Hargai tulisan ini dengan vote dan komen
🌸Terima kasih🌸
"Ini baru aja jam sembilan Daffa, dia tentu tau kapan pulang. Kan kamu udah ngasih tau dia? Toh, dia juga masih muda nak. Usia segitu apalagi mahasiswa sukanya ngumpul bareng teman-teman." Ujar Indi yang meletakkan kitab suci yang sedari tadi dibaca ke atas meja. Dia dan Daffa tengah duduk berdua di sofa di ruang tengah.
Indi tak tahu saja, jika pergaulan istrinya bagi Daffa tak dapat dipercaya sejak Daffa tahu Kamila pergi ke hotel. Berkumpul dengan teman-temannya. Mungkin bukan itu saja, ada beberapa tabir yang tak terbuka yang menyembunyikan sisi pergaulan anak muda yang tak bisa diterima Daffa. Tidak bermaksud mengekang Kamila, tetapi rasa takut dan khawatir istrinya terbawa pergaulan yang bebas membuat Daffa dirundung cemas.
Perasaan cemas inilah resiko setelah dia membawa Kamila pindah dari kota kecil yang bernama Bontang. Kamila beradaptasi dengan beragam watak manusia yang lebih keras di kota Samarinda.
"Kamu jangan terlalu keras sama istrimu, dia masih muda nak. Jangan terlalu dikekang, ini memang waktunya dia menikmati masa-masa mudanya. Jangan buat dia menyesal menikah dengan kamu. Tuntun dia pelan-pelan. Jangan jadikan perbedaan usia sebagai faktor perselisihan kalian. Meski jarak usia kalian tergolong jauh, kamu yang dewasa di sini nak. Kamu harus usaha untuk banyak-banyak pengertian." Daffa menoleh, tiba-tiba Indi berbicara panjang lebar tentang dirinya dan Kamila.
"Ibu lihat, Kamila tidak seperti kebanyakan perempuan. Ibu bersyukur kamu tidak jauh-jauh memilih perempuan sebagai istri. Kamila tidak banyak gaya. Bahkan ibu rasa istrimu tidak pandai merias wajah?" Sambung Indi sembari terkekeh pelan mengingat Kamila yang tergolong polos. Anak itu punya kecantikan alami meski tidak dipoles riasan wajah.
Daffa membalas dengan senyum tipis.
Ya, istrinya memang tidak pandai bersolek. Namun, itu yang patut dia syukuri karena pria di luar sana pasti tak akan mudah melirik istrinya.
"Ibu perhatikan meja rias kalian tidak terlalu banyak alat make up, bahkan milik ibu lebih banyak dari Kamila." Indi kembali terkekeh lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)
ChickLitKamila tak pernah menyangka harus membagi waktunya sebagai seorang istri dari Daffa Alhusayn. Dirinya masih aktif menjadi mahasiswa, sedangkan pria yang berusia 31 tahun itu adalah pengusaha kafe. Awalnya kehidupan pernikahan mereka terasa normal-no...