40. Book II: Fight on Ice 2.0

3.1K 327 48
                                    

 "Kau terlihat tidak tenang akhir-akhir ini," komentar Dmitry Skuratov, sambil uring-uringan kepada rekannya yang tengah sibuk dengan tacos.

Saat ini keduanya sedang duduk di sebuah kedai restoran China—tepat berseberangan dengan HOPE Cafe yang dibatasi jalan raya. 

Yuri Viktorovich mendesah. "Bagaimana aku bisa tenang? Nate belum tertangkap, dan sekarang kita kehilangan jejaknya selama berminggu-minggu, bagaimana aku bisa tenang?" katanya frustrasi.

Mendengar itu, Dmitry pun ikut mendesah. "Kau sepertinya telah terobsesi dengan orang yang bernama Nate itu."

Mendengar penuturan pria yang duduk satu meja dengannya, mata Yuri sontak membulat—menatap wajah Dmitry.

"Oh, ayolah, kau mungkin tidak menyadarinya." Mata Dmitry mengerling sesaat, "atau mungkin tak mengakuinya. Tapi semua orang di markas bisa melihatnya," dia menatap Yuri dengan penuh arti, "apa karena mereka mirip?"

"Jangan bercanda!" seru Yuri, mengerti maksud dari ucapan Dmitry. "Ada begitu banyak orang yang mirip di dunia ini. Lagipula, walaupun mereka mirip, tapi sorot mata itu telah mengatakan semuanya."

"Ngomong-ngomong soal sorot mata, saat kita pertama kali bertemu dengannya. Pria bernama Nate itu, dia menatapmu penuh arti seakan kalian sudah saling kenal lama."

"Cih, itu hanya dugaanmu saja." Yuri kembali memakan tacosnya. Dia memang mendapati ada yang berubah dalam sekejap dari pria bernama Nate itu Dmitry menginterogasi Nate di apartemennya beberapa minggu yang lalu. Namun setelah dia melihat bagaimana dinginnya pria itu, Yuri lekas menampik semua kemungkinan dan beberapa fakta yang dia bandingkan dengan Noel, sahabatnya yang telah lama hilang.

Di saat Yuri mengunyah tacos, Dmitry menepuk-nepuk punggungnya sampai hampir membuatnya tersedak. "Yuri, itu Nate!" serunya sambil menunjuk ke arah jalanan.

"Uhuk!" Mengabaikan dirinya yang hampir tersedak, Yuri langsung mengalihkan netranya dari mangkuk tacos ke arah jari Dmitry menunjuk. Dia menyusuri seluruh jalanan di luar kedai tanpa berkedip, sekang beberapa saat pengamatannya tak membuahkan hasil. Tak ada satu pun pria yang dikatakan Dmitry adalah Nate, hanya ada beberapa mobil yang berlalu lalang dan para pejalan kaki. Sampai di detik berikutnya terdengar suara gelak tawa di sebelahnya. 

"Ahahah, lucu sekali. Kau seharusnya melihat ekspresimu tadi," ledek Dmitry di sela-sela tawanya.

Merasa kesal, Yuri lantas mengambil tacos dalam mangkuknya untuk dijejalkan dalam mulut Dmitry dan tindakan tersebut berhasil membungkam tawanya.

"Tidak lucu!" bentaknya, lalu mendudukkan diri kembali di kursi.

Seakan tak jera karena mulutnya hanya disumpal tacos, Dmitry kembali berseru sambil menunjuk ke arah jalanan. Berusaha mengatakan sesuatu tetapi tersumbat oleh segumpal tacos, dia bersusah payah menelan tacos dari dalam mulutnya dan berteriak, "Nate ... itu Nate!"

Tak ingin tertipu dua kali, Yuri melemparkan tatapan tajam kepada Dmitry—Sebagai isyarat jika dirinya tak akan tertipu dua kali, juga agar si pria berhenti karena teriakannya berhasil mendapat perhatian dari beberapa pasang mata pengunjung kedai.

"Itu memang benar Nate. Aku tak sedang bercanda."

Akhirnya, dengan malas Yuri menoleh. Jika kali ini ucapan si pria adalah tipuan lagi, dia akan memberikan sebuah jitakan sayang untuk rekannya tersebut. Namun tampaknya Yuri harus membuang jauh-jauh keinginan itu. Matanya yang mengerling malas membulat detik saat netranya menangkap sosok yang sudah sangat familier.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang