TAKE U HOME [HANDAJUN]; special episode.

1K 92 13
                                    

huru hara minta izin nikah.

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      “yah, buk. aru mau nikah” 

       Anak lanang itu kini lagi bersimpuh di hadapan kedua orang tuanya, sukses bikin kaget sekeluarga persoalan minta nikah di tahun pertama setelah berhasil lolos dari ujian kehidupan yang namanya skripsi. 

Cuma berani nunduk, habisnya pas dia ngasih tau dari WhatsApp ke si ibuk, langsung disuruh menghadap kepala dinasti. Ah, Handaru segan. 

Meskipun tetep dilakuin demi minang satu nyawa yang konon katanya Handaru udah gak bisa tahan buat persunting. Harus, kudu, dan wajib dilabeli milik Alfatih, cucunya ngkong Damar yang punya satu perumahan di jaksel —sayangnya si Patih udah di blacklist dari ahli waris since Ayahnya lebih milih jadi pejabat negeri (dongeng).

       “bukannya kamu baru kerja beberapa bulan yang lalu?” nadanya seolah meragukan putranya itu bisa menghidupi anak orang. 

Handaru menghela nafas, “yaaaa.. iya” jawabnya tanpa pembelaan. 

Lho ya mau bilang apa emang baru mulai kerja. Gajinya masih belum nyentuh dua digit, pun. 

        “lha terus? mau nikah pake apa?” 

        “ya ada….

        “berapa?

        “ya ada lah pokoknya mah. gak perlu disebut juga, yang penting aru yakin bisa cukup” 

        “ngawur anak ini. ya kalau mau orang tua setuju, disebut lah! kami harus tahu kamu punya budget berapa!” 

Ya sudah dari pada ribut sendiri, yang ada jadi tersangka anak durhaka, Haru buru buru sebut nominal yang berhasil bungkam si bapak kumis itu. Jelas kaget soalnya sekeluarga gak ada yang tau Handaru nuyul. 

       “gimana, bossku?” 

Si ibu lantas mengambil alih, sentuh bahu Handaru pelan, “ibuk pengin ketemu galuh ya ru” 

       “gampang, diatur ngikut jadwal ibuk aja ntar” 

Paruh baya itu mengangguk, ia beranjak berkata ingin mengambil ponselnya untuk supaya Haru bisa menyimpan kontak milik kekasihnya itu disana. 

       “yakin?” kalau ini Ayahnya lagi yang ngomong. 

Handaru mengangguk, “urusan urgensi, paham gak?” 

Tangan si pak tua udah naik mau nampol anaknya tapi gak jadi, “umurmu baru segitu, emang mau direstui orang tuanya?” 

Lihat anaknya yang malah garuk garuk tengkuk, Ayah dua anak itu jadi semakin ragu. Masih nunggu jawaban, soalnya gak semua anak muda paham nikah tuh bukan cuma di status hubungannya, jelas secara resmi mengikat dua orang, dua nyawa, dua kepala, dua status sosial, dua hal yang mungkin dan bisa jadi gak seimbang. 

SUGAR✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang