BAB 12

516 31 33
                                    

Makan malam di rumah Agam, seperti sedang pergi ke acara pemakaman hening tanpa suara sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makan malam di rumah Agam, seperti sedang pergi ke acara pemakaman hening tanpa suara sedikitpun. Dila melirik Agam yang tengah mengerut memikirkan sesuatu. Santi sedang mencoba menikmati hidangan makan malam mereka dengan pelan.

Hah~ gini amat dah! Batin Dila.

"Dila kamu udah dengar berita tentang kasus Dira?" Tanya Agam mendadak.

Dila menatap Agam yang masih menunduk menutupi wajahnya dengan kedua telapak. "Udah om," jawab Dila singkat, helaan nafas terdengar dari mulut Santi.

"Kita harus gimana mas? Pak Mahessa kali ini memilih orang lain dulu, nanti bagaimana kalau Dira yang dituduh sebagai aneh-aneh?!" Santi mulai panik lagi, bagaimanapun Dira adalah anak mereka yang sudah dirawat sejak bayi.

"Hah~ memang Mahessa membua anak pak Jonas yang jadi pelaku saat ini tapi bisa saja dia benar-benar ikut dalam membantu Lancie bukan?" Tutur Agam mencoba memikirkan hal logis.

"Ya, tapi gimana kalau nggak? Dia nggak salah malah jadi korban," sambung Santi mulai menangis.

Agam menatap Santi yang sudah menangis, "hah~ untuk saat ini kita nggak punya bukti Santi, walaupun kita membela anak pak Jonas sekalipun nggak akan berhasil" ujar Agam menjelaskan.

Santi tak menjawab, ia memilih diam menangisi kembali dirinya dan keadaan mereka saat ini, Dila yang sedari tadi hanya diam mengunyah sayur sawi melirik Agam yang lagi-lagi menghela nafas.

"Om."

Agam menoleh ke arah Dila yang memanggilnya, "kenapa?"

"Sebaiknya kita pastiin dulu langkah selanjutnya, kalau gegabah kayak gini nggak bakal menang untuk Dira, lagipula belum ada bukti yang di berikan pihak sekolah pada gadis itu bukan? Kuharap om sama tante tenang dulu."

Santi mengusap air mata di pipinya dengan jadi telunjuk, "benar kata Dila mas, masih belum ada bukti waktu berita itu ditayangkan, kita masih bisa untuk mencari celah," sahut Santi menyanggah pendapat Dila.

"Hah~ baiklah, kayaknya kita musti didik Dila sebisa dan semirip mungkin dengan Dira, waktu kita nggak banyak cuma 3 bulan yang benar-benar bisa kita manfaatin."

Dila dan Santi mengangguk, memang benar hanya 3 bulan waktu yang benar-benar mereka dapat kerjakan secara full, kemungkinan besar setelah itu perihal sidang kasus di sekolah.

Agam mulai menyendok makanan di piringnya, Santi sudah mulai tenang dari panik attacknya. Disisi lain Dila terdiam saat hendak mengunyah makanan di mulutnya.

Ugh! Sialan mana yang ke gigit jahe lagi! Batin Dila mengerut jengkel. 

                              ✨✨✨

Santi sudah membuat jadwal yang akan di jalani Dila selama masa pemulihan dirinya di rumah, ada banyak kegiatan dan pembelajaran yang harus ia samakan dengan kemampuan Dira salah satunya yaitu matematika.

Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang