PART 26: LEPAS KENDALI

5.2K 181 8
                                    

Hargai tulisan ini dengan vote dan komen

🌸Terima kasih🌸

Kamila duduk tenang di pinggir ranjang setelah diselimuti perasaan kalut luar biasa. Tatapannya menerawang ke lantai. Tadi dia nyaris menubruk seekor anjing tetangga karena agak ngebut dan terkuasai oleh pikirannya. Tarikan rem yang kencang dan badan yang terdorong ke depan, jelas memacu kuat kerja jantung Kamila. Hampir saja! 

Apa yang dilihat Daffa dari panggilan video singkat itu mungkin berhasil memunculkan banyak dugaan buruk. Ini cuma kesalahpahaman, tetapi Kamila terlanjur tertangkap basah. Tinggal perempuan itu saja yang harus cerdas menjelaskan kejadian  sebenarnya pada Daffa. 

Mahasiswa perempuan malam-malam ke hotel? Untuk apa? Otak dengan pemikiran sempit pasti langsung mencerca, melontarkan hal yang berlebihan. Menjurus pada kelakuan amoral yang sama sekali tidak dilakukan Kamila di sana. Kamila menggerakkan jemari-jemari kakinya, duduk tenang menunggu Daffa pulang. 

Brakkk 

Kamila sontak berdiri mendapati figur menjulang yang mendorong kasar pintu kamar. Bunyi keras itu berhasil memecah keheningan. Sorot mata pria itu merah berkaca-kaca, menghunus kecewa pada perempuan yang berdiri lima langkah darinya. Dada Daffa naik turun, menahan sesuatu yang tertahan. Kepalan tangannya menguat menonjolkan urat nadi yang siap meremukkan apa saja. 

Kamila berjalan mendekat dengan tatapan bingung, langkah perempuan itu ragu. Namun, dia perlu menjelaskan pada pria itu. 

Kamila yang mendekat semakin mengaburkan tatapan Daffa pada sosok dihadapannya, bukan Kamila yang dia lihat. Kilas balik merampas kesadaran Daffa. Ketenangan di dada Kamila perlahan lenyap ketika merasakan amarah yang pekat pada raut wajah Daffa. 

"Kamu dari mana?!" Hardik Daffa seraya mengamati wajah Kamila, mencari bukti. Dia remas kuat bahu perempuan itu hingga Kamila sedikit meringis. Belum pernah Kamila melihat Daffa berbicara keras tepat di depan wajahnya, Kamila mengerjapkan mata sebab terkesiap. 

Semua jawaban yang telah disiapkan Kamila mendadak hilang, tak sempat dia menjawab Daffa lagi-lagi membuatnya terkejut. Pria itu menyingkap cepat pasmina crinkle  yang dikenakan Kamila. Mengamati leher Kamila, mencari jejak yang mungkin disembunyikan. Sekotor itu dugaan yang menumbuk kepala Daffa. 

Pasmina itu dilepaskan Daffa dan menyibak surai Kamila. Kamila mengerutkan kening bingung. Ada apa dengan lekuk lehernya? Diperhatikan seintens ini membuat dirinya merasa malu. 

"Apa yang kamu sembunyikan dari aku?" Kata Daffa tajam. 

Dia tidak sadar sudah mendesak Kamila sampai pinggir ranjang. 

"Maaf, aku lupa minta izin-" katanya terpotong. 

"Izin ke hotel? Kamu bercanda! Ngapain ke hotel? Ka... kamu... kamu ngapain ke sana?!" 

"Dengarkan aku dulu A'! jangan langsung nuduh yang enggak-enggak. Aku telat baca info kalau latihan malam ini gak jadi blocking. Dari pada langsung pulang aku pergi bareng temenku ke hotel tempat dia menginap. Kami gak ngelakuin hal aneh, apalagi hal buruk seperti tuduhan jelek dipikiran A'a." 

"Kamu masih berani bohong? Setelah apa yang aku lihat Kamila? Berhenti berbohong! Kamu pikir aku pria bodoh? Aku melihat lelaki bertelanjang? Kalian sekamar? Di hotel?!" Bentak Daffa. Kepalanya tak mampu membendung emosi yang tak menentu. Dia tak habis pikir pada Kamila yang masih saja membangkang. 

"Kamu pikir aku gak lihat itu?!" Rahang tegas itu kian mengetat. Pembelaan Kamila sungguh tak berarti. 

Bukk 

DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang