—
Pukul 9 pagi, Ojan dan Handaru baru saja memarkir kendaraan mereka diparkiran sekolah.
Mengenakan seragam khas sekolah untuk hari rabu. Haru dengan sengaja mengenakan hoodie agar tidak perlu mengenakan atasan batik khas sekolahnya dan hanya mengenakan kaus didalam.
Ojan sih lebih suka tampil smansa all out, memperlihatkan lengan kekarnya, apalagi sengaja pakai jam tangan rolex pemberian bunda di sweet seventeennya saat itu. Biar kek kakel kakel beken, sipaling sipaling gitu.
Mereka berdua berjalan santai menunju uks, satu tangan Ojan menenteng box makanan yang mereka beli. Serta Handaru yang berjalan dengan kedua tangan dilipat didada, sambil memasang wajah datarnya.
Saat sampai didepan pintu uks, Ojan menyetop langkah Haru.
“bentar, Ru”
“kenapa? lu mau ala ala surprise? kita kan gak beli lilin?”
Ojan berdecak, “bukan itu, tapi komuk lu atur dikit. lu kayak abis ditanya dalam kubur tau gak, sepet banget tuh muka”
“muka muka gue”
“gak gitu, Ru. ini kan moment terakhir kita sama bu wendy—
“kita gak meninggal, Jan”
“TERSERAH LAH BANGSAT”
Ojan udah terlanjur kesel jadi dia buka duluan pintu UKS nya terus ketemu bu wendy yang lagi duduk di mejanya.
“hi mother, Ojan is back”
Bu Wendy terlihat sumringah, ia membuka kedua tangannya menyambut anak asuhnya yang tengil itu.
“untung nyampe jam segini, tadi tuh banyak yang di uks soalnya”
“banyak yang sakit bu?” tanya Ojan.
“pada mual, lagi praktek biologi”
Selanjutnya mereka duduk dilantai. Seperti biasa, buat lingkaran dan makan sama sama.
Namun sepertinya sama seperti dugaan Ojan, Bu wendy menangkap raut wajah Haru yang tidak enak. Ya maksudnya Haru tetap pada wajah masamnya walau sudah diberi makanan kesukaannya.
“Haru kenapa?” tanya Bu wendy.
Ojan yang habis meneguk colanya langsung menyahuti, “jangan di ubris, Bu. emang sepet dari tadi, ditolak cintanya mungkin”
Haru mendengus, “asumsinya jelek mulu”
“ya terus kenapa? cerita dong sama ibu..”
Haru sontak menatap Ibu gurunya yang satu itu. Lalu mengalihkan pandangan ke Ojan yang juga tengah menatapnya seolah mencari jawaban.
“Haru gak kenapa napa, kok”
“bener? gak ditolak kan cintanya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR✓
Fiksi PenggemarMereka dan dunianya. - bxb! - fiksi lokal, bahasa - harsh words - w/ main pair harukyu; woohwan; hoonsuk.