23-REMEMBER THAT

242 20 0
                                    

Explicit content // Oral sex // Anal sex // Minor get out from here

Ohm kini sudah berada di Galeri Lukis milik Nanon sambil melihat-lihat karya lukisan suaminya itu ia sesekali mengambil fotonya dengan ponsel kemudian Nanon yang baru saja mengadakan pertemuan dengan klien pun menghampiri suaminya yang sibuk memotret itu.

"Ohm." Panggil Nanon yang membuat Ohm menoleh sambil menghentikan kegiatannya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana nya. Ia tersenyum kearah Nanon sambil menjawab. "Maaf, aku sibuk sendiri."

"Tidak apa-apa. Lagipula kamu kan memang ingin main kesini dari sejak 1 bulan lalu tidak pernah mengunjungi Galeri."

"Hmm. Lukisanmu yang baru apakah aku boleh melihatnya?" Tanya Ohm penasaran membuat Nanon menggelengkan kepala sambil tersenyum lalu Ohm pun mencolek pipinya yang berlesung itu. "Ish. Ohm." Cetusnya dengan nada pelan membuat mereka pun berjalan beriringan menyusuri Galeri Lukisan milik Nanon itu sambil sesekali memandangi lukiasan hasil karya Nanon.

"Entah kenapa kalau aku masuk kesini. Aku merasa hidup lebih lama karena banyak sekali penyatuan warna yang kamu buat di lukisan-lukisan ini." Ohm sambil menyentuh lukisan tema LIFE tersebut membuat Nanon yang berdiri di sebelahnya pun hanya tersenyum sambil berkata. "Kamu memuji atau menggodaku?"

Ohm terkekeh sambil mencubit pipi Nanon sambil menjawab, "Aku jujur memang kau itu berbakat. Kamu harus ingat ini ya, Nanon kalau salah satu diantara kita berpisah karena kematian. Kita harus selalu bersikap baik dan menjalani hidup dengan baik sampai ajal  menjemput." Cetus Ohm entah kenapa Nanon tiba-tiba terdiam dengan perkataan suaminya itu namun ia kembali tersenyum sambil menyentuh wajah suaminya itu.

"Jangan bicarakan hal yang belum tentu terjadi yang penting saat ini. Kita masih bisa bersama seperti ini." Senyum Nanon yang membuat Ohm ikut tersenyum juga sambil merangkul bahu Nanon lalu mencium kening pria lesung pipi itu. Sejujurnya perkataan Ohm sejenak membuat hatinya sakit karena dalam diam ia sudah mengetahui penyakit yang di derita suaminya itu tetapi Nanon sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap bersama Ohm di sampingnya walaupun suatu saat nanti mereka berpisah karena kematian.

"Lukisan kamu yang lain mana lagi?" Tanya Ohm yang kemudian Nanon menunjukkan nya hingga kedua pasangan suami-suami itu mengelilingi Galeri Lukisan tersebut sambil sesekali mengobrol segala hal tanpa kenal waktu.

Kini mereka sudah duduk di sofa Ruang Kerja Nanon dengan Nanon yang menempelkan kepalanya pada dada bidang Ohm memainkan games pada ponselnya sementara Ohm hanya memperhatikan nya kemudian seseorang masuk ke dalam ruangannya. Ternyata itu Puimek asisten nya yang menghampirinya sambil tersenyum lalu Nanon pun bangun dari posisi nya sambil mengambil beberapa map yang Puimek berikan kepada Nanon. "Sudah semua ya. Oh iya, adakah klien yang akan mengadakan pertemuan kali ini?" Tanya Nanon pada Puimek sementara Ohm memainkan ponsel yang sempat Nanon berikan tadi.

"Tidak ada, Tuan. Tetapi ada pertemuan klien besok di Hongkong sekitar jam 8  pagi, saya pun sudah memesan kan tiket pesawat untuk Tuan esok hari."

"Baiklah. Kamu kirim boading pass pesanan tiket pesawat untuk ke Hongkong malam ini ke email ku." Seru Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh Puimek sambil membuka ponselnya lalu mengirim file pdf boarding pass kepada Nanon hingga masuk ke dalam ponselnya kemudian berkata. "Thanks."

"Baik, Tuan Muda. Saya permisi." Seru Puimek menaruh file-file tersebut di meja kerja nya kemudian keluar dari Ruang Kerja Nanon meninggalkan pasangan suami-suami tadi yang sempat bermesraan tadi dengan Nanon yang kembali menempelkan kepalanya pada dada bidang Ohm. "Pergi lagi aku malam ini padahal aku ingin quality time berdua denganmu." Cetus Nanon masih dengan kepalanya yang di tempelkan pada dada bidang Ohm dengan kedua matanya yang memperhatikan Ohm memainkan ponsel.

STORM [FINISHED ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang