Pernahkah kau mendengar bisikan seram memanggil? Itu tandanya ada roh mati yang memanggil mu. Mungkin mereka ingin kamu sadar, dan ingin bermain denganmu? Atau... bagaimana kalau mereka menyeretmu...ke dunia orang mati?
***
Malam begitu dingin dan sepi, bulan tidak bersinar. Suara binatang malam pun tak terdengar sebagai latar. Hanya suara lolongan anjing terdengar sahut menyahut dari luar.
Seorang gadis berambut pirang sangat bahagia dengan kehidupan kecilnya dengan seorang pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya beberapa tahun silam. Di tambah lagi dengan adanya buah hati mereka yang sedang dikandungnya, lengkap sudah kebahagiaannya untuk saat ini.
Namun, kebahagiaannya terganggu ketika para mayat hidup diluar sana yang masih menghantuinya. Bahkan mayat-mayat dipinggir jalan sudah menjadi hal yang biasa terjadi. Sejak saat itu, si gadis mengalami kejadian-kejadian yang membuatnya tidak dapat mempercayai pikirannya sendiri. Seolah sesuatu yang jahat tengah mengintainya dari kegelapan. Siap merenggut janin yang ada di dalam kandungannya.
Usai bertemu dengan Frieska dan Silvia di luar, Bella yang kini tengah hamil tua sempat berpapasan dengan beberapa suster yang selesai melakukan rutinitas mereka di ruang pemulihan. Karena kelelahan, Bella berdiri menyandar di dinding. Dinding pemulihan berwarna putih pucat. Di dekat Bella bersandar banyak sekali papan dan poster petunjuk kesehatan. Teknik-teknik penanganan korban bencana, sampai bagaimana cara membersihkan luka.
Di atas tempat tidur terbaring sosok seperti Ibu tua yang kepalanya sedikit terangkat karena ada bantal di belakang kepala. Bella mengulas senyum tipis ke arah sang Ibu seolah meyakinkannya jika dia baik-baik saja. Tak hanya ibu tua, di salah satu bilik kamar juga nampak seorang pasien yang baru ditempatkan bernama Retno. Meskipun ia tergolong muda, tetapi kondisinya benar-benar berantakan dengan infus yang terlepas. Entah apa yang membuatnya seperti itu hingga wajahnya terlihat sangat pucat, tetapi sepertinya wanita itu mulai bosan dengan tempat barunya. Dia duduk tegap sembari menatap Bella yang berdiri diantara bilik dan pintu ruangan. Dibalik pintu terdapat beberapa petunjuk pertolongan pertama, dan tutorial sederhana membuat tandu dari kain dan beberapa bilah kayu. Diruangan ada mereka berdua saja diruangan ini. Seluruh pasien telah dipindahkan ke ruangan lain, dan sebagiannya yang lain tinggal menunggu rawat jalan.
Bella mencoba berbaur dengan Retno dengan berbagi kejadian yang pernah mereka alami sampai..ketukan terdengar dari luar kaca jendela kamar. Bella diam, tangannya gemetaran. Seluruh bagian wajahnya tertarik dan matanya terbelalak.
"Ret, a-pa itu?"
"Mana kutahu, Bell!"
Makin lama makin kuat bunyi ketukan di jendela tersebut, membuat Retno dan Bella melangkah mundur, menjauh dari jendela. Udara malam menyeruak masuk dari kaca yang pecah, lebih dingin dari biasanya. Lolongan anjing pun menguap begitu saja tanpa tersisa.
"R-Ret, kamu... Ngeliat ga?"
"Apa?"
"Di depan j-jendela!" seru Bella.
Retno menyipitkan matanya, melihat apa yang Bella maksud, dan mendapati bayangan sesosok manusia berdiri menatap mereka dari luar jendela. Tiba-tiba saja salah satu kaca jendela pecah, lampu pun tiba-tiba padam.
"Astagfirullah al'azim!" ucap ibu tua
Wajah Bella terlihat ketakutan, "Maaf, aku harus segera pergi."
"Tunggu sebentar mbak!" tahan Retno. "Apa yang terjadi?"
"Kayaknya kita dalam masalah."
Tiba-tiba otot perut Bella berkontraksi hebat. Semakin parah dengan disusulnya darah yang bercucuran di kakinya. Bella lalu meremas perutnya kencang, berharap rasa sakit itu kalah dengan cengkraman erat yang dilakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIOPOCALYPSE : Extinction
Mystery / ThrillerSelamat datang di abad post-pandemic. Inilah dunia 20 Tahun kemudian setelah wabah. Selama dekade terakhir, bumi menjadi rumah yang tak nyaman oleh keserakahan dan kesombongan umat manusia. Laut dipenuhi sampah dan minyak, hutan menjadi kering, dan...