Agra sudah hafal kode nama kamera cctv tersebut sejak lama. Mereka berjalan berdua mengendap-endap di lorong sekolah yang biasanya ramai oleh murid-murid. Namun kini sepi, siapa juga yang ke sekolah jam sembilan malam.
"Nggak bawa hp kan?" Tanya Agra berbisik.
Dila mengangguk. Agra sudah mengatakan kalau mereka tak usah membawa hp untuk menyusup ke ruangan kepala sekolah. Itu adalah bagian dari rencana yang ditambah Agra. Mereka bisa bebas dari bukti jika mereka mencurigai kalau mereka menyusup ke ruangan kepala sekolah malam ini. Saat ini mereka masih berada sekitar setelah kilometer dari ruangan kepala sekolah.
Agra membawa sebuah benda yang mirip game bot dimata Dila. Ntah ala yang dilakukan Agra yang pasti itu berhubungan dengan cctv di lorong yang akan mereka lewati.
"Ingat Dila, waktu kita singkat. Kita harus lari ke ruangan kepala sekolah dalam waktu dua menit. Cctv di lorong ini nggak bisa di nonaktifkan lebih dari itu." Ucap Agra dengan wajah serius.
Dila mengaduh. Jarak 50 meter malah di suruh lari dalam waktu dua menit agaknya mustahil untuk remaja jompo seperti Dila. Namun ia tak menyerah di keadilan sang adik. Dila dan Agra bersiap-siap untuk lari. Tangan Agra semakin cepat mengutak-atik tombol di benda yang ada di tangannya saat ini.
Suasana benar-benar tegang. Jika mereka gagal menonaktifkan cctv maka mereka akan tertangkap basah dalam kameranya. Meskipun pakaian mereka saat ini sangat menyembunyikan wajah dan penampilan namun tak susah untuk mencari tahu menilik pak Mahessa memiliki salah satu kenalan dari biro kepolisian.
"Sekarang!" Seru Agra.
Mereka berlari lewati lorong yang gelap. Hanya langkah kaki mereka yang terdengar disepanjang lorong. Dila sedikit terengah-engah karena tak biasa dengan lari sejuah ini dalam waktu sesingkat itu. Agra terlihat baik-baik saja, kakinya panjang jadi langkah jauh lebih cepat dari langkah Dila. Tinggal 38 meter lagi waktu yang tersisa 1 menit 22 detik.
Capek banget anjir! Masih jauhkah? Batin Dila yang kelelahan.
Waktu semakin mepet mereka berdua semakin mempercepat lari mereka menuju ruangan kepala sekolah yang sangat ketat dijaga oleh penjaga digital. Tersisa 50 detik, jaraknya masih tersisa 23 meter lagi.
"Nggak kuat gua," ujar Dila terengah-engah.
Agra melirik Dila yang terlihat kelelahan karena berlari terlalu jauh dalam waktu singkat. "Ayo dikit lagi." Ucap Agra menyemangati.
Tinggal 24 detik lagi. Jaraknya 14 meter lagi. Benar-benar waktu yang menegangkan. Kali Dila sudah tak kuat lagi untuk dibawa berlari tapi jika mereka ketahuan maka rencana ini akan gagal total dan Dila akan dimarahi Clara karena tak mendengarkan sarannya. Mengingat-ingat Clara membuat semangat Dila mendadak membara, ia lebih memilih di marahi guru dibandingkan dengan Clara yang kalau sudah bicara menohok sampa ke ulu hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Kembaranku [Slow Update]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] SCHOOL STORY 🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang 🙏 SMA Royal Elit, siapa yang tak tahu dengan satu sekolah ini. Sekolah yang memiliki murid-murid genius ataupun anak-anak yang berasal dari keluarga berada. Sekolah berbasis i...