Bab 31

327 17 4
                                    

Leo dan Rafka menatap penuh kekhawatiran kepada Dila yang terbaring tak sadarkan diri dalam sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo dan Rafka menatap penuh kekhawatiran kepada Dila yang terbaring tak sadarkan diri dalam sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi. Pipi kiri gadis itu tampak bengkak dan memerah seakan terkena pukulan.

"Psst!" Rafka menyikut lengan Leo yang masih menatap ke arah Dila.

"Apaan?"

"Agra tadi udah duluan pake motor?" Tanya Rafka sambil mengangkat satu alisnya.

Leo mengangguk, "ho'oh katanya mau ke rumah sakit yang mau kita datangin," jawab Leo dengan wajah malas.

Keduanya terdiam, bukan kesal karena Agra pergi duluan justru mereka juga khawatir terhadapnya, sedari mengangkut Dila ke dalam mobil wajah agar terlihat pucat dan sangat tak karuan.

"Btw ni mobil sapa?" tanya Leo mendadak, ia juga baru sadar kalau tak ada satupun dari mereka yang membawa mobil tadi.

"Nggak tau, maybe mobil Agra atau punya bokapnya," jawab Rafka tak mau ambil pusing.

"Eh! Bege kita bawa motor tadi kan?"

"Lah? Iya juga!"

"Anjir!!" Kedua anak cowok itu menepuk jidat mereka masing-masing dengan telapak tangan. Saking panik dan mendesaknya tadi mereka sampai meninggalkan motor mereka di depan gedung tak berpenghuni tersebut.

Rafka menggerutu dan mulai menyalahkan Leo, sebaliknya Leo juga menyalahkan Rafka karena membuatnya meninggalkan Mega Chan, alias motor kesayangannya di tempat asing.

                                ✨✨✨

Agra dengan langkah terburu-buru melesat menuju ke sebuah ruangan di rumah sakit yang tampak tenang. Tak banyak pasien yang berjalan-jalan di lorong, hanya beberapa yang menampakkan diri mereka.

Ceklek!

Seorang wanita paruh baya yang tampak sudah berumur sekitar 43 tahun mengangkat pandangannya saat Agra memasuki ruangannya tanpa mengetuk pintu atau memberi tanda lainnya.

"Agra! Ketuk pintu sebelum masuk!"

"Aku tak ada waktu untuk itu!" Potong Agra bergegas mendekati wanita itu dengan wajah tak ramah, "sebaiknya anda cepat keluar dan mengurus Dila!"

"Agra!"

"Cepatlah!"

Saevana, bibi Agra tampak kaget sudah lama ia tak mendengar suara anak laki-laki iti sampai setinggi tadi. Ia bergegas berdiri dan mendekati Agra.

"Agra! Ada apa?"

"Dila butuh pertolongan medis!" Jawab Agra dengan wajah penuh penekanan.

Saevana menghela nafas panjang dan segera mengikuti anak itu keluar ruangan. Sudah lama Agra tak mengajaknya bicara berdua apalagi anak itu yang terlebih dahulu menghampirinya.

Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang