BAB 2

1K 92 112
                                    

"Aku bukan Dira tapi Dila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bukan Dira tapi Dila."

"Di....Dira sayang kamu omong apaan sih? Ja...jangan bikin Mama bingung dong," Santi memegangi pundak Dila sambil menangis sedu.

Dila tak merespon melihat kasihan pada wanita yang baru saja kehilangan anaknya. Agak yang sedikit mulai memahami keadaan mengajak Dila untuk masuk dan berbincang dengan mereka. Dila setuju dan mengikuti suami sitri tersebut memasuki rumah ala rumah modern Korea tersebut. Dila di tuntun ke ruang tamu yang berisi oleh sofa, meja, tv, lemari, dan tentunya sejumlah foto keluarga disana. Perhatiannya teralih pada sebuah poto perempuan bergaun putih dengan latar belakang pantai di siang hari.

"Itu waktu 4 tahun lalu," ujar Agam mendekati Dila, gadis itu memasang wajah datar melihat senyum kecut Agam.

"Dira suka ke pantai?" Tanya Dila.

Agam mengangguk kecil, "iya, dia suka banget kalau pergi liburan ke pantai," jawab Agam meraih bingkai poto tersebut.

"Pfft!" Dila tertawa kecil, "memang kalau adik dan kakak kembar itu nggak beda jauh," gumamnya senang.

Santi terlihat duduk sambil memegangi wajahnya, ia masih saja menangis dan sedih akan kepergian Dira. "Ko...kok kamu bisa tau Dira tinggal disini?" Tanya Santi setelah sedikit mengatur dirinya.

Dila menoleh ke arah Santi, "ibu panti yang ngasih tau aku, katanya ada yang ngurus Dira tapi cuma beda kompleks," jawab Dila mendekati Santi dan duduk di hadapannya.

"Walaupun kamu bilang kamu kakaknya Dira, kami nggak bisa percaya gitu aja walau wajah kamu memang sangat mirip dengan anak kami," ujar Agam juga mendekati mereka dan duduk di sebelah Santi.

"Memang Dira anak om dan tante tapi saya kakak kandungnya, dan ini yang di kasih ibu panti saat aku tanya tentang Dira," Dila menyerahkan surat dan poto yang ia temukan di dalam kamar Lilis 2 hari yang lalu.

Santi langsung meraih dan membaca surat tersebut, ia sedikit kaget setelah membacanya dan meraih poto saat bayi kedua anak kembar tersebut. "Na...nama kamu juga Dwi Arianti?" Tanya Santi menatap Dila.

Dila bergeleng, "ibu panti ganti jadi Nadila Dwi Arsada," jawabnya sambil tersenyum simpul.

Santi terdiam melihat ke arah Dila, "a...-" belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, Santi sudah terlebih dahulu pingsan.

Agam dan Dila langsung panik dan langsung memindahkan Santi ke kamarnya, "kamu tunggu sini aja ya?" Pinta Agam saat menggendong istrinya.

Dila mengangguk paham, lagipula iabjuga tak punya hak untuk memasuki kamar orang lain sembarangan. Agam beranjak naik ke lantai 2 dan membawa Santi sambil memanggil Bi Anis. Sekarang hanya Dila yang ada di ruang tamu tersebut, sepi sunyi bahkan terbilang sangat sunyi, rumah besar yang kini hanya dihuni oleh sepasang suami istri.

"Jadi dulu Dira tinggal disini?" Tanya Dila menatap sebuah poto keluarga, Santi dan Agam memegangi pundak Dira yang tengah tersenyum lebar. Tak tau diambilnya kapan tapi tinggi Dira terlihat tak lebih seumuran anak kelas 5 SD.

Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang