Bab 42

226 11 0
                                    

Gilak, keren banget dah, batin Dila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gilak, keren banget dah, batin Dila.

Satu hal yang sangat tak di sangka Dila akan Agra, ia memang mendengar kalau keluarga kaya tapi ia sangat tak menyangka kalau jauh lebih kaya dari Agam. Kini sebuah rumah mewah ala hotel bintang enam terbangun megah di depannya. Bertingkat 7 yang memiliki taman di depannya, mulai dari berbagai macam bunga mahal seperti tulip ataupun lainnya tampak tertanam rapi dan cantik di sana.

Dila mendongak melihat ke lantai paling atas bangunan tersebut yang sama sekali tak dapat ia perhatikan dengan saksama, yang dilihat mata gadis itu hanya jendela dan teras dari lantai 7 tersebut.

Agra menaruh mobilnya ke bagasi mobil yang berada di sebelah kanan rumah, ia berjalan mendekati Dila yang masih terkagum-kagum melihat rumah besar tersebut.

"Ayo masuk," ajak Agra pada Dila.

Gadis itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suaranya, ia masih sangat tak percaya akan kekayaan yang dimiliki keluarga Shankara yang kini ada di depan kedua matanya. Di dalam Dila di sambut dengan puluhan barang mewah yang tertata rapi, mulai dari sofa, meja, lukisan abstrak, jam dinding yang terlihat ada lapisan emas nya, dan sebuah TV pipih yang tertempel di dinding rumah bercat warna pewter.

"Agra udah pulang?" Sambut seseorang.

Dila mengelilingi pandangannya mencari sang sumber suara tersebut, kini seorang wanita cantik dengan tubuh tinggi tengah berjalan menuruni sebuah tangga. Ia tampak mengenakan dress berwarna putih selutut dengan sedikit garis hitam yang merentang panjang dari ujung atas sampai bawah. Rambut berwarna merah maroon yang di biarkan tergerai indah.

Cuantik banget, emaknya Agra ya? Pikir Dila terpesona melihat wanita tersebut.

Wanita itu semakin berjalan mendekati mereka berdua dengan senyum simpul yang memabukkan Dila. Agra tampak mengelakkan pandangannya dari wanita tersebut seolah tak ingin bicara dengannya.

"Bawa teman ya?" Ujar wanita itu.

Dila tersenyum lebar, "halo Tante," sapanya dengan nada riang.

"Halo~" balas Milfa dengan senyum simpul, "Agra, kamu-"

"Nggak usah sok perhatian, bersikap seperti biasanya aja," potong Agra dengan nada dingin.

Dila kaget bukan main, ia tahu kalau Agra sering bersikap dingin dan cuek bahkan ketus abis, tapi baru kali ini ia mendengar Agra bicara dengan nada yang sangat tak bersahabat seperti barusan. Agra tampak tak ingin berlama-lama di dekat Milfa ia langsung beranjak pergi begitu saja.

Lah gua di tinggal gitu aja? Batin Dila.

Milfa tampak sedih, ada sedikit air mata yang menggenang di pelupuk matanya, tatapan sayu yang tampak juga penyesalan di dalamnya. Dila baru sadar kalau wanita yang kini di hadapannya adalah seseorang yang sering ia lihat waktu menengok tv, wanita yang menjadi artis terkenal akan salah satu judul filmnya yang berjudul 'Im Your Mother'.

Emaknya Agra nih artis itu kan? Yang main film emak-emak yang nyari anaknya itu kan? Batin Dila syok.

Milfa mengalihkan pandangannya ke arah Dila, kembali memasang senyum lebar, "nama kamu siapa sayang?" Tanyanya dengan nada lembut.

"Di- Dira Tante," jawab Dila sedikit canggung.

Siapapun pasti akan canggung jika di dekat seseorang yang terkenal seperti artis atau penyanyi favorit semua orang.

"Pacar Agra?"

"Bukan."

Tanpa basa-basi Dila langsung membantah pertanyaan Milfa barusan, ia masih heran kenapa semua orang akan beranggapan kalau dirinya dan Agra adalah sepasang kekasih.

Di lihat dari mana pun tu anak nggak bakal pernah punya pacar, batin Dila dengan senyum meledek.

Milfa tersenyum simpul, "mau belajar ya?"

"Oh~ nggak kok Tante, mau ngajak Agra keluar hari ini," jawab Dila sambil melambaikan satu tangannya.

"Mau makan dulu sebelum makan nggak?" Ajak Milfa sambil menatap lekat Dila yang langsung menggelengkan kepalanya.

"Nggak usah Tante, rada buru-buru soalnya," tolak Dila, bukan tak mau tapi mengingat waktu yang ia janjikan dengan Agam, rencananya tak akan cukup waktu nantinya.

Milfa mengangguk, "yaudah nggak apa-apa," jawabnya walau terdengar sedikit aneh di telinga Dila.

Dila mengikuti petunjuk yang di berikan Milfa kepadanya, ia berjalan menuju lift yang akan mengantarkannya ke lantai 3, dimana kamar Agra berada.

"Gila ini rumah atau hotel sih? Pake lift segala," gumam Dila saat berada di dalam lift yang sedang naik.

Pintu lift kembali terbuka saat sudah sampai di lantai 3, Dila menoleh ke sana kemari mencari keberadaan Agra yang sama sekali tak terlihat di matanya. Ia terus menyusuri lantai 3 membuka pintu ruangan yang ia temui satu persatu tanpa basa-basi, kini perhatiannya tertaruh pada pintu paling ujung yang berada di sebelah kiri.

Di sana kali ya? Nggak ada orang juga, nggak ada salahnya gua cek, batin Dila.

Dila bergegas mendekati pintu tersebut, tak ada tanda-tanda pintu tersebut di kunci. Dila dengan cepat membuka pintu dan berteriak memanggil Agra.

"Ak!"

"Ah!"

Beruntung atau bagaimana Dila menemukan Agra di dalam kamar tersebut, ia tampak sedang membuka kemeja putih, 3 kancing atas yang terlihat sudah terbuka hingga mengekspos dada bidang milik Agra, ia menatap kaget ke arah Dila yang juga sedang cengo ke arahnya.

"Dir-"

"SORRY GUA NGGAK BERMAKSUD!" Teriak Dila bergegas menutup matanya sambil membanting keras pintu kamar.

Agra menggosok belakang kepalanya dengan ekspresi sulit di artikan, sedikit warna merah terlindungi di kedua daun telinganya. Diluar Dila sudah memukuli kepalanya sendiri sambil sesekali menggosok kedua matanya dengan tangan.

"Akh! Mata gua yang suci!" Ujar Dila seraya menggesek telapak tangan ke matanya.

Malu menang, ia sangat malu saat ini seakan dirinya adalah orang mesum yang barusaja berhasil mengintip targetnya. Wajah Dila memerah seperti kepiting yang matang di rebus dan di tutupi oleh kedua tangannya yang terlihat ikut sedikit memerah.

Gua pengen ngilang dari dunia ini! Batinnya benar-benar malu.

Ia masih ingat bagaimana bagusnya otot dada Agra yang sekilas ia lihat tadi, kulit putih bening tanpa ada cacat sedikitpun, bahkan lehernya yang sangat menggoda kaum-kaum hawa.

"Please siapapun kasih gua info soal dukun yang bisa ngapus ingatan," rengeknya benar-benar merasa malu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia Kembaranku [Slow Update] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang