Chapter 23 [S02/01] : Dungeon Explorer

71 7 0
                                    

Gazebo di taman istana.

"Aku ingin menjadi Dungeon Explorer," dalam sekejap Hana termangu saat mendengar ucapan yang dilontarkan oleh An dengan santai setelah dia menyeruput secangkir teh.

Dalam beberapa hari ini Tuannya itu sering berkeliling taman, tentu saja dia itu. Hana tau sebenarnya ada hal yang diungkapkan oleh An, tapi, dia tidak menyangka kalau hal yang ingin dia bicarakan dengannya cukup serius.

"Aku tahu, aku sudah mendengarnya. Keluarga Kerajaan Gilbarrits tidak diperkenankan untuk mengambil gelar Dungeon Explorer. Kan?" An menoleh kepada Hana.

Dia tahu dalam undang-undang kerajaan tidak tertulis, bahwasanya keluarga dari kerajaan dan bangsawan di wilayah kekuasaan kerajaan Gilbarrits tidak diperkenankan untuk menyandang gelar Dungeon Explorer. Bukan tanpa alasan undang-undang ini dibuat, melainkan karena anak dari cucu Abbas Gilbarrits (kakek buyut An) meninggal di Dungeon saat dirinya menjalani misi eksplorasi Dungeon.

Sejak saat itu, Raja dari kerajaan Gilbarrits membuat undang-undang tidak tertulis bahwasanya keluarga Kerajaan dan bangsawan yang masih berada di bawah wilayah kekuasaan kerajaan Gilbarrits tidak diperkenankan untuk menyandang gelar sebagai Dungeon Explorer.

"Aku sudah memikirkannya matang-matang, memang akan sulit diterima dan disetujui oleh raja, tapi dengan aku menjadi seorang Dungeon Explorer, maka akan lebih mudah lagi aku untuk mencari kebenaran tentang diriku." imbuh An. Sebelumnya An sudah menceritakan semuanya kepada Hana, tentang dirinya yang me-reinkarnasi, kehidupannya yang sebelumnya, dan bagaimana dia bisa berada disini.

Hana masih tetap diam ditempat.

"Bagaimana menurutmu?" tanya An menoleh kepada Hana yang berada di samping belakang.

Hana menghela nafas. "Sebagai pelayan pribadi anda, sudah menjadi kewajiban saya untuk mendukung semua tindakan anda, itulah janji saya kepada anda."

An terdiam sejenak menatap Hana. "Oke, baiklah," Dia lalu kembali ke posisi awalnya. Menarik cangkirnya yang masih berisi teh, dia menyeruput teh tersebut. "Kalau begitu aku akan menceritakan semuanya kepadamu."

"Kemarin, aku mengirim surat kepada Dungeon Explorer milik Gilbarrits. Belum ada tanggapan, tapi aku yakin dia akan menemui ku setelah dia membaca suratnya. Mungkin nanti siang dia akan membalas suratku, kalau dia tidak sibuk." Jelas An. Dia lalu menoleh ke seorang maid yang akan menghampirinya dari jauh. "Sepertinya itu."

Benar saja, seorang maid itu memberi tahu An kalau ada yang ingin bertemu dengannya, selain itu dia juga mengatakan kalau Pangeran Aaron juga bersamanya. An mengiyakan dan menyuruhnya untuk datang saja ke gazebo.

"Salam kepada Yang Mulia pangeran Annas Gilbarrits. Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Anda di hari yang cerah ini." Keempat orang, termasuk Aaron memberikan salam hormat kepadanya. Begitu juga An membalas salam mereka.

"Aku sudah mendengarnya langsung dari Hail kalau kamu ingin bertemu dengannya." ucap Aaron.

An hanya mengangguk sebagai tanggapan. Sebenarnya ini diluar dugaannya kalau Aaron bisa langsung mengetahuinya. Ya benar juga sih, lagipula Dungeon Explorer adalah bawahan dari Aaron yang merupakan Adipati, semua informasi tentang anggotanya pasti akan disampaikan ke Aaron.

"Aku tidak tahu tujuanmu bertemu dengan Dungeon Explorer,"

"He?" An mendongak ke arah Aaron. Serius? Dia tidak tahu? Dia tidak tahu tujuanku menemui Dungeon Explorer? batin An.

Oh iya, An baru teringat kalau dia menulis surat hanya mengatakan.
____________________
Untuk Tuan Dungeon Explorer, Hail Arkhelaus.

Aku pangeran kedua dari kerajaan Gilbarrits, Annas Abbas Gilbarrits. Ada hal penting yang ingin aku bahas denganmu, jadi temuilah aku.

