Bab 61

259 11 2
                                    

Hampir 30 menit Clara dan Dila menaiki angkutan umum tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir 30 menit Clara dan Dila menaiki angkutan umum tersebut. Mereka akhirnya turun di pinggir jalan raya. Di seberang jalan terdapat sebuah gang sempit yang terlihat tak dihiraukan oleh orang lain saat lewat ke sana.

"Ayo, katanya di dalam gang itu ada warnet." Ujar Clara sambil melihat hp di tangannya.

Dila mengangguk, ia siap untuk berperang secara terang-terangan dengan keluarga Mahesa kali ini. Sudah cukup lama dirinya bersabar diri, hidup bersama pada pembunuh itu. Kedua gadis itu berjalan dengan langkah sedikit cepat, memasuki gang kumuh tersebut. Didalam gang tak banyak yang di lihat kecuali tumpukan sampah di jalan dan beberapa kotoran hewan yang hampir terinjak oleh Dila.

Kedua gadis itu membawa tas sekolah mereka. Sebelum ke warnet mereka sempat berhenti ke sebuah WC umum untuk berganti pakaian, mengenakan masker agar tidak pusing karena bau selokan tersumbat yang sangat bau.

Setelah berjalan beberapa menit akhirnya terlihat sebuah warnet dengan pintu kayu yang miring serta sebuah label besar di depannya, bertuliskan Warnet Eka. Clara menelan ludah begitu masuk, didalam sana sudah berkumpul para pengguna warnet yang terlihat sangat tak enak untuk di pandang. Pria buncit yang merokok dan pop mie yang sudah mengering di atas warnet, anak muda dengan kantung mata yang parah, lalu anak kecil yang sedang menonton video anak-anak.

Dila dan Clara memilih duduk di meja paling ujung, terlihat tenang dan sepi.

"Astaga tempat macam apa ini?" Gumam Clara sedikit risih dengan bau rokok.

Dila menghela nafas, "biasalah namanya juga gang." Jawab gadis itu sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Dila juga mengeluarkan kamera yang digunakan untuk merekam benda-benda yang ada di lemari pak Mahesa itu.

Clara mendekat, "jadi dimulai dari mana?" Tanya gadis itu tanpa melepaskan masker di wajahnya.

Dila menyeringai, "tentu aja dari ekor, kita nggak boleh gegabah dan serakah. Kita incar dari ekornya terakhir baru kepalanya." Ujar gadis itu sambil melihat kembali rekaman video di kamera.

Clara menghela nafas singkat, "kalau gitu kita mulai dari Acha." Ujarnya sambil mengeluarkan kembali hp dari dalam kantong celananya.

"Hah? Kok?"

"Pertama kita incar yang di dekat Lancie dulu, kalau udah mereka pasti panik kan? Baru kita pukul satu persatu sampai mampus." Clara menjelaskan sambil memperlihatkan poto saat Acha sedang nge-fly.

Dila memangut-mangut menerima penjelasan Clara. Ada bagusnya ide tersebut, Dila setuju dan akan memulai dengan cara menyudutkan Acha dan sedikit menyeret Lancie dalam kasus ini.

"Terus bikin artikelnya gimana?" Tanya Dila sedikit bingung.

"Tenang aja gua tahu gimana caranya kok." Jawab Clara siap untuk mengeluarkan semua kemampuan merangkai kata-katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang