6. Book I: Nate Kembali 1.0

224 28 2
                                    

Pukul 01.00 dini hari, bel di sebuah apartemen berbunyi, menandakan ada seseorang yang datang.

Seorang pria yang sedang terlelap di kasurnya, terusik karena suara getaran ponsel pesan singkat masuk. Dia bangun dari posisi berbaring untuk meraih benda gepeng yang tergeletak tak jauh. Sekilat usai membaca isi pesan tersebut, pria itu bergegas bangkit, mengambil mantel rompi berwarna wulung. Memakainya sembari melangkah menghampiri meja dan membuka laci, mengambil sesuatu di sana, begitu dia menemukan, langsung memasukkan dalam sebuah backpack yang entah sejak kapan tersemat di bahu.

Bel apartemen masih berbunyi, mengalihkan atensinya pada kusen bercat coklat itu, perlahan tungkainya berjalan mendekati pintu.

"Siapa?" tanyanya datar, biru gelap pria itu menatap dengan saksama ke arah layar monitor kecil yang terpasang di dinding dekat pintu.

"I'm Jill, from a 24 hour food delivery," jawab seseorang dari luar, nadanya terdengar santai.

Sepasang manik biru laut pria itu menyipit. Dalam layar monitor terlihat seorang pemuda membawa sebuah kotak Pizza. Tangannya perlahan membukakan pintu untuk seorang pengantar makanan di luar sana.

Detik ketika pintu terbuka, seseorang pemuda berambut hitam lurus dengan perawakan ramping, bernama Jill masuk sambil membuka kotak pizza yang dia bawa sambil berseru, "Kejutan!!!"

Ternyata isi dari kotak pizza itu adalah sebuah pistol, pemuda bernama Jill mengarahkan pistol ke arah pria si pemilik apartemen dan menekan pelatuk.

Terdengar bunyi keras menyengat, memekakkan telinga. Sebelum bidikan pistol Jill tepat sasaran, pria itu sigap menendang tangannya. Tebakan pun meleset, mengenai lemari kaca di ruangan utama.

Cepat pria itu membalas, pergerakannya yang terlatih secepat kilat mengambil dari balik mantel rompi, membalas serangan berupa beberapa kali tembakan.

Meleset, pemuda lihai itu menghindar. Gerakannya cepat, bersembunyi di balik tembok di ruang utama apartemen minim cahaya karena lampu paling terang sengaja dimatikan.

"Nate si Killer Rabbit memang mengagumkan, sekarang aku bisa melihat wajah aslimu." ucap pemuda itu dari balik sisi tembok, mengisi lagi senapan serbu dengan amunisi.

Nate hanya tersenyum tipis atas sanjungan tersebut. "Berani juga kau datang ke sini dan menembakku secara langsung." Dia pun balik memuji.

Jill tersenyum tipis. "Dibandingkan dengan polisi, aku bisa menembak lebih cepat dari mereka." Dia cukup percaya diri. Nyatanya, fakta itu memang benar adanya. Nyalinya juga lumayan besar dan cukup gesit menghindari serangan dari Nate.

Bukan hal yang mengejutkan, Nate kedatangan seorang tamu di pagi buta yang ternyata adalah pembunuh bayaran yang mengincar nyawanya.

Pada saat berikutnya, pemuda itu bergerak, mengintip dari sisi tembok. Begitu atensinya melihat sekelebat bayangan yang bergerak di antara cahaya remang-remang di dekat sofa putih muram. Jill langsung berpikir jika Nate tengah bersembunyi di sana. Pistol pun kembali dibidik ke arah sasaran, trigger kembali ditekan.

Suara tembakan kembali mencekam, memekakkan telinga, melubangi beberapa benda yang menjadi sasaran peluru.

Karena tak ada perlawanan dari pihak lawan, Jill keluar dari sisi tembok, menuju sofa penuh bolong. Pemuda itu berpikir bahwa tembakannya sudah menghabisi Nate. Berjalan pelan untuk meredamkan suara langkahnya, di tangan kanan, posisi pistol selalu siaga tembak.

Detik begitu pistol kembali ditodongkan ke arah sofa bolong, pemuda itu tersentak seketika. "Shit!" Satu umpatan dia loloskan setelah tak menemukan keberadaan Nate di sana. Kewaspadaan dalam dirinya meningkat, Jill segera difokuskan atensi ke seluruh penjuru ruang.

[BL] Sang Pembunuh Berbisik ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang