Happy Reading.
Masih di hari yang sama.
Plak!
Dengan kasar seorang pria berbadan bongsor menampar anak laki-laki yang sedang melindungi wanita tak berdaya di belakangnya.
"Berani-beraninya kau berkata seperti itu kepadaku, memangnya kau tahu siapa aku, hah!" kata Pria itu, pakaiannya mewah khas bangsawan, lengkap dengan aksesoris mengkilapkan di sekitarnya.
Anak laki-laki itu tidak menyahut, dia hanya memegangi pipinya yang habis ditampar oleh pria bangsawan dihadapannya.
"Farisi, kamu baik-baik saja?" ucap khawatir wanita dibelakangnya menghampiri anak laki-laki itu.
"Aku baik-baik saja." jawab anak itu hambar, menahan tangis.
Wanita itu langsung memeluknya. "Apa yang kamu lakukan, dia tidak bersalah, kenapa kamu malah menyakitinya!?" ucap wanita itu tak terima kepada pria bangsawan.
"Aku baik-baik saja." sanggah Anak itu, mencoba menenangkan wanita yang sedang memeluknya.
"Hmmph... Yang aku lakukan itu benar, salah sendiri kenapa kau malah mengotori baju kesayanganku." kata Pria itu.
"Apa yang dia katakan? Bukankah itu berlebihan?" bisik salah satu orang yang mengerubungi mereka.
"Ya. Pria itu terlalu melebih-lebihkan." jawab orang lain didekatnya.
"Bukankah dia adalah bangsawan dari timur, Viscount Aloysius?"
"Benar, dari pakaiannya sepertinya iya."
"Pantas saja."
"Pantas saja, kenapa?"
"Kudengar anak bungsu dari Viscount Aloysius suka menyiksa orang-orang lemah seperti kita."
"Oh, benarkah?"
"Aku jadi kasian kepada kakak beradik itu."
"....."
"......"
Suasana semakin ricuh dengan bisikan-bisikan orang-orang disekitar mereka, semuanya mengacu kepada pria bangsawan itu.
Geram mendengar hal-hal buruk tentangnya, dia langsung memerintahkan para pengawalnya untuk menyerang orang orang yang membicarakannya.
"Serang mereka yang membicarakan hal buruk tentangku! Tutup mulut mereka dengan pedang kalian!" Pria itu lalu menoleh ke anak laki-laki dan wanita dihadapannya. "Masukan mereka ke kereta, akan aku siksa mereka di istana, biar mereka tahu akibatnya telah berurusan dengan anak bungsu Viscount Aloysius." tambahnya sambil tersenyum.
Dua pengawal maju kehadapan anak laki-laki dan wanita tak berdaya itu, dan langsung menarik tangan mereka berdua dengan kasar. "Ikut kami!"
Tiba-tiba saja tangan seseorang mencengkram tangan pengawal itu dan berkata. "Hentikan!" dengan nada datar namun menusuk.
"Hah! Siapa kau?" kala pria bangsawan itu.
••••••••••••
Di tempat Robi.
Tidak mendapatkan pencerahan dari gereja, dengan kecewa Robi memutuskan untuk kembali pulang saja. Ya, tidak ada Gereja besar lagi di wilayah ini yang dapat menterjemahkan bahasa kuno, kebanyakan gereja kecil atau Kapel yang berada di pinggiran kota digunakan hanya untuk tempat ibadah saja.
Jadi untuk apa dirinya berlama-lama disini.
Ditengah-tengah pasar dia berjalan dengan malas, sesekali dia mendesah sampai membuat perhatian beberapa orang yang melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasiku Menjadi Seorang Pangeran
ФэнтезиSelama empat abad lamanya dunia jatuh kedalam neraka. Semua itu hanya didasari atas perbuatan manusia yang memiliki hawa nafsu yang tinggi. Sejarah hanya ditulis oleh seorang pemenang. Perbudakan manusia oleh manusia itu sendiri. Kekuasaan seseorang...