11. Book I: Kehilangan Dan Terpikat 4.0

2.8K 369 30
                                    

"Kau sudah besar sekarang, Rolan. Masih merindukanku?" tanya Noel sambil melepas pelukannya dari remaja itu.

"Setiap hari aku merindukanmu. Kukira, kau sudah melupakanku," balas Rolan.

Noel menggeleng, tangannya terulur mengelus lembut surai coklat si remaja.

Anak ini anak yang baik, sangat disayangkan kalau suatu hari nanti dia mengikuti jalan hidup Walther, Noel membatin.

"Jadi, apa yang orang itu ajarkan padamu?" Noel melempar tanya penuh selidiki seraya melirik Walther.

Sedangkan orang yang dilirik tampak apatis. Rolan ikut melirik Walther sejenak sebelum kembali menatap Noel. "Maksudmu, Walt Daddy? Dia mengajarkanku macam-macam."

Noel mengernyitkan kening, terkejut atas panggilan yang diberikan Rolan kepada Walther. "Tunggu, tunggu, kau ... memanggilnya Daddy?"

"Mengapa? Kau juga ingin kupanggil Papa?"

Noel terdiam sambil mengedip.

"Dulu saat aku memanggilmu Papa, kau protes. Apa kau sudah lupa?"

Bagaimana Noel tahu soal ini, dia bukan Nate. Lagipula hal semacam itu tidak ada dalam catatan tentang Nate yang diberikan Gregory. Noel cuma bisa menunjukkan senyuman canggung tanpa bisa berkata setelah mendengar jawaban polos Rolan. Noel bahkan hampir melupakan penyamarannya sebagai Nate yang asli.

"Tenang saja, Walt Daddy tidak akan mengajariku hal nyeleneh, tidak seperti yang kau ajarkan kepadaku."

"Kau masih ingat hal-hal yang pernah aku ajarkan padamu?"

"Tentu saja." Rolan menjawab bangga.

"Contohnya?"

"Contohnya seperti berburu binatang di hutan. Seperti menembak kelinci liar, babi, kalau tidak dapat ular jadi pilihan. Juga merayu gadis cantik, kau tidak ingin aku menjadi seorang gay." Jawaban Rolan begitu lugas dan ada penekanan di akhir.

Nate ... Mengajari anak ini hal-hal seperti itu? Noel tak habis pikir.

Walther yang sedari tadi diam kini ikut berbicara. "Aku tak menyangka. Selama beberapa tahun terakhir kau selalu menghindar dan bersembunyi dariku, tetapi sekarang ... kau sendiri yang datang kemari." Bibirnya tersenyum miring. "Apa kau merindukanku?"

Noel berdecak. "Dalam mimpimu." Dia langsung mengalihkan pandangannya dari tatapan intens si pria.

Biar bagaimana pun, Noel tidak akan pernah memaafkan Walther. Dia bukan lagi pemuda lima belas tahun yang lalu. Bukan lagi marionette yang bisa diperlakukan sesuka hati oleh sosok yang bahkan tidak sekalipun pernah memilikinya.

Sekarang dia adalah Killer Rabbit. Pembunuh bayaran yang kekejamannya telah mendarah daging. Noel akan melawan.

Ia adalah Nate si Killer Rabbit.

Getar ponsel mengalihkan perhatian Noel. Cepat dia mengecek siapa yang menelepon. Ternyata itu Gregory, Noel baru ingat, setelah tiga puluh menit mereka sepakat untuk bertemu di tempat parkir. Ketika Noel hendak menjawab panggilannya, Rolan secepat kilat merebut ponsel dari tangannya dan menjauh dari Noel. Remaja itu menyalakan speaker, lalu terdengar suara seseorang dengan jelas dari seberang sana.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang