Serangan Fajar

27 1 0
                                    

Bandung,

10 tahun yang lalu...

Langit nampak terlihat kemerah-merahan, menunjukkan matahari akan kembali keperaduannya. Semak belukar tumbuh dengan sendirinya di celah-celah jalanan dan rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Bangunan beton yang semula berdiri kokoh, perlahan mulai roboh tergantikan oleh populasi tumbuhan yang kian meningkat. Bahkan pondasi kayunya pun lapuk dimakan rayap. Satu-satunya peninggalan dari manusia yang tetap awet adalah plastik karena butuh jutaan tahun untuk mengurainya.

Kala itu, sebuah kelompok pria bersenjata lengkap sedang beristirahat di sebuah gedung di bekas bangunan sekolah SMA dan ditinggalkan begitu saja. Mereka adalah unit yang dibentuk oleh pemerintah yang tidak biasa dan tidak teratur dengan total lebih 120 tentara yang tersebar di antara empat peleton.

Setiap peleton terdiri dari empat regu, masing-masing dipimpin oleh seorang Sersan. Setiap regu terdiri dari dua tim, dinamai dalam N.A.T.O. Alfabet Fonetik sebagai "Alpha", "Bravo", "Charlie", dan "Delta". Pemimpin kelompok ini sendiri diketahui bernama Letjen Arya Siregar, yang merupakan mantan anggota kontraktor militer sekaligus pengawal pribadi presiden saat itu.

Disinyalir anggotanya terdiri dari penjahat perang, pengungsi politik dan kelompok sindikat tentara bayaran di bawah kontrak dengan perusahaan yang terlibat dalam penjarahan dan perdagangan senjata dan setelah dikontrak, semua anggota menerima enam bulan khusus di pelatihan anti Biokimia dan anti Bio Organic Weapons di Puslatpur TNI AD serta beberapa individu berpengalaman militer yang menerima hukuman mati atau penjara seumur hidup dan dipaksa untuk bergabung dengan pembebasan sebagai titik tawar. Anggota unit yang tidak langsung menghubungi presiden dan meminta untuk bergabung dibina dari kurungan oleh "koordinator tentara bayaran." Metode kerja ini memastikan sedikit konsekuensi jika terjadi kematian anggota di lapangan dan memungkinkan pemerintah menggunakan anggota sebagai pasukan sekali pakai bila diperlukan.

Bangunan yang mereka tempati saat ini diperkirakan sudah berdiri sejak tahun 1930 pada masa Belanda, jadi tidak heran jika bangunannya menyerupai bangunan Belanda. Pintu masuknya ditutupi berbagai bunga liar dan rumput merambat tapi dibuat seolah-olah tidak ada penghuninya.

Rupanya mereka cukup pintar memilih tempat berlindung karena alam mulai mengambil alih gedung. Tanaman merambat tumbuh di sela-sela retakan kecil pada dinding di sisi bangunan dan kaca jendela yang pecah, jadi tak ada yang curiga jika tempat yang terkenal angker ini justru digunakan sebagai markas sementara pasukan mereka. Apalagi sekolah ini dulunya merupakan bekas bangunan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda yang konon katanya terdapat ruang bawah tanah di sekolah tersebut yang menyimpan banyak saksi bisu atas tragedi di masa lalu.

Konon, di ruang bawah tanah sekolah ini dahulunya merupakan bekas semacam kamp konsentrasi tentara Belanda, tidak hanya itu ruang bawah tanah ini juga digunakan tentara PETA untuk menyiksa tentara Belanda. Biasanya para tahanan diinterogasi dan disiksa, dimana kemudian dibunuh secara sadis.

Kenyataannya tempat ini memang meninggalkan banyak sisi kelam sejak jaman Belanda menguasai bangsa Indonesia hingga pada zaman penjajahan Jepang, ruangan ini pun juga dipakai sebagai tempat pembantaian. Bahkan menurut kabar yang beredar, sering terdengar suara-suara misterius seperti rintihan serta teriakan orang yang sedang kesakitan, tidak hanya di situ misteri berlanjut sering adanya penampakan hantu tanpa kepala yang suka berkeliling mencari kepalanya. Konon katanya, bangunan tersebut diperkirakan masih menyembunyikan sisa-sisa sekitar 200 korban tewas.

Dari dalam ruangan kantor sekolah keluarlah seorang berpakaian komandan regu dengan topi baret merah loreng, ia berjalan menghampiri beberapa anak buahnya sambil mengecek satu per satu manusia yang dibawa.

"Kalian sudah membawa apa yang menjadi target kita? bagus" Ucap sang Laksamana, tapi seketika ekspresinya berubah saat menyadari ada yang salah.

"APA YANG TELAH KAU LAKUKAN DENGAN DOKUMEN ITU HAHHH??? KAU INGIN MENCORENG NAMA BAIK PARTAI INI??? BAJINGAN KAU!!!!!" umpat sang Letjen dengan amarah yang menggebu-gebu.

BIOPOCALYPSE : ExtinctionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang