13. Book I: Tembakan dalam Kegelapan 2.0

2.6K 321 24
                                    

Noel diam mematung tatkala moncong pistol diarahkan tepat ke pelipisnya. Pelakunya tak lain merupakan anak buah Rudolf yang tersisa, berhasil mengejar Noel dari basement. Bisa ditebak bahwa si pria cukup mengenal gedung ini. Terbukti sekarang dia bisa menemukan arah pelarian Noel dengan mudah.

Kehabisan amunisi, Killers Rabbit palsu sudah ceroboh melepaskan target buruannya. Dan sekarang, dirinyalah yang berbalik menjadi target buruan.

Menelan saliva kasar, Noel melirik sekitar melalui sudut matanya. Tak ada tempat untuk menghindar, dia terjebak. Peluru siap melubangi kepalanya kapan saja dia bergerak. Pasrah, Noel menutup mata saat pelatuk ditarik.

DOR

Pistol memuntahkan peluru, akan tetapi Noel tidak merasakan apa-apa selain terdengar tembakan keras disusul bunyi bruk.

Memberanikan diri membuka mata, Noel mendapati si pria bersenjata sudah tergeletak di bawah kakinya. Lobang peluru tercetak jelas di belakang kepala, mengucurkan darah segar. Noel bergidik ngeri, ini kali pertama dia melihat orang tewas ditembak di depan mata.

Samar Noel menangkap derap suara langkah kaki. Dialihkannya atensi ke arah sumber suara, berujung mendapati seorang pria dengan jas hitam usam menyarungkan kembali pistolnya sambil berjalan menghampiri Noel shock.

"Aku sudah menyuruhmu untuk menunggu karena kekacauan ini termasuk bagian dari masalahku," ucap Walther, sementara atensinya tak pernah lepas dari Noel.

Dari arah belakang Walther, dua orang pria berjas hitam, bertubuh besar menghampiri. "Tuan Zwick, beberapa anak buah Malevsky di lantai basement sudah ditemukan tidak bernyawa," lapor salah satu dari mereka.

"Bagaimana dengan Malevsky?" Walther bertanya tanpa memalingkan pandangannya dari Noel.

"Melarikan diri."

Walther mengangguk. "Baiklah bereskan sisanya!"

"Baik." Kedua pria itu mengangguk patuh dan segera pergi.

Sepeninggal mereka, Walther kembali mengikis jarak antara dirinya dan Noel. "Sepertinya aku harus berterima kasih kepada Killer Rabbit, karena malam ini dia sudah membantuku membereskan sebagian kekacauan."

Membuang muka adalah hal yang Noel lakukan ketika mendengar kata 'terima kasih' diucapkan tanpa beban oleh pria di depannya. Siapa yang rela membantu bajingan sepertinya? Nyatanya sejak awal Noel dipaksa Nate untuk melawan mereka.

Sekarang, setelah tenaganya terkuras, pria ini datang menolongnya dan bersikap seperti Batman, sungguh memuakkan. Noel ingin sekali mengumpat seribu sumpah serapan kepada Walther. Namun, dia sudah terlalu lelah walau hanya untuk berbicara. Belum lagi luka di lengannya akibat peluru menimbun sengatan rasa sakit.

"Ada yang ingin kau katakan?" Walther bertanya begitu mata birunya menangkap kilatan mengancam dari iris lazuardi milik si pria bersurai pirang. Bergeser ke bawah, ekspresinya sedikit berjengit. Luka cedera lengan kiri Noel tampak membuat raut Walther sedikit berubah khawatir.

Tanpa mengatakan apa pun, Walther langsung menarik tubuh Noel mendekat. Noel sempat ingin berontak, tetapi niatnya tertahan begitu si pria memeriksa lebih teliti luka di lengannya.

Luka tembak di lengan Noel kembali mengeluarkan darah. Hanya kata 'ikut aku' yang terucap, setelahnya Walther menarik Noel ke dalam sebuah ruangan yang tak jauh dari sana.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang