PART 30: BERHENTI MENGHINDAR

3.7K 167 13
                                    

Hargai tulisan ini dengan vote dan komen

🌸Terima kasih🌸

Memasuki usia kepala tiga seperti usia Daffa bagi para orang tua kolot adalah termasuk usia telat menikah. Masa-masa menjadi bujangan diusia matang adalah hal yang membuat tersiksa jika iman sebatas kertas tipis. Daffa bukan manusia suci yang lolos dari jeratan dosa. Semasa menjadi pria lajang banyak hal yang menantang untuk dicoba, ya termasuk zina. Godaan datang dari sudut mana saja, bisikan setan, naluri sebagai laki-laki, ajakan teman, dan panggilan wanita murahan. Kedua mata kadang tidak dapat dikontrol kala godaan mendesak maju. Saat lekuk dada, bokong berisi yang menggairahkan terpampang hanya iman yang mampu mempertahankan ke mana akal dan pikiran berpijak.

 Saat lekuk dada, bokong berisi yang menggairahkan terpampang hanya iman yang mampu mempertahankan ke mana akal dan pikiran berpijak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria adalah makhluk visual yang mudah berfantasi. Apalagi jika iman hanya seujung kuku, pikiran terbang ke mana mana dan berujung hasrat ingin segera dituntaskan.

Daffa tak jarang di dekati wanita dengan gaya berbusana terbuka. Dia mencoba menjauh, tetapi wanita agresif memang selalu menyebalkan. Mereka berkeras meruntuhkan pertahanan iman dan di bantu oleh bisikan setan. Pikiran kotor tak sekali dua kali menjajah alam sadar Daffa. Hasrat yang belum menemukan jalan untuk disalurkan saat masih lajang itu membuatnya sering berpuasa atau melelahkan diri dengan olahraga.

Sore hari di hari sabtu atau minggu dia akan lari di Gor Sempaja atau berkeliling wisma naik sepeda. Tubuh yang lelah akan meredam gairahnya sebagai lelaki dewasa.

Pantas saja dalam agama dianjurkan segera menikah, saat siap secara lahir, batin dan mental. Kesiapan itu tentu bisa dirasakan setelah akil balig, merasakan rasa suka pada lawan jenis dan punya kebutuhan biologis yang dirasakan pada organ reproduksi.

Dalam hadist, Rasulullah SAW berpesan, ''Wahai para pemuda, jika salah seorang dari kalian mampu menikah, maka lakukanlah, sebab menikah itu baik bagi mata kalian dan melindungi yang paling pribadi'' (HR Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, ketika semuanya sudah dirasa 'mampu' baik fisik dan batin maka, ada yang bergejolak saat naluri disenggol gairah maka segerakanlah untuk menikah.

Lalu, ternyata setelah akad, dihari-hari sebagai pengantin baru. Di minggu awal sebagai pasangan suami istri, Daffa tak juga bisa merasakan nikmatnya beribadah dengan sang istri di lautan kapuk. Bukan semata-mata dia menikah hanya untuk memuaskan nafsu atau menjadikan sang istri objek pemuasnya. Namun, dia berharap bisa meloloskan gairahnya setelah bertahun-tahun diredam oleh aktivitas olahraga ataupun bekerja.

Kehadiran Daffa terkesan tiba-tiba dalam hari-hari Kamila sebagai suami, lewat pernikahan yang tak berlandaskan pacaran. Tak membebaskan Daffa menuntut haknya. Perempuan muda itu mungkin saja akan takut dan Daffa merusak esensi malam panas itu di kepala Kamila. Meski, malam saat mereka bertengkar, kemudian penyatuan itu terjadi oleh keinginan satu pihak Daffa tak menyesal. Justru sebaliknya, dia menyesal apabila hasrat itu dia tuntaskan bersama wanita lain. Walaupun Kamila menolak malam itu, ada benarnya Daffa tetap meneruskan.

DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang