".... Dan kita sekarang berada dilantai terakhir, lantai tujuh. Disini merupakan lantai Last Bos-nya," Wais-salah satu anggota Dungeon Explorer- menjelaskan semua yang mereka temukan selama tujuh hari di dalam Dungeon.
Setelah tujuh hari, akan ada laporan baru dari anggota ekspedisi kepada Robi selaku kepala Dungeon Explorer. Laporannya akan dilakukan langsung di lapangan agar dapat memantau perkembangan terkini secara langsung.
Robi mengedarkan pandangannya ke sekitaran. Ruangan bos yang luasnya sekitar 50m dengan tinggi ruangan 10m meter ini cukup berbeda dengan ruangan-ruangan sebelumnya.
Di ruangan ini dinding-dinding ruangan dihiasi ukiran rumit yang indah, ditengah-tengah ruangan terdapat Altar dan Sarkofagus, lalu bagian dinding paling depan terdapat pahatan patung yang bersatu dengan dinding; patung itu berbentuk manusia tetapi memiliki sayap dan berkepala burung.
"Tahu tokoh itu?" tanya Robi terus memandangi patung yang terlihat begitu agung.
"Patung ini merupakan bentuk dari makhluk utusan sang Pencipta yang membawa berita perubahan sistem dunia 23.800 tahun lalu. Anqa, Sawas pembawa kabar." jelas Wais.
Robi mengangguk-angguk sambil melangkah menuju kotak besar yang merupakan Sarkofagus. Dia sebenarnya ingin tahu isi dari dalam Sarkofagus itu, namun itu pasti tidak diperbolehkan. Itu sama dengan merusak namanya.
Robi meraba-raba permukaan Sarkofagus yang sepertinya terukir suatu. "Tulisan Aramaic lagi, ya?" gumam Robi memperhatikan satu-persatu tulisan yang ada dipermukaan itu.
""Ketika dunia dalam 400 bulan di kegelapan, sang utusan akan lahir dan merubah dunia..." ini syair kuno." ucap Wais.
"Kau bisa membacanya?"
"Bisa membacanya sih tidak, lebih tepatnya beberapa tulisan yang sama muncul di ruangan Last Boss yang pernah aku kunjungi." jawab Wais.
Robi memperhatikan tulisan-tulisan itu tanpa henti. "Lalu, apa lagi yang tertulis disini?" tanya Robi, pasalnya disini tulisannya cukup panjang, tidak mungkin arti tulisannya sependek itu.
"Soal itu, saya tidak hafal lanjutannya, maaf pak." jawab Wais yang diakhiri permintaan maaf.
"Tidak, kau tidak salah, jadi tidak perlu minta maaf." tukas Robi.
23.800 tahun berlalu, 17 Sawas telah mengubah dunia, tapi tidak ada satu pun makhluk hidup yang mempelajari kesalahan mereka.
Kenapa mereka begitu dibutakan oleh kehidupan dunia. Kenapa mereka dibutakan oleh harta. Kenapa mereka dibututakan oleh kekuasaan. Kenapa mereka dibutakan oleh cinta.
Sang teratas menghendaki mereka, supaya mereka kembali kepada jalan yang benar.
Setelah itu muncul berbagai potongan adegan cepat. Mulai dari seorang yang berada di singgasana dan dia sangat dihormati oleh rakyatnya, kemudian berpindah ke keadaan perang besar, berpindah lagi ke pandemi yang begitu besar, lalu berpindah lagi ke hancurnya peradaban manusia, kemudian peradaban dimulai kembali dari awal, perang, dominasi, zaman modern dimana manusia menggunakan alat elektronik, lalu perang, dominasi, hancur, peradaban terulang dari awal. Hal-hal itu terus terulang-ulang, meski dengan tempat dan latar waktu yang berbeda, tetapi semuanya memiliki arti yang sama.
Meski tidak yakin, Robi memahami arti dari semua itu. Potongan-potongan adegan ini menjelaskan bahwa makhluk fana selalu melakukan kesalahan yang sama, tidak peduli seberapa pintar dan seberapa modernnya mereka, mereka hanyalah makhluk yang tidak pernah berubah.
"Lantas apa yang harus aku lakukan?" tanya Robi kepada entitas yang memberikannya penglihatan kebenaran itu. Tidak tahu siapa itu, Robi bahkan tidak tahu seperti apa wujudnya, tapi pokoknya dia harus bertanya kepada entitas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasiku Menjadi Seorang Pangeran
خيال (فانتازيا)Selama empat abad lamanya dunia jatuh kedalam neraka. Semua itu hanya didasari atas perbuatan manusia yang memiliki hawa nafsu yang tinggi. Sejarah hanya ditulis oleh seorang pemenang. Perbudakan manusia oleh manusia itu sendiri. Kekuasaan seseorang...