Happy Reading.
(Mulai sekarang dan seterusnya kita panggil An dengan nama Robi. Oke!?)
Upaya dia untuk pergi ke wilayah Merigasia ternyata tidak dapat dia lakukan. Karena nyatanya Robi tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pemimpin Dungeon Explorer, hanya karena untuk urusan pribadinya yang egois.
Tak seperti yang Robi bayangkan sebelumnya kalau seorang Dungeon Explorer dapat pergi bebas kemanapun tanpa harus dikekang di satu wilayah. Alasan ini yang membuat Robi ingin menjadi seorang Dungeon Explorer, karena dia merasa dapat pergi kemanapun dengan bebas.
Namun nyatanya, Robi harus bermusyawarah dengan anggota lainnya jika ingin pergi ke suatu tempat dengan alasan yang harus jelas pula, jika tidak maka akan ditolak dan gagal diajukan ke kerajaan untuk di sahkan.
"Hah...." An menghela nafasnya dengan malas, dari tadi dia duduk saja di kursi kantor tanpa melakukan apapun.
Tidak ada kegiatan ataupun berkas data yang harus dia urus karena sekarang adalah akhir bulan, masa untuk memulai kembali program kerja.
"Ini." Nath memberikan sebuah lembaran-lembaran yang sudah di-klip kepada Robi.
"Apa ini?" tanya Robi menatap ke lembaran kertas itu dengan heran, bukanlah sudah tidak ada lagi tugas untuknya hari ini?
"Laporan program kerja kita selama sebulan untuk Serikat." jawab Nath ketus. "Sebagai pemimpin kamu akan mengantarkannya kesana. Sebelum itu periksa dulu dengan rinci semua yang ada dalam laporan itu, pastikan kamu memahaminya!" titah Nath dengan tegas.
Di mata Robi, Nath adalah pria yang tegas dan disiplin, selain itu, dia adalah orang yang paling banyak menguasai senjata diantara anggota Dungeon Explorer lainnya. Pokoknya dia paling unggul diantara semuanya, termasuk Robi.
Berbeda cara pandang Nath di mata Hail, dia adalah orang yang kekanak-kanakan, gemulai dan cengeng. Pokoknya dia orang yang paling lemah diantara anggota-anggota lainnya, walaupun dari segi otak dan bertarung dengan senjata dia yang paling unggul diantara yang lain.
"Kemana aku akan mengirimnya? Kota Abbas?" tanya Robi sambil dia membaca isi lembaran yang diberikan Nath.
"Kota Rud, wilayah Merigasia." jawab Nath.
Mendengar wilayah Merigasia disebutkan Robi langsung memutar bola matanya ke Nath. "Merigasia?"
Nath mengangguk. "Pergilah esok pagi, sekarang kamu perlu memeriksa ulang laporannya."
"Tapi bukankah kota Rud terlalu jauh? Kenapa kita tidak pergi ke Serikat wilayah Barrits saja?" tanya Robi.
Nath terdiam sejenak sebelum dia mengejeknya. "Ternyata selain bodoh kamu juga tidak tahu apapun ya."
"Hah?"
"Nath, hentikan!" Hail menyela sebelum Nath akan mengucapkan kata-kata yang bersifat mengejek. Hail baru saja sampai dari urusannya dengan anggota departemen keamanan.
"Baik," jawab Nath malas.
Hail menoleh ke Robi dan menjelaskannya. "Kerajaan kita tidak memiliki Serikat, selain karena tidak memiliki Petualang, pembangunan Serikat juga dirasa tidak diperlukan karena hanya akan menghabis-habiskan dana kerajaan saja. Selain itu masyarakat memprotes akan dibangunnya Serikat."
Robi mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
Nath mendengus dan memalingkan wajahnya. "Cih. Begitu saja tidak tahu, bagaimana bisa kamu menjadi pemimpin kami?" ucapnya meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasiku Menjadi Seorang Pangeran
FantasySelama empat abad lamanya dunia jatuh kedalam neraka. Semua itu hanya didasari atas perbuatan manusia yang memiliki hawa nafsu yang tinggi. Sejarah hanya ditulis oleh seorang pemenang. Perbudakan manusia oleh manusia itu sendiri. Kekuasaan seseorang...