30-LOST HEART

398 15 7
                                    

Nanon, Nonnie dan Puimek pun datang menjenguk Ohm kemudian saat mereka bertiga tiba di kamar rawat inap nya. Ohm tersenyum kearahnya namun berbeda dengan Nonnie ia tiba-tiba menangis lalu berlari menghampiri kakak iparnya itu dan memeluknya erat. Nanon dan Puimek yang melihat itu pun hanya tersenyum terlihat Ohm melepas pelukan adik iparnya itu lalu menghapus airmatanya sambil berkata. "Kenapa Nonnie menangis? Nonnie kan anak kuat. Perempuan kuat."

Nonnie makin menangis tersedu-sedu membuat Ohm kembali membawa adik iparnya itu ke dalam pelukan lalu gadis itu pun melepas pelukannya sambil memperhatikan secara intens yang terlihat kakak iparnya yang dulu bertubuh atletis makin lama makin kurus. "P'Ohm, kau harus makan yang banyak. Jangan pernah memaksakan diri kalau lelah dan masalah pengobatan kau harus selesaikan sampai tuntas dan sembuh agar kita bisa kembali lagi seperti biasa kumpul bersama." Nonnie berkata dengan nada bergetar membuat Puimek menghampirinya sambil menepuk-nepuk bahu adik dari bos nya itu lalu Nonnie pun memeluk erat Puimek sedangkan Nanon kini berdiri di samping Ohm sambil bergenggaman tangan melihat Puimek yang tampak bertingkah melindungi Nonnie.

Nanon dan Puimek kini sudah duduk bersebelahan di sofa yang terletak tidak jauh dari Ohm dan Nonnie yang tampak masih mengobrol itu sambil bercanda tawa dengan nada setengah berbisik Nanon bertanya. "Sejak kapan?"

Puimek menoleh kearah bos nya dengan tatapan bingung kemudian menjawab. "Maksud Tuan Muda apa?"

"Kamu dan Nonnie."

"Saya bisa jelaskan, Tuan Muda."

"Aku tidak marah. Aku hanya terkejut saja ternyata orang yang selama ini selalu melindunginya, selalu membantunya, selalu ada untuknya dan terpesona sejak pertama kali bertemu dengannya kini bisa berada di samping nya." Nanon menatap tajam kearah Puimek membuat Puimek menundukkan kepalanya karena merasa ketakutan kalau hubungan nya dengan adik bos nya itu kini sudah di ketahui oleh bos nya.

"Tuan Muda--"

"Puimek, kita ini sudah seperti saudara jadi kalau kau memang ingin menjalin hubungan dengan adikku. Aku tidak melarangnya dan aku mohon jaga dia selalu untukku apapun kondisi nya." Nanon tiba-tiba menundukkan kepala sambil tersenyum lalu menepuk bahu Puimek juga mengelus kepala asisten pribadinya yang sudah ia anggap keluarga itu. "Aku merestui hubungan kalian berdua dan ke depannya kalian berdua mau berlanjut atau tidak bukan urusanku. Tapi, satu hal dariku selamanya tetap saling menjaga satu sama lain. Aku berbicara sebagai calon kakak iparmu." Senyum Nanon membuat Puimek tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Kini mereka berempat pun bercanda tawa di Taman sambil sesekali mengobrol dan terlihat Nonnie membantu kakak iparnya itu belajar berjalan sambil sesekali tertawa bahagia. Tiba-tiba datang Suster Irina menghampiri mereka dengan meminta izin. "Permisi Tuan dan Nona. Hari ini sudah waktunya Tuan Ohm untuk terapi relaksasi."

Nanon dan Nonnie pun membantu Ohm dengan memegang sebelah tangannya untuk duduk di kursi roda yang dibawakan oleh Suster Irina. Setelah Ohm duduk di kursi roda itu pun ia meninggalkan mereka bertiga di Taman dengan Suster Irina yang mendorong kursi roda Ohm menuju Ruang Terapi Relaksasi dengan Nanon yang mengekorinya kemudian ketika Nonnie hendak menyusul Nanon. Puimek lebih dulu menarik lengan Nonnie membuat Nonnie menoleh kearah Puimek sambil tersenyum lalu berkata. "Apalagi kali ini, Thiirak?" Nonnie mendekat kearah Puimek sambil menangkupkan kedua tangannya pada wajah asisten pribadinya itu hingga Puimek menatapnya.

"Apakah kamu bicara soal hubungan kita kepada Tuan Muda?" Tanya Puimek perlahan membuat Nonnie terkekeh sambil melepas sentuhan pada wajah Puimek kemudian menganggukkan kepala sambil menjawab. "Iya. Aku tidak mungkin menyembunyikan hubungan kita lebih lama lagi, Thiirak. Apalagi selama diriku memiliki masalah besar hanya kamu yang selalu membantuku. Jadi--bagaimana mungkin aku tidak membalas semua perlakuan baikmu selama ini padaku? Aku tidak ingin bertingkah egois. Aku tidak ingin menyakiti orang lebih dalam lagi seperti dulu. Aku mencintaimu bukan karena kau sebagai pelindungku tetapi dirimu yang selalu bertingkah tulus yang membuatku merasa nyaman dan tak ingin jauh darimu." Nonnie pun menggenggam erat tangan Puimek sambil tersenyum dan berkata lagi. "Jangan lagi ragukan rasa cintaku kepadamu ya. Maaf, kalau selama ini aku bertingkah denial dan tak peduli dengan semua perasaan yang aku rasakan tetapi saat ini--aku tidak bisa lagi menjauh darimu. Let's grow up together." Puimek pun menganggukkan kepala serta membalas eratan genggaman tangan Nonnie padanya sambil berjalan mengikuti Ohm menuju Ruang Terapi Relaksasi.

STORM [FINISHED ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang