STORM [FINISHED ✔️]

13-CRASH

Ohm mengajukan cuti untuk pulang ke Pattaya beralasan untuk menenangkan diri walaupun rasa cinta nya kepada Nanon itu tidak pernah hilang hingga detik ini. Terlebih seminggu lalu dirinya bertemu dengan Nanon di Pub dan di hari itu juga mereka melakukan hal yang tak senonoh. Padahal status mereka sudah resmi bercerai sejak 6 bulan lalu.

Thai yang melihat kakaknya murung pun menghampiri sambil menepuk bahu kakaknya. "P'ohm, sedang apa kau? Daritadi aku lihat kau diam saja disini." Thai duduk di sebelah kakaknya seperti biasa, ia berusaha mendengar keluh kesah kakaknya yang tampak terpuruk itu sambil menyodorkan sekotak rokok dan pemantik api nya.

Ohm menyalakan rokok tersebut sambil menghisap nya kuat-kuat lalu menghembus asap nya keatas membuat Thai terkekeh dengan tingkah kakaknya sambil berkata. "Kau masih memikirkan P'Nanon ya?"

"Sok tahu!" Katanya sambil mengepulkan asap rokok yang ada pada mulutnya keatas.

"Kalau bukan kenapa murung? Seakan-akan tak mau pisah dari nya. Aku tahu kalau kau itu mencintainya, P'Ohm dan tujuanmu datang kesini karena ingin menjauh dan melupakan dia kan? Kenapa diam? Aku salah bicara ya?" Tanya Thai hati-hati namun hanya sebuah senyuman yang dikembangkan pada wajah Ohm lalu menggelengkan kepalanya.

"Yang kau katakan semua itu benar, Thai. Kau memang selalu mengerti diriku, beruntung aku memiliki adik sepertimu." Jawab Ohm sambil mengusak puncak kepala adiknya yang tinggi badannya lebih tinggi dari nya itu.

"P'Ohm, aku kenal lama kau sejak kecil jadi tidak mungkin aku tidak paham seperti apa dirimu. Oh iya, 2 minggu lalu Nonnie kesini."

"Mau apa dia kesini? Kenapa tidak mengabarkan nya padaku?" Tanya Ohm pada adiknya membuat Thai menenangkan kakaknya itu sambil menepuk pelan kedua bahu kakaknya. "P'ohm, tenanglah. Nonnie tidak berkata macam-macam hanya saja dia meminta kita semua menjauhi P'Nanon. Hanya itu. Dia tidak ingin P'Nanon saling menghubungi lagi seperti dulu dengan kita, dia benar-benar ingin memutus hubungan dengan kita semua, P'Ohm." Jelas Thai yang membuat Ohm menghela nafasnya sambil menghisap kuat rokok yang ada di tangannya.

Ohm tiba-tiba menitikkan airmata lalu ia menghapus airmata itu dengan tangannya lalu berkata. "Aku benar-benar tidak ada kesempatan lagi dengannya ya, Thai. Semesta sepertinya sangat membenciku sampai aku tidak bisa bersatu dengan orang yang aku cintai. Kesalahanku di masa lalu tidak termaafkan ya, Thai." Lirih Ohm yang tiba-tiba terisak dihadapan adiknya membuat Thai mendekatkan tubuhnya kearah kakaknya lalu memeluk erat kakaknya itu untuk menenangkan Ohm yang menangis di pelukan nya. "Aku tidak termaafkan ya, Thai?" Di sela isak ya di pelukan Thai.

"P'ohm, jangan salahkan dirimu sendiri. Ini hanya masalah waktu, kau jangan berpikir seperti itu."

"Aku harus apalagi, Thai. Aku berbuat baik salah. Mengurangi hal-hal yang dulu aku lakukan pun masih salah juga apa lebih baik aku menghilang saja dari dunia ini."

"Stop P'ohm! Jangan bicara hal-hal tak berguna seperti itu. Selama kau masih hidup kau harus jalani hidupmu seperti biasa. Kalau P'Nanon jodohmu dia akan kembali bersama denganmu dan tidak akan kemana-mana. P'ohm, di dunia ini tidak selalu harus memikirkan soal pasangan tetapi hal lain juga. Disini masih ada ayah dan aku keluargamu, untuk apa memikirkan hal yang tidak ada ujungnya seperti ini. Kau harus semangat, P'Ohm." lembut Thai pada kakaknya yang membuat Ohm melepas pelukannya sambil menganggukkan kepala.

---

Keesokan harinya Nanon sudah berada di Galeri kembali mengerjakan pekerjaan nya sebagai CEO serta mengecek beberapa penjualan lukisannya. Terkadang Nanon pun kembali bekerja menjadi pelukis keliling seperti biasa menawarkan para pengunjung yang ada di Taman Kota untuk di lukis olehnya.

Saat sedang asyik melukis ia tanpa sadar melihat sepasang kekasih sesama jenis yang tampak bahagia berdiri di hadapannya untuk memintanya melukis pasangan tersebut. Ada juga anak kecil yang minta di lukis oleh Nanon dan banyak pengunjung lainnya yang meminta Nanon untuk melukisnya.