19. Book I: Imprisoned in The Body of A Murderer 2.0

2.4K 263 17
                                    


Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ^^

oishielmo
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Seminggu sudah berlalu, Noel menjalani hari-harinya seperti biasa besama Gregory, dan sekarang bertambah satu anak ayam bernama Rolan. Sejak saat dia bercerita tentang hubungannya dan Walther, Gregory sama sekali belum membicarakan hal yang berhubungan dengan Nate lagi.

Acara TV di hari minggu sore menurut Noel membosankan, tidak seperti minggu pagi di mana banyak cartoon favoritnya terutama SpongeBob SquarePants. Sambil berbaring di atas sofa, dia memencet tombol remote berkali-kali, mengganti-ganti chanel TV mencari acara televisi yang menarik. Pria manis itu sedang sendirian di apartemen karena Gregory masih bekerja di klinik. Sedangkan Rolan entah pergi lagi ke mana, bersama siapa dan sedang apa. Yang Noel tahu, remaja itu langsung beranjak pergi sesudah menerima pesan dari seseorang, seorang remaja laki-laki yang seumuran dengannya.

Bosan karena tidak menemukan acara yang menurutnya menyenangkan, Noel akhirnya mematikan televisi dan melemparkan remote ke atas meja. Sesekali menguap akibat rasa kantuk yang kian terasa. Sambil menutup mata, dia berpikir, mungkin tidur cara yang lebih baik untuk menghabiskan waktu mengusir bosan.

Ding Dong!

Pintu apartemen berbunyi. Siapa yang bertamu di sore yang suntuk seperti ini? pikir Noel dengan mata terpejam, tampak enggan membuka.

Ding Dong!

Bel kembali berbunyi. Terpaksa, Noel membuka mata dan bergumam, "Tunggu, bukankah Gregory pernah bilang, tidak ada kenalan yang mengetahui tempat tinggalnya. Jadi tidak mungkin, tetapi kalau itu Rolan, dia pasti akan segera masuk."

"Ada orang? Kami dari kepolisian!" Seruan itu terdengar dari luar.

"Tck, itu pasti Gregory, berhentilah menakutiku!" Noel bangun dan berjalan menuju pintu sambil menggerutu. "Kau tahu Gregory, trik yang sama tidak akan bisa mengelabui aku."

Noel membuka pintu dengan sedikit kesal, dia tidak suka jenis tipuan macam ini karena hampir membuatnya jantungan saat pria itu mengerjainya dulu. Namun, kali ini dugaan Noel sepenuhnya salah, ketika pintu terbuka, yang dilihatnya bukanlah Gregory. Melainkan dua sosok pria bertubuh tegap berpakaian preman berdiri di depan pintu.

"Dengan Tuan Nathaniel?" tanya salah satu dari mereka yang menghadap ke arah Noel, sedangkan yang satunya lagi sedang berpaling melihat sisi kiri lorong apartemen.

"I-iya?" Noel agak gugup menjawab. Dia ingat pesan Gregory agar menghindari polisi, tetapi mereka malah datang ke apartemennya.

Seseorang dari mereka menunjukkan kartu identitas. "Saya detektif Dmitry Vorobev, bisa minta keteranganmu sebentar?"

"Keteranganku?" Noel balik bertanya dengan wajah bingung yang tak bisa ditutupi.

Pria yang bernama Dmitry Vorobev tadi memanggil rekannya dengan menepuk pundaknya pelan. "Kau yang jelaskan!" pintanya. Membuat rekannya itu berbalik.

Noel membulatkan matanya, menatap pria itu melalui ekspresi yang tampak tidak percaya dengan siapa yang berdiri di depannya sekarang.

"Yuri ..." Nama itu keluar begitu saja di bibir Noel, seakan menyiratkan sesuatu yang mendalam.

Pria yang dipanggil Yuri itu sedikit bingung dengan ekspresi yang ditujukan oleh pria di depannya, seakan-akan pria yang bernama Nate itu sudah mengenalnya lama.

