Desa Tukak
KUKIRA KAU SUDAH LUPA JALAN PULANG!?" hardik seorang wanita dengan nada marah menatap Yoga.
"A..aku..."
Wanita itu kemudian memandang curiga Erik dan Melin, "dan siapa kalian? Apa adikku berulah lagi?!"
"Kami--" Erik mencoba berfikir apakah ia harus mengatakan apa yang baru saja terjadi, tapi ekspresi wajah wanita itu membuat Erik ragu. Bagaimanapun juga ia harus berkata yang sebenarnya.
"Tadi kaki aku terkilir gitu, eh ditolong Abang ini kak"
Si wanita mulai melunak melihat Melin yang di bopong Erik "oh jadi begitu ceritanya, yasudah mari masuk diluar berbahaya."
Melin mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat sebelum menatap Yoga tajam. "Untung aja kakak ini percaya, kalo engga habis Abang." Gigi Melin menggertak gemas.
"Kenapa bengong?" tanya Elisa, "Ayo cepat masuk nanti kalian masuk angin!"
Hujan turun semakin deras namun Erik dan Melin akhirnya dipersilakan masuk oleh wanita cantik berusia 30an itu.
"Jadi gitu kak, ceritanya." Ucap Yoga menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Oh syukur deh kalo gitu. Jadi gini Rik, Lin sejak kami bertengkar anak ini engga ada kabar sama sekali loh." Ucap wanita yang diketahui bernama Elisa.
"jadi kakak ini beneran kakaknya Yoga?" tanya Erik
"Lebih tepatnya sih kakak sepupu gitu, Yoga dari kecil emang udah kehilangan orang tua."
"Oh begitu ya, jadi kalian tinggal berdua doang dong?"
"Iya berdua doang." Mereka kemudian melanjutkan menyantap hidangan diatas meja sampai ditanyakan suatu pertanyaan yang membuat penasaran.
"Emang kakak engga lihat salah satu zombie di dekat sini?"
Elisa yang mendengar pertanyaan Erik nampak bingung lalu menggeleng, "aku tidak mendengar zombie apa pun disekitar sini sejak tiga hari lalu. Tapi..."
"Tapi apa kak?"
"Ini wilayah wabah, dan itu tidak pernah bertahan lama. Jadi kalian harus berhati-hati."
"Emangnya kenapa kak?"
"Kamu pernah berhadapan sama makhluk lumpur tempo hari kan? Itu salah satu dari fase zombie yang disebut Bloater."
"Bloater?" Ia hanya menganggukkan kepala tetapi bingung harus menjawab apa. Saat itulah Yoga mulai bercerita tentang empat fase perubahan zombie yang terjadi ditempat ini.
Dari mulut laki-laki itu pula Erik akhirnya tahu banyak tentang wujud-wujud zombie yang akan dia hadapinya kali ini. Setelah beberapa hari terinfeksi virus, tubuh akan memasuki fase pertama menjadi zombie yang sebenarnya. Tahap zombie ini dijuluki "penggeram."
Ini adalah fase paling awal dan fase infeksi terpendek di mana kepribadian inang telah menghilang, dan mereka berubah menjadi sesuatu yang mirip dengan hewan rabies. Karena mereka baru saja terinfeksi, mereka sangat mirip dengan manusia hidup tetapi masih mudah diidentifikasi sebagai zombie.
Mata mereka tampak berkilau dan merah secara tidak wajar. Mereka disebut pelari karena alasan yang cukup jelas, karena otot mereka belum memburuk, namun mereka dapat menyerang dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada tahap selanjutnya meskipun mereka jauh lebih tidak berbahaya.
Serangan mereka secara stereotip agak kaku dan lamban, dan mereka belum memiliki kemampuan khusus atau berbahaya yang berasal dari infeksi jangka panjang. Meskipun demikian, satu gigitan saja sudah cukup untuk menjadi malapetaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIOPOCALYPSE : Extinction
Misterio / SuspensoSelamat datang di abad post-pandemic. Inilah dunia 20 Tahun kemudian setelah wabah. Selama dekade terakhir, bumi menjadi rumah yang tak nyaman oleh keserakahan dan kesombongan umat manusia. Laut dipenuhi sampah dan minyak, hutan menjadi kering, dan...