4. Book I: Joker Bertopeng Batman 1.0

4.2K 478 15
                                    

Novinskiy Bul'var, Moskow
Awal musim semi, 1992

Sneakers biru menjejak aspal basah, menimbulkan riak cipratan dari genangan air usai hujan reda. Sambil berjalan menerobos keheningan malam melewati gang, seorang pemuda bersurai pirang lurus dipotong rapi sesekali merapatkan bomber jacket yang dipakainya sembari menghirup udara segar yang menguap setelah hujan.

Waktu sudah menunjukkan lebih pukul 11.30 malam, dan Noel baru saja pulang dari kafe tempatnya bekerja. Noel merupakan salah satu pelayan paruh waktu di sana. Sambil mempercepat langkahnya menuju rumah, pemuda itu sesekali menggosok kedua tangannya sembari mengusap pipi karena udara dingin.

"Hai manis!"

Satu tepukan mendarat di bahu, Noel Baluev tersentak. Pandangannya langsung menoleh untuk melihat siapa yang barusan menyapa. Dan menyipit saat mendapati seorang pemuda seperti dirinya. Si pemuda mengenakan jaket denim dengan celana jeans robek di bagian lutut.

Suara bernada sarkasme bertanya, "Baru pulang dari kerja paruh waktumu, Noel?"

Noel langsung memasang mimik tak suka, dia hanya menanggapi sapaan Terenti Gilhooley dengan pertanyaan datar. "Bukan urusanmu. Mau apa kau?"

Dengkusan kasar terdengar dari Terenti sebagai balasan karena mendapatkan pertanyaan lewat nada tak bersahabat dari lawan bicara. Tak lama satu temannya yang lain datang dari belakang dan langsung mengulurkan tangan untuk menyentuh pipi Noel.

"Ayo kita bersenang-senang! Hanya kau dan kami, bagaimana?" ajaknya.

Sebelum tangan pemuda itu sampai menyentuh pipinya, Noel langsung menangkis kasar sambil berseru, "Jangan sentuh aku!"

Noel memberanikan diri menatap salah satu dari mereka, kemudian disambut oleh wajah berahang tegas juga ekspresi menyeringai milik Terenti. Dua bola mata hitam menjamah dirinya, seolah berusaha menelanjangi. Dan itu sukses membuat Noel merinding. Noel mendadak merasakan sesuatu yang tak menyenangkan-tatkala Terenti dan temannya terus mengikuti dari samping. Noel tahu mereka; kedua pemuda tersebut adalah geng remaja berandalan di tempatnya menimba ilmu. Walau tidak satu kelas, tapi kenakalan mereka sudah terkenal di beberapa sekolah.

Noel yakin jika mereka tak hanya berdua, jadi Noel berniat kabur sebelum mengatakan, "Aku tidak ada waktu untuk berurusan dengan kau." Noel menolak dengan tegas, dan semakin mempercepat langkahnya untuk lari. Namun, tampaknya hal itu tidak berjalan mulus seperti yang Noel harapkan.

Dalam waktu sepersekian detik, Terenti menarik lengannya dengan kuat hingga membuat Noel terhuyung mundur nyaris kehilangan keseimbangan. Dan di waktu itu juga Terenti memeluknya dari belakang seraya berbisik di telinga. "Hei, mengapa terburu-buru sekali, hmmnn? Kami belum selesai bicara."

Naluri Noel memperingatinya akan bahaya. Jantungnya mulai berdegup kencang, Noel pun berontak. "Lep.. mppfhh-" Ingin berteriak. Namun, sebelum dia melakukan hal itu Terenti satu detik lebih dulu membekap mulutnya menggunakan tangan. Ketakutan Noel semakin menjadi manakala pemuda itu dengan paksa menyeretnya ke salah satu gang gelap.

"Arghh brengsek!" Satu umpatan berhasil keluar dari mulut Terenti begitu Noel refleks menggigit jari tangannya.

Saat cengkeraman Terenti terlepas, dengan cepat Noel mencoba melarikan diri. Namun, langkahnya segera tercegah karena lengannya yang dicengkeram kuat oleh pemuda lain yang lebih besar muncul di depan tikungan.

"Lepaskan aku! Kalian ingin uangku? Akan kuberikan semuanya." Noel memohon.

Namun, permohonannya hanya dibalas dengan gelak tawa.

Cengkeraman tangan pemuda berbadan besar kuat seperti borgol mencengkram pergelangan tangan Noel. Tak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepadanya malam ini, Noel terus berusaha memberontak dengan seluruh tenaga walaupun tak membuahkan hasil karena tenaganya tak sebesar mereka. Noel bahkan tidak menyadari sosok Terenti yang sudah berdiri di depannya.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang