1-COFFEE

686 46 0
                                    

Ohm baru saja bangun dari posisi tidurnya yang dalam kondisi shirtless seperti biasa, di sebelah tempat tidur yang ia tidurkan ada pria yang masih tertidur bergelung dalam selimut sementara dirinya kini sudah berada di dalam kamar mandi.

Zrasssh

Suara shower yang mengeluarkan air membasahi tubuhnya, pria bertubuh atletis itu menggosok-gosokkan badannya dengan sabun hingga dirinya menikmati kegiatan itu. Beberapa menit setelah dirinya selesai mandi, pria yang tertidur di atas kasur tanpa sehelai benang pun tersenyum kearahnya sambil berkata, "Morning."

Ohm hanya tersenyum tak menjawab lalu mengambil t-shirt miliknya yang ada di lantai untuk ia kenakan sambil menjawab, "Aku pulang. Ada latihan basket hari ini, kalau kau butuh uang katakan saja padaku. Bye." Ohm bergegas pergi meninggalkan kamar hotel tersebut tanpa menjawab salam pria yang masih mematung di atas tempat tidur nya.

Ohm berjalan menuju lorong hotel untuk segera kembali ke apartemen nya karena dirinya hendak bersiap untuk latihan basket bersama teman-temannya hari ini. Tak lupa ia pun juga harus mengikuti kelas kuliah setelah latihan basket.

Ohm Pawat, siapa yang tidak kenal pria itu atlet basket dari Universitas Grammy yang termasuk mahasiswa fakultas Tehnik. Walaupun ia punya segudang prestasi terutama bidang olahraga namun, kelebihan yang ia punya tersebut hanya untuk sebatas menaikkan popularitas nya saja.

Sejujurnya ia tidak begitu menyukai sebuah Kepopularitasan karena di dalam otaknya yang penting dia bisa bercocok tanam dengan siapapun orangnya, tanpa peduli orang itu menyukai hal itu atau tidak.

Ohm menyukai pria dan wanita, ia adalah seorang biseksual yang selalu bertingkah maniak. Setiap pria atau wanita yang jalan dengannya selalu melakukan seks dimana pun dirinya berada, memang agak lain manusia yang satu ini sampai ayah dan adiknya pusing dengan tingkah tak bermoral nya itu.

"Ohm, bisa tidak jangan mempermainkan perasaan orang lain? Kamu tidak lelah apa setiap hari selalu saja ada pria atau wanita datang ke rumah untuk minta perhatian kamu biar bisa dekat denganmu. Tapi, dengan enteng nya kamu bilang kalau kamu hanya membutuhkan nya sebatas seks. Apa itu tidak menyakitkan orang itu?" tanya ayahnya yang kini tengah memasak beberapa makanan untuk persiapan membuka restoran bakmi.

Ohm hanya tersenyum dengan perkataan ayahnya sambil membantunya masak lalu menjawab, "Yah, kita ini manusia sudah pasti simbiosis mutualisme. Jadi, siapapun yang dekat denganku harus terima konsekuensi nya. Apalagi ayah tahu aku tak suka komitmen."

"Walaupun kau tidak menyukai komitmen, bukan berarti kamu bebas mempermainkan perasaan orang lain. Kamu tidak takut karma memang nya? Kalau suatu hari nanti kamu di perlakukan hal yang sama seperti mereka, bagaimana? Masalah kamu menyukai laki-laki atau perempuan ayah tidak peduli. Tapi, jangan pernah lagi menyakiti mereka yang memang tulus menyayangimu. Orang seperti mereka tidak pantas di sakiti sedalam itu olehmu, mereka punya perasaan, Ohm." seru ayahnya yang tengah menggulung-gulungkan adonan untuk membuat mie, sementara Ohm sejenak berpikir dengan apa yang ayahnya bilang.

----

Ia pun kini sudah kembali masuk kuliah untuk mengikuti mata kuliah di siang hari. Selama kelas berlangsung Ohm masih saja memikirkan perkataan ayahnya, memang ada benar nya juga. Namun, karena ego nya yang lebih besar ia tidak terlalu memikirkan hal tersebut dan anggap angin lalu saja.

Baru selesai kelas kuliah Ohm sudah berganti baju untuk persiapan latihan basket hari ini, karena persiapan untuk pertandingan antar kampus untuk 1 minggu ke depan. Ketika dirinya baru saja hendak keluar dari lapangan tiba-tiba dirinya menabrak seorang pria yang membawa peralatan lukis hingga peralatan lukis itu terjatuh di hadapannya.

"Kalau jalan bisa pelan-pelan tidak?" cetus pria yang kini memungut semua alat-alat lukis tersebut sedangkan Ohm hanya berdiri mematung tanpa mempedulikan omongan pria yang sedang membereskan alat-alat lukis nya yang jatuh tepat di kaki nya Ohm. "Aku bertanya padamu." kesal pria itu kepada Ohm yang membuat Ohm kini mendelik kearahnya dengan tatapan arogan.

STORM [FINISHED ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang