Bab 44

224 13 0
                                    

Dila melirik diam-diam setiap sudut ruang tamu yang sekarang ia berada, warna cat yang hanya satu dan kebanyakan barang di susun rapi di tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dila melirik diam-diam setiap sudut ruang tamu yang sekarang ia berada, warna cat yang hanya satu dan kebanyakan barang di susun rapi di tempatnya. Di hadapannya ada seorang wanita yang tampak lesuh sedang berbisik pada seorang wanita lainnya yang tampak adalah seorang ART di rumah tersebut.

Suasana tegang banget dah, batin Dila tak nyaman.

Begitu selesai mendengarkan wanita itu beranjak pergi meninggalkan Dila, Agra, dan wanita yang terlihat sedih itu di ruang tamu. Ia menatap Dila dengan tatapan sayu dan mata yang memerah.

"Temannya Bunga?" Tanya wanita itu dengan suara yang bergetar.

Dila mengangguk, "iya, teman sekelas." Jawabnya sambil menatap lurus ke arahnya.

Agra hanya memilih diam, mendengarkan kedua wanita di sana mengobrol, wanita itu tampak tersenyum pahit yang mengundang tanda tanya pada kedua remaja tersebut.

"Ah! Saya Devi ibunya Bunga," ujar wanita itu memperkenalkan diri sembari mengusap pelan air matanya.

"Dira sama Agra," jawab Dila memperkenalkan diri juga.

Mata Devi terbuka lebar, ia tampak terkejut mendengar nama barusan, ntah yang membuat kaget dirinya apakah nama Dira atau Agra.

"Dira ya? Gimana udah sehat?" Tanyanya dengan tatapan sedikit aneh.

Dila mengangguk dengan wajah ragu, Devi menghela nafas berat, "maaf ya, Tante agak berantakan,"

"Nggak masalah kok, ya kan?" Dila bergegas menyikut lengan Agra agar mengangguk mengiyakannya.

Devi tersenyum lembut, ia menatap senang melihat Dila yang tampak baik-baik saja, "mau ketemu Bunga ya?" Tanya Devi.

Dila kini memasang wajah seriusnya, gadis itu mengangguk sekali lagi, "iya Tante, mau ngebahas sesuatu," jawab Dila.

Devi menggelengkan kepalanya, "sayangnya kamu nggak bisa lagi," kata Devi membuat Dila bertanya-tanya.

"Lho kok?"

Lah? Ini gimana dah? Kok nggak bisa ketemu? Kan udah di rumahnya ini, batin Dila tak terima.

Pundak Devi bergetar membuat Dila tampak semakin bingung apa yang tengah terjadi, "Bu... Bunga," ucap Devi dengan suara serak, "Bunga udah nggak ada."

Mata Dila mengerjap gak percaya, Agra yang ada di sebelah Dila juga tengah memasang eksepsi wajah yang sama terkejut dan tak menyangka.

"Bu.."

"Yang kalian tahu pasti Bunga di keluarkan dari sekolah karena kasus bully kan?" Tanya Devi tanpa menatap kedua remaja tersebut.

"Iya," jawab Dila singkat.

"Kamu yang jadi korban kan?" Tanya Devi lagi, kali ini ia mengangkat pandangannya ke arah Dila, tatapan antara sedih dan tak terima.

Dengan berat hati Dila menganggukkan kepalanya, "iya, ta.. tapi saya tahu kalau bukan Bunga pelakunya."

Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang