dan Grey bergantian. Mereka hanya mengangguk.
Dan mereka bertiga meninggalkanku bersama dengan Vic, sendirian.
Deg, deg. Ada apa denganku?
***
Huueee kedikitan gaa???? Ngegantung banget yaa??? Hahahaha 😁😁
Hope you enjoyed teh story. And FYI, yang di mulmed itu gambar tamannya. Kalau ga suka, kalian bisa imajinasiin sendiri ^^Oh ya yang telpon Lyon malam itu udah tau kan siapa? Itu Val! Yups~~ jangan lupa tinggalin vomments ya guys! 😊
Love
Nad💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind Reader
Teen FictionKau mau menjadi sepertiku yang punya kemampuan membaca pikiran? Aku bersedia memberikan kemampuan ini padamu, kalau saja aku bisa. -Lyna Freyana- Ketika rahasianya terbongkar, yaitu kemampuannya membaca pikiran, tidak ada satupun orang yang mau bert...