Tertanda.
Annas A. Gilbarrits.
____________________

"Terimakasih telah mengantarkan kami, Tuan Aaron. Saya sangatlah berterimakasih kepada anda." dengan membungkukkan badan, dia mengatakan itu, diikuti oleh dua orang dibelakangnya.

Tanpa membalas apapun dia menoleh sekilas ke arah mereka. "Aku masih sibuk saat ini, jadi aku mau langsung saja." ucap Aaron berpamitan kepada An. Tanpa menunggu lama Aaron berbalik dan pergi.

"Jadi?"

Setelah Aaron menghilang dari penglihatan An, pria kekar berkulit sawo matang itu maju dan mengatakan itu. An yang memahami pertanyaan dari orang itu langsung menatapnya dengan intens.

"Aku ingin menjadi penggantimu, jadi, rekomendasikan aku sebagai penerus kepada Raja." ucap An dengan yakin.

Sementara itu ketiga orang ini hanya terdiam.
"Anda serius, Yang Mulia?" tanya pria kekar bernama Hail ini.

An mengangguk mantap sebagai balasan.

"Anda tahu kan, kalau-"

"Ya, aku tahu kalau keluarga Kerajaan tidak boleh menjadi Dungeon Explorer," sela An. "jadi aku sudah punya rencana."

Hail menghela nafas. "Yang Mulia, apakah anda tahu apa yang anda katakan?"

"Ya. Aku tahu."

"Lantas, kenapa anda-"

"Sudah aku bilang aku punya rencana," sela An sekali lagi. "yang aku butuhkan hanya kerjasama darimu."

Hail dan kedua orang itu masih termangu. Apakah Yang Mulia pangeran ini salah makan? pikir mereka.

"Maaf, tapi kami tidak bisa. Saya tidak tahu masalah apa yang sedang anda hadapi, tapi, sudah menjadi kewajiban seorang warga untuk mematuhi peraturan kerajaan. Jadi kami tidak bisa membantu." kata Hail. Dia berbalik dan melangkah pergi.

"Hak keluarga Kerajaan,"

Langkah Hail terhenti.

"Hak atau wewenang yang hanya dimiliki oleh keluarga Kerajaan, dengan ini aku memberikan wewenang ku sebagai keluarga Kerajaan untuk merekomendasikan diriku menjadi penerusmu kepada Raja. Tidak ada bantahan." kata An sinis tanpa menatap Hail yang saat ini gemetar.

Hak keluarga Kerajaan, adalah hak atau wewenang yang bersifat memaksa yang hanya dimiliki oleh keluarga Kerajaan dan bangsawan untuk memberikan perintah ke kaum massa. Hak keluarga Kerajaan hanya bisa berlaku sebanyak 2kali saja, selebih itu perintah tidak dianggap valid.

"Dengan begini kamu jadi tidak bisa menolak." imbuh An.

Sementara Hail masih tetap terdiam ditempatnya, belum bisa mempercayai kalau pangeran bisa menggunakan hak khusus itu hanya untuk hal sepele seperti ini. Sudah terbukti kalau An tidak sedang bermain-main saat ini.

Sejak tadi dia tidak menganggap perkataan dari An ini serius, namun ini salah, Pangeran itu sedang tidak bercanda, tidak asal berucap, ataupun mengerjainya. Keringat sebesar biji jagung mulai membasahi dahinya.

Tak berjalan lama, Hail langsung berbalik dan berlutut dihadapan An, diikuti oleh dua orang dibelakangnya.

"Perintah anda adalah mutlak." ucap Hail gemetar.

"Kalau begitu kamu berarti setuju, kan?" An memastikan.

Sementara Hail menelan ludahnya dengan keringat dingin dia mengangguk pelan.

"Ayo kita mulai serius dari sini." An menghela nafas berat, lalu dia pun mengungkapkan semua rencananya kepada Hail.

Jadi rencana An tidak lebih dan tidak kurang adalah; 1.) Hail akan memperkenalkan An kepada semua orang, termasuk kru pendukung Dungeon Explorer maupun Raja Beneth dan menunjuk An sebagai calon penerusnya, namun bukan nama Annas Gilbarrits yang akan Hail, melainkan identitas baru yang An buat.

Ke-2.) Hail dan rekan-rekannya akan melatih An bertarung, tapi dalam batas waktu kurang dari sebulan. Karena sekitar satu bulan lagi kerajaan Gilbarrits akan melakukan suksesi kepengurusan kerajaan.

Dan yang terakhir.) Kepemimpinan Dungeon Explorer dan tata kerja akan sepenuhnya An kendalikan.

Mereka mengangguk mengiyakan setelah memberikan rencana yang akan dijalaninya.

"Kalau begitu.... ayo kita mulai operasi sekarang." An menyeringai saat mengatakan itu.

Reinkarnasiku Menjadi Seorang PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang