Happy Reading
Tok! Tok!
"Permisi, Saya An, Paduka." ucap An dibalik pintu luar.
Setelah itu pintu pun dibuka yang langsung disuguhi dengan Beneth yang duduk di meja kerjanya, sibuk dengan tugasnya itu. Tentu saja Beneth itu adalah Raja di kerajaan ini, bagaimana bisa dia punya waktu luang banyak.
Beneth yang menyadari keberadaan An langsung menyuruhnya untuk duduk. An mengangguk dan duduk di kursi depan Beneth.
"Tunggu disitu, ini tidak akan lama." kata Beneth yang masih fokus ke kertas di genggamannya. An menganggukannya. "Silahkan nikmati teh dulu!" tambahnya menunjuk ke meja tamu, berada di samping kantornya, disana terdapat teko dan cangkir.
An lalu berpindah duduk ke kursi tamu. Menunggu sesuai yang diperintahkan oleh Beneth.
1 jam berlalu.
2 jam berlalu.
5 jam berlalu.
Sudah berjam-jam An duduk menunggu, bahkan langit sudah menunjukkan keorenannya, tapi sampai saat ini Beneth belum mengatakan apapun kepada An, ia masih sibuk dengan kerjaannya itu.
An menghela nafas panjang, bosan terus berada disini menunggu berjam-jam. Dia menyesal dengan tindakannya yang memilih mendatangi Beneth lima menit lebih awal, 'tadi-tadi berangkat telat aja kalau tau gini mah.' keluh An.
"Azha." panggil Beneth.
"Ya. Paduka." jawab sigap Azha.
"Temani dia, jangan sampai dia bosan disini! Kalau bisa kau ajak ngobrol, lakukanlah!" perintah Beneth. Azha membungkuk dan menjawab.
"Baik, Paduka." Setelah itu dia langsung pergi menghampiri An.
"Permisi, Yang Mulia." salam Azha. Dia mencoba bersikap seluwes mungkin tanpa menghilangkan kesopanannya.
Dia lalu mengangkat teko untuk menuangkan air teh, An menerimanya dengan mengangkat cangkir.
"Ya, Terimakasih." ucap An setelah teh selesai dituangkan. Lalu ia meminumnya.
"Bagaimana hari ini, Yang Mulia? Apa menyenangkan?" tanyanya sok akrab. An mengangguk.
"Ya. Seperti hari biasa." jawabnya. An lalu menunjuk ke arahnya.
"Azha, Yang Mulia." balas dia dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Ya, Anda..."
"Panggil saya Azha saja Yang Mulia."
"Baik. Azha, apa kau baik-baik hari ini?" tanya An, basa-basi. 'Ya, kurasa ini bukanlah pertanyaan yang sesuai.' batinnya.
"Selalu baik, Yang Mulia." jawabnya antusias.
Lalu mereka mulai mengobrol santai, walau hanya sedikit-sedikit, sering berubah topik, tapi setidaknya ini mengulur waktu agar An tidaklah bosan disini.
Tak terasa matahari sudah berlalu dan sekarang bagiannya bulan yang bertugas menyinari bumi. Karena keasyikan mengobrol dengan Azha hingga An tak percaya telah melewati hari.
"Akhirnya selesai." Beneth meregangkan otot-ototnya puas akan tugasnya yang sedikit lagi selesai.
Dia lalu turun dari kursinya untuk menghampiri An berada. Saat baru saja beberapa melangkah, suara deringan telepon berbunyi mengalihkan perhatiannya. Beneth menghampirinya dan langsung mengangkat telepon.
"Ya. Halo." saat baru saja mengucapkan salam, wajahnya langsung dikejutkan dengan informasi yang dia terima. "Apa! Markas Timur diserang!" suaranya nyaring. An dan Azha sontak terkejut akan suara itu, mereka berbalik menengok ke Beneth yang sedang menempelkan telepon ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasiku Menjadi Seorang Pangeran
FantasiaSelama empat abad lamanya dunia jatuh kedalam neraka. Semua itu hanya didasari atas perbuatan manusia yang memiliki hawa nafsu yang tinggi. Sejarah hanya ditulis oleh seorang pemenang. Perbudakan manusia oleh manusia itu sendiri. Kekuasaan seseorang...