—
Runyam.
Ajun melewatkan segala hal selama tiga hari penuh, ia melewatkan kelasnya, dan tidak berinteraksi dengan siapapun selama tiga hari.
Begitupula dengan Julian yang semenjak perdebatannya dengan Ojan, Ojan sangat jarang memberinya kabar.
Semuanya mendadak runyam hanya dalam hitungan jam.
Juju mengetuk pintu kamar kakaknya setidaknya enam kali sehari untuk memastikan kakaknya masih bernafas.
Sampai hari ini, hari ke empat setelah malam itu. Ajun keluar dari kamarnya dengan rambut yang setengah basah. Ia terlihat baru saja menyelesaikan acara mandinya dan menemukan Juju yang duduk di karpet dengan laptop di pangkuannya.
“abang gak papa?”
Ajun sepertinya bosan mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut adiknya. Ia menatap adiknya dan menganggukan kepalanya,
“sekarang abang laper”
Juju terkekeh dan memindahkan laptop dari pangkuannya.
“adek masakin, abang tunggu sebentar ya”
Namun alih alih menunggu dengan tenang, Ajun mengekori adiknya ke dapur. Memperhatikan gerak gerik gesit Julian yang mengambil bahan bahan di kulkas dan peralatan untuk memasaknya.
“maaf, abang jadi biarin kamu masak dan makan sendirian..”
“gak papa, sekarang udah sembuh?”
Ajun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“hng, btw kak El sering mampir ya?”
“yaa, semalem juga kesini. kemarin dia nginep bobo kamar aku. katanya mau lihat abang keluar kamar tapi abang gak keluar keluar”
Ajun tersenyum kecut, pilihannya untuk mengurung diri sebenarnya bukan keputusan terbaik. Tapi sesuatu terjadi dan membuatnya menjadi pengecut untuk terus menjalani hari seperti biasa. Jadi dia mengambil sedikit waktu untuk perlahan terbiasa dengan rasa sakit yang diberikan.
“you might hurt, but life goes on. abang gak bisa kabur terus terusan.. kalau terlalu sakit bisa di bagi sama adek, apa gunanya adek disini tinggal berdua sama abang tapi abang milih buat nyimpen semuanya sendiri?”
—“enak?”
“ten out of ten! kok kamu jadi jago masak sih?”
“hehehe”
Juju ikut senang melihat akhirnya Ajun mau kembali beraktifitas seperti biasa. Walau mungkin kakaknya itu belum mau menceritakan semuanya kepadanya.
Ponsel Juju bergetar menandakan pesan masuk.
“siapa? Ojan?” tanya Ajun.
Juju tersenyum kecut. “bukan, ini kak El nanyain abang”
Ajun sadar ketika mendapati reaksi Juju yang tidak terlihat begitu senang saat nama kekasihnya disebutkan.
“gimana kabarnya Ojan?”
Hmm..
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR✓
FanficMereka dan dunianya. - bxb! - fiksi lokal, bahasa - harsh words - w/ main pair harukyu; woohwan; hoonsuk.