Bab 32

316 17 2
                                    

Kabar buruk yang terjadi pada Dila tadi sudah sampai ke telinga Agam dan Santi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar buruk yang terjadi pada Dila tadi sudah sampai ke telinga Agam dan Santi. Kini sepasang suami istri tersebut dengan tergesa-gesa langsung menuju ke rumah sakit tempat Dila di rawat.

Santi terlihat mulai kumat lagi, ia bahkan bicara yang tidak-tidak dan mulai memikirkan kejadian naas Dira dahulu. Agam menenangkan istrinya sambil terus menyetir mobil hitam miliknya.

Jarak rumah sakit tempat Dila di rawat dengan rumah Agam berjarak lumayan jauh, ia membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk sampai ke sana. Bahkan Santi langsung turun dari mobil begitu berhenti di parkiran rumah sakit.

"Santi!"

Wanita itu tak menghiraukan panggil Agam, ia terus berlari menuju ke dalam rumah sakit dan berlari kesana kemari mencari keberadaan Dila.

"Dira! Sayang!"

"Santi! Tenang lah, ini rumah sakit!" Agam menarik Santi agar tidak membuat masalah di dalam rumah sakit tersebut.

"Ta..tapi mas! Dira! Dira! Dira!"

"Udah tenanglah, aku yakin dia nggak kenapa-kenapa," ujar Agam menenangkan istrinya yang tampak masih tak karuan. 

Mereka melanjutkan berjalan dan bertanya ke seorang tenaga medis, menanyakan keberadaan gadis remaja yang barusaja di bawa ke rumah sakit beberapa waktu yang lalu. Dila berada di lantai 1 dan di daerah sebelah timur rumah sakit, Agam dan Santi bergegas menuju ke sana.

Hanya langkah mereka yang terdengar di lorong tersebut, Santi terlihat ingin menangis dilihat dari matanya yang sudah memerah. Agam hanya diam tanpa memasang ekspresi apapun karena kekhawatiran sudah menyelubungi kepalanya terlebih dahulu.

Sesampai di ruangan yang di tuju Santi dan Agam bergegas masuk ke dalam ruangan yang diisi oleh seorang pasien yaitu Dila.

"Dira!" Panggil Santi langsung menghampiri gadis yang sedang terbaring tak sadarkan diri tersebut.

Ternyata masih ada Agra, Rafka, dan Leo disana. Mereka bertiga tampak duduk di sisi kiri ranjang Dila sedangkan Leo memilik berdiri di dekat jendela ruangan. Agam mendekati Dila sedang terbaring diam. Wajahnya membengkak bahkan sampai di tutupi dengan perban.

Agra menatap kedua orang tersebut dengan tatapan datar, ia memerhatikan Santi yang langsung memegangi tangan Dila sambil berurai air mata.

"Dira! Sayang ini mama lho!" Ujarnya sambil menangis.

Agam menundukkan kepalanya dengan wajah aneh, menghela nafas kasar dan tampak sedang menahan amarah, "jelaskan apa yang terjadi padanya," ucap Agam dengan nada menekan.

Agra mengangguk, "saya akan sampaikan mari bicara di luar saja," jawab Agra membuat Agam mengangkat pandangannya.

Benar juga, terlalu cepat untuk mendengarkan penjelasan ini melihat dirinya yang masih belum sepenuhnya stabil, batin Agam setelah mengiming-imingi.

Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang