Chapter 6 :「Aroganz」

281 45 0
                                    


"Itulah sebabnya aku sangat menyukai Anda, Yang Mulia."

An tersentak mendengar kata tersebut dari seseorang yang berada disampingnya, ia adalah Hana.

An bahkan terkejut dengan lokasi dia berada saat ini, sebelumnya dia berada di labirin, tapi sekarang dirinya berada di bawah pohon beringin di taman belakang istana.

An menoleh kesamping kepada Hana, menatapnya dengan bingung. 'Bagaimana aku bisa disini?' batinnya bertanya sendiri.

"Hana?"

Hana menjawab dengan senyuman kepada An.

[Kau hanyalah jiwa liar yang terpilih beruntung oleh Maha Agung.]

Tiba-tiba suara seseorang terdengar ditelinga An. Waktu seolah berhenti, tak ada angin, tak ada suara sedikitpun yang terdengar saat itu, sampai-sampai nafas dirinya sendiri bahkan bisa ia dengar.

Entah dia sedang berada dimana, tapi yang pasti dia sedang berada di bawah pohon beringin besar bersama dengan Hana.

[Ketujuh belas orang pewaris gelar Sawas. Dari sekian banyak itu hanya ada satu yang berada di paling atas, yaitu kau.] kata seorang berjubah hitam dengan aksen hijau menunjukkan jari ke arahnya. Dia baru saja muncul di depan An, tak jauh dari tempat ia duduk.

An terkejut dengan orang itu yang secara tiba-tiba muncul.

"Si-siapa kau?" tanya An.

[Deneb, Deneb Al Okab.] jawab dia suara khas, serak tapi sedikit melengking.

Dari suaranya, dia sepertinya tidak memilki niatan jahat kepada An. Namun itu tidak menurunkan kewaspadaannya terhadap pria misterius itu.

"Anas, Annas Gilbarits," An balik memberi tahu namanya.

[Ya. Aku tahu kau. Bahkan aku lebih mengenalmu dari dirimu sendiri.] ucapnya, yang membuat An menarik alisnya.

[Kau adalah Jiwa liar yang dipilih beruntung oleh sang pencipta, Maha Agung, eN_Altheir.] tambah Pria misterius itu.

Perkataan itu membuat An semakin bingung. Dirinya tiba-tiba saja berada disini, lalu muncul Pria aneh yang berkata kalau dirinya adalah Jiwa liar, apa yang sebenarnya terjadi sih?

"A-apa maksudmu?" An menatapnya dengan wajah bingung. 'apaan sih?!' batinnya.

[Kau pikir kau di panggil ke dunia ini karena reinkarnasi? Alasanmu dipanggil kesini adalah atas perintah mutlak Maha Agung. Dia ingin kau membuat sesuatu menarik di dunia ini.] jawabnya.

"Maha Agung, maksudnya N Altair itu?" ucap An kurang yakin, sebelumnya pria bernama Deneb menyinggung nama itu.

Mendengar An menyebutkan nama eN_Altheir dengan mudahnya membuat Deneb murka. Dia berlari ke arah An dan langsung menarik kerah baju An dengan erat hingga laki-laki kurus itu terangkat keatas sampai kakinya tidak menapak ke tanah.

[Jaga ucapan mu itu, jangan sampai mulut hinamu menyebut nama Ia yang Maha Agung.] ketus Deneb menekan suaranya.

An bingung, bahkan sampai saat ini dia tak tahu maksudnya apa, tapi kenapa dia tiba-tiba marah kepadanya.

"Apa maksudmu. Lepaskan!" balas An sedikit meninggikan suaranya. "Kau bahkan ngelantur tak jelas, terus tiba-tiba marah kepadaku. Apaan sih!?" lanjutnya kesal.

Deneb menurunkan An dan melepaskan cengkraman tangan darinya. An lega karena bisa nafas kembali walau masih tersengal-sengal.

[Baiklah jika kau tak mengerti, lagi pula ini belum saatnya kau paham maksud dari perkataan ku ini.] ucap Deneb, kali ini nadanya kembali tenang. [Kau akan faham suatu saat nanti.] tambahnya.

Reinkarnasiku Menjadi Seorang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang