—
Bicara soal sedih, Juju sudah lelah dengan itu. Meskipun rindunya gak pernah kunjung padam. Rasanya terus merindu, begitu senja datang hatinya merengek tak karuan.
Hidup sendirian belum pernah jadi bayangannya sampai ia —dengan tekat yang tersisa mengambil pendidikan lanjutan untuk gelar masternya di luar negeri. Tidak ada Ajun, tidak ada pula suami dari kakaknya yang tidak kalah ikut berperan penting, juga, tidak ada Ojan...
Lantas...
Musik itu berhenti, ia memaksa matanya terbuka untuk memastikan ia mendengar suara itu lagi. Ketika matanya menangkap bayangan sosok yang menjadi pemeran utama dari tangisnya semalam. Setengah terbaring dengan satu tangan yang dilipat dibelakang kepala.
Buat Juju tersentak dan bangun dengan gesit, menopang tangannya di atas dada lelaki itu.
“kakak?” memastikan kekasihnya itu nyata, atau hanya sekedar bayangan yang terpancing oleh deras tangis semalaman. Takut delusi yang bermain.
Pinggangnya dirangkul, bawa badannya ke pelukan. “jangan kayak abis liat setan begitu.”
Oh, hampir aja.
Hampir aja Juju dinobatkan jadi pacar gila yang kerjaannya melankolis kalau malam tiba. Tau taunya, Ojan beneran ada disana.
Tiga, atau empat. Cowok itu gak cuma sekali dua kali tiba tiba muncul kayak hantu. Ngaku malas ngabarin kalau mau dateng. Atau alasan paling gila, pernah... “aku tadi iseng aja ngiter, udah kayak ojol. eh tiba tiba udah di bandara. ya udah, sekalian aja aku pesen tiket biar ketemu kamu”
Dasar.
“kangen ya?” mulai tuh narsisnya, tapi Juju malah gak ngelak dan ngangguk aja.
Ojan bawa helai rambut pacarnya itu kepinggir, sambil senyum tipis. “kangen banget?”
Habis geleng terus jawab, “aku kangen banget donatnya bunda...”
Wajarkan kalo donat jadi sering di bawa bawa, selain playlist keramat, keduanya memang sedikit agak lebay soal hubungan jarak jauh.
Gak cuma Juju yang kadang masih suka sembunyi sembunyi pengen pulang, si Ojan Ojan itu malah gak pernah ada niat nahan diri dari memesan tiket bahkan walau baru aja balik tiga hari yang lalu.
Apa kabar isi dompet? Jangan sampai visa yang ketahan, demi rindu yang tak tertahan.
“yaudah besok aku kalo kesini sekalian bawa ayah bunda” sahutnya.
Bikin Juju meringis. Orang gila mana.
Tapi ya udah, temu kangen itu lalu di lanjut dengan ciuman ciuman kecil. Gak terburu buru soalnya Ojan orangnya santai aja. Masih mau tau kenapa mata Juju sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR✓
Fiksi PenggemarMereka dan dunianya. - bxb! - fiksi lokal, bahasa - harsh words - w/ main pair harukyu; woohwan; hoonsuk.