7. Book I: Nate Kembali 2.0

219 28 0
                                    

Gregory ingin berbicara, tetapi dia berhenti sendiri. Saat ini bukanlah waktu terbaik untuk berbicara. Sampai dia mendengar suara bernada rendah memanggilnya.

"Gregory! Ambil pistol di ranselku!"

Dengan cepat Gregory mengambil sebuah pistol Colt Model 1911 di dalam ransel yang tersemat di pundak Nate, dan mengarahkannya ke arah yang berlawanan. Posisi mereka saling membelakangi.

Nate melirik sekilas ke arah wanita yang terduduk di lantai dengan tubuh dan tangan gemetaran menutup mulutnya, air mata terus mengalir membasahi pipinya.

"Jangan sakiti aku, Tuan ..." mohonnya disertai tangisan pilu.

"Pergilah!" perintahnya Nate.

Dengan cepat wanita itu pergi keluar diiringi langkahnya yang tertatih, bahkan hampir terjatuh.

Nate memang pembunuh tak pandang bulu yang akan menyiksa siapa saja yang menurutnya pantas mati, tapi dia tidak akan pernah menyakiti wanita dan anak-anak.

Pria itu melanjutkan, "Jatuhkan senjata kalian jika tidak ingin bernasib sama sepertinya." Nate menendang tubuh Vincent Basciano yang tak bernyawa itu hingga terguling.

Beberapa dari mereka sedikit ragu antara hendak menurunkan senjata dan ragu untuk menembak, mereka takut kepada Nate.

"Apa rencanamu?" tanya Gregory setengah berbisik.

Nate menjawab melalui isyarat dengan memandang ke arah jendela kaca di ruangan itu. Gregory langsung mengerti, dan rencana mulai dijalankan. Mereka memandang satu sama lain dan mengangguk.

"Satu ... dua ... tiga!"

Bunyi tembakan yang menggema di ruangan itu membuat seluruh pengunjung Cock and Ball berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, sementara tukang pukul yang menjaga bar tersebut tampak kebingungan karena yang merusuh di dalam merupakan sekelompok pria bersenjata.

Gregory telah menembaki jendela kaca yang tak bersalah itu hingga hancur berkeping-keping, beberapa pecahan kaca terlempar ke udara. Sedangkan Nate menunduk ke bawah meja, menembaki tangan dan para bawahan mafia Basciano, mereka berteriak karena amunisi menembus kaki dan tangan mereka, menjatuhkan pistol yang mereka pegang.

"Nate, ayo!" panggil Gregory ketika dia sudah berada di ambang jendela.

Sesudah berhasil melumpuhkan sebagian besar anak buah Basciano. Keduanya melarikan diri dengan gesit, melompat keluar jendela. Seperti yang diharapkan, tidak ada orang yang mengikuti mereka dari arah belakang. Namun, tampaknya anggapan itu tak berlangsung lama, tepat ketika mereka akan berbelok ke sebuah gang sempit, seorang pria tinggi muncul dari arah yang tak terduga. Dia mengangkat senjatanya dan menembakkan peluru ke arah mereka.

Nate dengan cepat menepi, bersembunyi di balik gang gelap sedangkan Gregory berbalik untuk mengerahkan serangan balasan.

Bunyi tembakan lantang saling bersahutan melengking ke angkasa di tengah sepinya malam. Sama halnya dengan serangan meleset pria tadi, tembakan Gregory juga tak mengenainya.

"Ke sini!" Nate menarik Gregory memasuki jalur gelap di antara gedung yang menjulang tinggi.

Saat dirasa aman, mereka berhenti sebentar untuk menetralkan napas, Gregory bersandar pada tembok bangunan dengan napas yang terengah-engah sesudah ditarik Nate untuk berlari, sedangkan Nate masih dalam kondisi yang masih normal dan napas yang masih teratur. Dibandingkan dengan Nate, Gregory itu lebih sering bekerja di balik layar, mencari semua informasi tentang target mereka, sesudah semuanya dirasa cukup, Nate lah yang melanjutkan di lapangan.

Nate melirik daerah sekitar mereka. Membuat Gregory ingin mengatakan kata 'bagaimana?' tetapi tidak jadi karena masih bisa menahan rasa ingin tahunya sendiri. Gregory mengikuti arah garis pandangan Nate yang saat ini belum melihat apa pun. Nate bersiap dengan senjatanya sambil mengintip dari sisi bangunan, saat dia hendak berpaling untuk bergeser dari tempatnya dari arah berlawanan pria tadi mengarahkan pistol ke arah pria itu.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang