1 minggu kemudian.
Kini telah tiba pula hari selasa kedua Dila memasuki area SMA Royal Elit, kini seragam yang dikenakan gadis itu tampak sudah bersih dari cat minggu lalu.
Kasus tersebut sampai ke telinga buk Sona dan membuat ketiga gadis itu mendapatkan poin merah untuk ke dua kalinya.
Sistem hukuman di SMA Royal Elit terbilang unik, dimana siswa-siswi akan diberikan poin hukuman berdasarkan kesalahan mereka. Contohnya telat maka kalian akan mendapat 1 poin putih dan hukumannya hanya sekedar membersihkan kelas atau lapangan sekolah. Poin kuning untuk masalah antar siswa seperti berkelahi. Sedangkan poin merah diberikan pada siswa-siswi yang melakukan kesalahan sampai menyangkut masalahnya dengan buk Sona selaku wakil kesiswaan. Biasanya hukuman yang di dapat antara lain skorsing atau D.O.
Gara-gara Lancie anak kepala sekolah malah dapet hukuman poin putih,batin Dila tak terima.
Kini gadis itu sedang berada di balik sebuah ruangan, ia sengaja kabur dari pembelajaran pertama yang menurutnya pasti akan membosankan dan membuatnya mengantuk.
"Jadi bagaimana? Ada kemajuan?"
"Huh?"
Suara seorang pria ya g terdengar familiar di telinga Dila membuat gadis itu melihat ke sekelilingnya sembari memasang telinganya dan mendengarkan dengan saksama.
"Belum pak, bapak Andra masih belum menunjukkan keinginan untuk kerjasama," jawab seorang pria lainnya.
Kini Dila merasa yakin kalau sumber suara berasal dari dalam ruangan tempat ia bersandar kini, Dila menginjak bagian dinding yang sedikit menonjol dari bagian atasnya dan mengintip diam-diam dari balik jendela yang bertirai.
Anjir kagak kelihatan banget, batin Dila jengkel.
Gadis itu sibuk memperbaiki posisi agar bisa mendapatkan pijakan yang aman dan tentunya dapat mengintip sempurna. Dila terus bergeser ke kanan walau sekali ia hampir saja jatuh.
Kini terlihat jelas ada pak Mahessa dan seorang pria kurus berkacamata kotak, ia terlihat sangat lelah jika dilirik dari kantung matanya yang sudah menggelap. Mereka tampak sedang membicarakan hal serius di dalam sana.
"Bagaimana dengan uang? Sudah kau tawari?"
"Sudah pak, tapi pak Andra masih acuh dan tak peduli."
Kok pada ngomongin om Andra? Ngapain sama om Andra? Batin Dila heran.
Mahessa menghela nafasnya, "pokoknya kalian harus bisa membuat dokter itu berpihak pada saya dan putri saya." Ujar pak Mahessa dengan nada yang sedikit meninggi.
Pria berkacamata itu menggeser kacamatanya, "saya akan berusaha agar tak mengecewakan anda pak." Jawabnya dengan nada penuh rasa hormat.
Pria paruh baya itu mengangguk dan sedikit mengubah posisi duduknya,"bagaimana dengan si Agam itu?" Tanyanya dengan wajah seakan mencemooh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Kembaranku [Slow Update]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] SCHOOL STORY 🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang 🙏 SMA Royal Elit, siapa yang tak tahu dengan satu sekolah ini. Sekolah yang memiliki murid-murid genius ataupun anak-anak yang berasal dari keluarga berada. Sekolah berbasis i...