Matahari perlahan terbenam di ufuk barat, mengobarkan bara senja di cakrawala. Bayang-bayang kota merayap perlahan, tersembunyi di balik gedung pencakar langit. Dari timur, gelap mulai pekat pertanda malam mulai menginjak angkasa.

"Tuan Baluev!"

Noel tersentak, matanya membulat. Tersadar setelah pandangannya yang semula kosong di detik sepasang tangan yang mengayun beberapa kali di depan wajah sukses membuyarkan lamunannya.

Noel menatap dua pria di depannya bergantian.

"Kami tak ingin membuang waktu, jawab apa saja yang kau ketahui," pinta Dmitry Vorobev sambil menghela napas pendek.

Noel yang diajak bicara tak mengindahkan perkataan pria itu sama sekali.

Sepasang mata biru Noel tak henti-hentinya mencuri pandang kepada pria yang bernama Yuri Viktorovich. Bagaimana tidak, Noel merindukan sahabatnya itu. Hasrat dalam hatinya ingin sekali memeluk Yuri saat ini-untuk sekadar melepas rindu. Dia ingin sekali menceritakan apa yang telah terjadi padanya selama ini. Akan tetapi Noel tidak bisa, tidak untuk saat ini ataupun nanti. Keadaan memaksanya tetap bungkam. Biarpun Noel mengatakan semua kebenaran yang tak masuk akal bagi sebagian orang; jiwa yang bertransmigrasi ke tubuh seorang pembunuh bayaran bernama Nate. Yuri tak akan mungkin percaya. Sebaliknya, itu malah akan membuat keadaan menjadi semakin rumit.

Saat Noel larut dalam pikirannya tentang Yuri, tak terasa senja semakin menua.

Tanpa terduga, Noel merasakan kepalanya berdenyut sakit. Dia refleks jatuh berlutut sambil memegangi pelipis. Saat Noel mencoba memfokuskan apa yang dia lihat, pandangannya menjadi kabur. Kepalanya terasa berkunang-kunang, Noel meringis tertahan saat merasakan sakit yang mendera.

"Kau baik-baik saja, Tuan Baluev?" Dmitry Vorobev bingung atas reaksi mendadak yang ditunjukkan pria di depan. Jadi dia menunduk sedikit, mengecek keadaan si pria yang sekarang mukanya tampak pucat. Sama halnya dengan Yuri, ikut memperhatikan dengan ekspresi tak terbaca.

Noel hendak merespons, tetapi kemampuan bicaranya tertahan oleh rasa pening tak amat menusuk. Kelima jemarinya menekan bagian sekitar pelipis. Selang beberapa detik tak disangka rasa sakitnya mereda. Noel akhirnya bernapas lega dan mengembalikan gesturnya ke posisi semula, menghadap kedua pria di depannya.

"Ya, aku baik-baik saja."

Tunggu, ada yang salah.

Jelas tadi Noel mengatakan sesuatu, tetapi mengapa mulutnya tidak bergerak sedikitpun? Dan sekarang yang membuat Noel terkejut adalah tubuhnya tidak mendengarkan perintahnya.

Apa yang terjadi? Noel kebingungan. Dia menatap sosok pria di hadapannya yang sudah sudah berdiri tegap. Raut kebingungan melintas sekilas di wajah mereka tatkala menyaksikan bagaimana perubahan aura dari pria di depan mereka berubah dalam sekejap.

Merasa ada yang salah, tangan Dmitry hendak terulur, hendak memastikan si pria baik-baik saja, tetapi dalam gerakan tak terduga, pergelangan tangannya sudah dicengkeram erat oleh si pria.

"Ya, aku tidak apa-apa," jawabnya dengan nada yang terkesan datar.

Dmitry menghela napas sebagai balasan, begitu merasakan jemari yang melingkar di pergelangan tangan kanannya mulai mengerat, Dmitry berkata, "Bisa kau lepaskan tanganku."

"Nate, kau kembali?" Noel bertanya.

Nate telah kembali mengendalikan tubuhnya dan melepaskan kontrol jiwa Noel sepenuhnya. Hanya Nate yang dapat mendengarkan suara Noel, karena jiwa Noel ada dalam dirinya.






[]

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang