Happy Reading
"Ah... Kamu sudah datang. Duduk-duduk!" titah Raja antusias menunjuk ke kursi tamu di depan mejanya.
An mengiyakannya, dia lalu duduk di kursi tamu. Sampai saat ini An masih terus menatap ke arah Raja dengan wajah yang seperti keheranan.
Maksudnya, dari yang dia tahu, Raja ditikam oleh Pruis diperut, tapi yang dia lihat Raja saat ini mengenakan perban di dahinya.
"Perban itu bukan untuk menutupi luka, melainkan karena kepala Paduka sedang panas jadi beliau menempelkan lap basah di kepalanya." suara laki-laki diseberang meja An mengagetkannya. "Mohon maaf telah mengagetkan Anda, Yang Mulia." kata dia, Azha.
An menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa, aku hanya terkejut kamu tiba-tiba muncul."
Azha menghela nafas lega.
"Bagaimana kabarmu?" tanya An sebagai basa-basi.
"Saya baik, Yang Mulia." jawab Azha dengan hormat, meski begitu seperti ada yang mengganjal didalam kata-kata yang baru saja dia dengan. "Ngomong-ngomong, nada Anda berubah-"
"Baik kita langsung saja. Ada yang ingin aku beritahu kepadamu." sela Raja disaat Azha mencurigai logat bicara An yang berbeda dengan dari saat terakhir dia bertemu.
"Ini mengenai permaisuri. Sebenarnya aku menangkapnya bukan karena penggelapan dana pembangunan, tapi lebih besar dari itu, sebenarnya Permaisuri ikut terlibat dengan fraksi anti kekaisaran. Dia meracuni Ratu dan juga dirimu. Aku belum memiliki bukti langsung untuk menghukumnya sekarang, jadi untuk itu aku limpahkan saja kesalahan kasus dana korupsi milik orang lain kepadanya.
Jauh dari itu, sebenarnya Permaisuri lebih jahat dari yang kamu-"
"Saya sudah mengetahuinya, Paduka." sela An, yang membuat Raja menatap kearahnya dengan intens.
An melanjutkan. "Sebenarnya saya telah mendapatkan ingatan saya, meski tidak semua, tapi ingatan yang kembali itu salah satunya adalah permaisuri yang ingin meracuniku, aku ternyata menyaksikannya, dia berbicara dengan seseorang lalu melimpahkan obat terlarang kepada minuman yang disuguhkan kepada Ratu." jelas An.
Raja jadi kembali memfokuskan ke kertas-kertas dokumen yang masih dia urus. "Jadi begitu. Ya, jadi ini akan selangkah lebih mudah dari yang aku bayangkan." ucapnya lega.
"Sebenarnya, saya juga ingin menyampaikan sesuatu kepada anda, Paduka," kata An. Raja hanya mengangkat alisnya sebagai tanggapan.
An mengepalkan tangannya erat-erat. "Saya ingin menjadi Dungeon Explorer."
Dalam seketika gerakan Raja terhenti. Dia lalu menoleh kepada An.
"Apa maksudmu?"
"Sebenarnya saya bukanlah Annas Gilbarrits yang Anda kenal," ucap An. "Saya adalah seseorang yang me-reinkarnasi ke dunia ini." Lanjut An yang kemudian dilanjutkan lagi ke ceritanya. An menceritakan semuanya, mengenai identitas dirinya di kehidupan sebelumnya, dia yang mati dan bertemu dengan seseorang saat dia sekarat, dan saat dia baru saja terbangun di atas kasur kamar yang asing.
Raja berfikir sejenak, dia masih mencoba menelan informasi yang baru saja disampaikan oleh adiknya, An. Jadi, ini juga menjawab semuanya, perilaku An yang berubah drastis sejak saat itu, dan ramalan yang dia dapatkan oleh seorang musafir paruh baya satu tahun lalu.
"Jadi itu benar adanya, ya." gumam Raja semi tersenyum.
"Jadi..."
"Jadi?"
"Apakah Anda akan menyetujuinya?" Tanya An berharap.
Raja menghela nafas.
Azha yang sejak tadi duduk di kursi tamu, langsung menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasiku Menjadi Seorang Pangeran
FantasiSelama empat abad lamanya dunia jatuh kedalam neraka. Semua itu hanya didasari atas perbuatan manusia yang memiliki hawa nafsu yang tinggi. Sejarah hanya ditulis oleh seorang pemenang. Perbudakan manusia oleh manusia itu sendiri. Kekuasaan seseorang...