42. Book II: Between Heaven and Hell 1.0

66 8 0
                                    

"Yuri, ini aku Noel!"

Yuri terkejut. Nama 'Noel' yang diucapkan Killer Rabbit merupakan sebuah kejutan yang tidak pernah dia sangka. Walau keterkejutan di hatinya tidak berlangsung lama. Rahang Yuri perlahan mengeras.

"Jangan pernah berbohong dengan mengaku sebagai seseorang yang kukenal!" Yuri berseru marah.

"Aku tidak berbohong," sahut Noel meyakinkan.

"Tidak, jangan mencoba meyakinkanku! Aku tahu, kau hanya memanfaatkan kemiripan wajah kalian, dan mengaku sebagai orang itu agar bisa mengelabuiku." Gigi gerahamnya menggeletuk nyaring, juga tangannya yang menodong pistol terlihat gemetaran. "Seorang pembunuh sepertimu pasti lebih dulu mencari informasi tentang orang-orang yang akan kau jadikan target incaran, dari kenalan dekat, keluarga, bahkan sampai anjing peliharaan tak lepas dari incaran. Lalu menggunakan informasi yang telah kau dapat sebagai alasan untuk menipu mereka."

Yuri menekankan setiap kata, "Aku tahu tak tik dan tipuan murahanmu, lagipula jangan pernah samakan dia denganmu, kalian berbeda. Dibandingkan dengannya ..., KAU HANYALAH SEORANG PEMBUNUH!"

Noel terbungkam dengan teriakan Yuri, jika dilihat keadaannya sekarang, dia memang telah menjadi seorang pembunuh.

"Kenapa diam? Sudah tidak punya alasan lagi?" Cemoohan sinis karena Noel tak bisa lebih lagi berkutik. Yuri mengambil langkah maju, langsung Noel mundur secara otomatis.

"Jangan bergerak! Atau kau akan kutembak," ancamnya tegas.

Noel yang tak punya pilihan lain, akhirnya memilih diam. Dia tahu pria itu tak main-main dengan ancamannya, apalagi dengan seorang penjahat sekelas Killer Rabbit.

Yuri, apalagi yang harus aku lakukan agar kau percaya padaku?

Sahabatnya tersebut tak percaya sedikit pun pada pengakuan jujurnya, dan bila dia mengaku-jiwanya bertransmigrasi ke tubuh Nate, itu akan semakin terdengar tak masuk akal. bagaimana pun sekarang adalah jaman modern, jaman orang-orang tak percaya hal-hal gaib dan menganggap semua itu hanya mitos dan cerita fiksi. Memaksa pria itu pun percuma, yang ada malah berakhir dengan Yuri yang menarik pelatuk ke arahnya.

Dia sangat marah ketika dirinya mengaku sebagai Noel-walau pada kenyataan memang begitu. Seorang Noel yang Yuri kenal selama ini adalah seorang pribadi yang lugu, ceria, gampang tersenyum dan hangat. Itulah Noel sahabatnya, dan bukannya seorang pembunuh Killer Rabbit.

Jika dilihat keadaan Noel sekarang, kondisinya begitu memprihatinkan. Memar menghiasi wajahnya. Beberapa bagian tubuhnya penuh luka, dan jangan lupakan bahunya yang terkoyak masih mengeluarkan darah. Noel berpikir apakah pria di depannya, ini tidak punya rasa iba sedikit pun kepadanya? Namun setelah dia pikirkan lagi. jika dia jadi Yuri, Noel mungkin juga tak akan punya rasa iba terhadap pembunuh sepertinya. Usai pertarungannya dengan Matvey, Noel tak punya cukup tenaga lagi untuk lari, apalagi melawan. Juga mobil-alat yang mempermudah pelariannya juga sudah rusak. Merampok mobil Yuri bukanlah pilihan tepat. Sama saja dengan menghantarkan diri ke jeruji besi.

Secara tak terduga, ketika Noel menyerahkan diri. Entah dari arah mana-sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju tepat ke arah dua pria yang sedang bersitegang.

Fokus Yuri yang semula tertuju kepada Noel langsung teralihkan pada mobil tersebut. Apalagi saat si pengemudi menembakkan serentetan timah panas ke arah mereka.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang