5. Book I: Joker Bertopeng Batman 2.0

3.6K 429 17
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ^^
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Tak adakah yang ingin kau katakan?" tanya Walther memecah keheningan.

Noel agak terhenyak, matanya langsung menatap sosok Walther yang berada kurang lebih satu meter di hadapan. Noel tidak mengatakan apa-apa selain bingung harus berkata apa.

Apakah ini sebuah kebetulan?

Atau memang sebuah takdir?

Seseorang pria yang selalu dia hindari presensinya sekarang tengah berada di hadapannya.

Lima belas tahun bukanlah waktu yang singkat, tetapi berlalu dalam sekejap. Seperti Bumi yang terus berputar mengelilingi matahari, seperti itulah takdir menggiring ikatan keduanya. Menjelajahi waktu yang terus berlalu, takdir akhirnya membawa Noel kembali pada Walther, karena pria itu adalah porosnya dirinya dapat melihat pria itu lagi, mendengar suaranya lagi. Namun, semuanya sudah tak sama seperti dulu, seperti saat pria itu belum menjadi mimpi buruknya.

"Ada keperluan apa kau menemuiku?" Intonasi datar terdengar ketara mengalun dari bibir Noel.

Walther tersenyum tipis. "Jika tak ada keperluan, tak bolehkah aku menemuimu?"

Noel tidak menanggapi, dia memberanikan diri menatap mata dingin si pria dan menunggu apa yang akan dikatakan Walther selanjutnya.

"Apa yang membuatmu selalu menghindariku?" tanya Walther pada akhirnya.

"Tidak ada," kilah Noel.

Akan tetapi, kilahnya refleks menarik kedua sisi bibir Walther ke atas satu senti kendati jawaban itu hanyalah alibi. Dan Walther mampu menampik alibi Noel.

"Jika benar kau tidak berniat menghindariku dengan pergi ke New York, mengapa kau tidak pulang sejak lama?"

Noel bungkam.

"Atau karena jurnal itu, kau menghindariku?"

Kedua alis Noel tertaut, jurnal apa yang dimaksudkan dengan pria ini?

"Kau tidak perlu khawatir aku akan merebutnya darimu. Aku sudah tak tertarik dengan benda itu." Setelah jeda beberapa saat yang disengaja Walther kembali melanjutkan. "Lebih baik kau berhati-hati, seseorang mungkin sedang mengincarnya."

Noel masih tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan Walther, tetapi Noel menjawabnya dengan keyakinan. "Terima kasih sudah mengingatkan, tapi aku sudah menjaga benda itu berada di tempat yang aman." Setelah agaknya cukup mendiami Walther seperti patung, Noel berdiri dari posisi duduknya untuk pergi dari sana.

Walther juga ikut berdiri dan mencengkram lengan Noel dan menariknya mendekat begitu tahu pria itu berniat pergi.

Noel yang tidak menyangka akan tindakan mendadak dari Walther melonjak kaget, mengakibatkan tubuhnya oleng ke belakang sehingga punggungnya bertubrukan pelan dengan tubuh bagian depan Walther.

Mengambil keleluasaan ini, Walther menggaet kedua lengannya di bahu Noel dari belakang sambil membisikkan sesuatu ke telinga Noel. "Jangan pikir kau bisa pergi begitu saja dariku." Deru napas hangat dari Walther menggelitik seluruh tubuh Noel, membikin tubuhnya membeku seolah akibat udara dingin yang terus dihasilkan oleh menurunnya suhu.

"Jika kau tidak melepaskan tanganmu, aku tak akan menahan diri untuk tidak mematahkannya," ancam Noel dingin. Namun, di hati, dia diliputi rasa waswas jikalau Walther terpancing dan melakukan sesuatu secara mendadak.

"Kau masih belum berubah, ya?"

Tanpa ada perlawanan Walther langsung melepaskan kedua tangannya, beralih ke depan Noel, atau yang dia tahu adalah Nate.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang