5-KISS

531 35 5
                                    

Ohm melepas pelukan Nanon padanya kemudian berjalan menuju lemari nya untuk berganti baju dan pergi begitu saja membuat Nanon bingung lalu menghampirinya sambil berkata, "Ohm, kamu mau pergi kemana?"

"Aku keluar dulu sebentar. Kalau kamu mau tidur lebih baik tidur saja dan kunci pintu apartemen." dingin Ohm kemudian pergi meninggalkan Nanon yang masih merasa bingung dengan tingkah Ohm yang tiba-tiba dingin padanya. Pria lesung pipi itu hanya menganggukkan kepala dan membiarkan Ohm pergi dari apartemen.

Nanon duduk di atas sofa Ruang Tamu sambil memijit pelipisnya karena dia merasa bingung dengan apa yang Ohm lakukan padanya setelah menangis dan berpelukan dengannya tadi. Tiba-tiba pikiran buruk menguasai dirinya sejenak ia berpikir mungkin Ohm ingin bercerai dengannya apalagi ia baru sadar kalau pria itu tadi mengatakan sesuatu yang membuat Nanon bertanya-tanya pada dirinya.

Aku menyukai orang lain dan aku mencintai orang itu. Jadi, bagaimana mungkin aku menjalin hubungan dengan gadis itu sementara batinku tersiksa, Nanon.

Kata-kata itu mendadak terngiang di kepala Nanon. Ia tidak menyangka kalau Ohm akan mengatakan hal seperti itu padanya, tapi siapa orang yang Ohm cintai sampai membuat dirinya menangis dan frustasi seperti itu. Sampai detik ini Nanon tidak tahu siapa orang yang Ohm maksud hingga dirinya hanya menghela nafas sambil menengadahkan kepalanya pada bahu sofa.

Raintree Pub....

Ohm tengah menenggak segelas cocktail yang ada di hadapannya. Sementara teman nya Bright dan juga Joong merasa bingung dengan tingkah temannya itu karena seperti yang mereka tahu Ohm tidak pernah bertingkah sefrustasi itu apalagi sampai berpikiran datang ke Pub hanya untuk minum saja. Tanpa mencari mangsa untuk membawanya ke apartemen.

"Bro, what's wrong? Ada apa denganmu? Tidak biasanya seperti ini." seru Bright merangkul bahu nya kemudian Ohm melepas rangkulan itu sambil berkata, "Tidak usah basa-basi."

"Kau ini kenapa? Ada masalah?" tanya Joong penasaran namun pria yang di tanya itu hanya menggelengkan kepala kemudian pergi begitu saja meninggalkan teman-temannya yang merasa bingung dengan tingkah temannya yang aneh itu.

Ohm berjalan sempoyongan menuju apartemen nya hingga kini dirinya sudah tiba di pintu apartemen sambil mengetuk-ngetuk pintu apartemen kemudian pintu itu terbuka dengan Nanon yang menatap dirinya dengan tatapan khawatir. Tanpa Nanon duga ternyata Ohm menghambur ke pelukannya membuat Nanon terkejut namun dirinya pun kini memutar tubuhnya dengan menaruh lengan Ohm pada bahu nya kemudian ia baring kan tubuh Ohm diatas kasur nya secara perlahan.

Tiba-tiba tangan Ohm menarik lengan nya sambil berkata dengan nada yang serak namun begitu lirih. "Jangan pergi." Nanon pun membalikkan tubuhnya kini untuk duduk di pinggir ranjang Ohm sambil berkata, "Ada apa? Kau harus istirahat. Tubuhmu sudah terlalu lelah karena pertandingan tadi siang, kenapa malam ini kau malah keluar untuk mabuk?" senyum Nanon yang membuat Ohm melepas tarikan pada lengan Nanon kemudian membaringkan tubuhnya tiba-tiba di hadapan Nanon yang masih duduk di tepi ranjangnya.

"Kau--kembalilah ke kamar." katanya dengan nada dingin kemudian Nanon hanya terkekeh dengan tingkah Ohm yang tengah mabuk itu membuat dirinya pergi sambil tersenyum keluar kamar Ohm sedangkan di dalam kamarnya Ohm senyum kegirangan dengan apa yang Nanon lakukan padanya barusan. Bagaimana mungkin dirinya jatuh cinta sedalam itu pada orang asing yang kini menjadi suaminya itu, entahlah Ohm juga tidak paham.

Nanon kini sudah berada di kamarnya menuntaskan kegiatannya yang tengah melukis pemandangan malam hari kemudian sejenak ia tersenyum dengan tingkah Ohm yang tiba-tiba menarik lengannya dan meminta nya jangan pergi sambil melukis ia terkekeh sendiri mengingat kejadian itu.

STORM [FINISHED ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang