Taehyung dan seokjin kompak belari keluar dari mobil, melangkahkan tungkainya dengan lebar menuju lokasi yang disediakan untuk pemberi kabar mengenai kecelakaan pesawat yang baru saja terjadi tadi siang
Keduanya bahkan tidak memperdulikan semua pasang mata yang sudah menatapnya sejak awal menginjakkan kaki di bandara, yang ada dipikiran kedua pria bermarga kim itu hanya kabar dari putra sulung kesayangannya yang baru saja pergi dari pelukannya tadi pagi
"Permisi, kami ingin bertanya tentang kecelakaan pesawat tadi siang. Apa ada daftar penumpang yang menjadi korban?" seokjin berujar dengan cepat, menatap seseorang yang sudah mencari beberapa data dari penumpang pesawat jatuh
"Ada, silahkan dilihat. Jika ada sanak-saudara yang turut menjadi korban langsung saja tuan datang kesana untuk mendapatkan informasi lebih lanjut lagi mengenai pencarian" ujar laki-laki itu dengan ramah, tersenyum teduh karena ia tau jika semua orang yang datang kesini dalam keadaan panik bukan main
Dan tanpa mengucapkan sepatah katapun, baik seokjin ataupun taehyung langsung membuka daftar penumpang yang menjadi korban di kecelakaan hari ini. Berharap agar permata yang mereka relakan untuk pergi mencari ilmu tidak menjadi salah satunya
"Kak... nggak mungkin" lirih taehyung bergemetar hebat setelahnya, menggelengkan kepalanya cepat karena melihat nama sang putra terlihat jelas disana
Yeonjun nya... tidak mungkin pergi kan?
Sedangkan seokjin sendiri ikut terdiam disana, mulai meneteskan air matanya perlahan saat netra indah itu ikut melihat nama yang ia beri kepada sang putra saat dilahirkan ke dunia ini berada tepat dibawah nama yeonjun
Sungguh demi apapun seokjin hanya mengizinkan sang putra untuk pergi bersekolah di negeri orang dengan kepastian akan kembali pulang beberapa tahun lagi bersama gelar sarjana yang anak itu impikan sejak kecil, bukan untuk pergi jauh hingga ia tidak bisa menggapai soobin seperti sekarang
Taehyung sendiri sudah lemas bukan main, dan di detik selanjutnya ia langsung jatuh terduduk di lantai dingin bandara. Bahkan taehyung sudah tak memperdulikan pekikan dari beberapa orang yang melihatnya terjatuh seperti tadi
"Taehyung.. sadarlah" lirih seokjin menepuk pelan pipi yang lebih muda, mencoba menyadarkan pria bermarga kim itu karena masih dalam kondisi shock setelah tau bahwa sang putra ikut menjadi salah satu korban kecelakaan
"Kak.. putraku, tidak mungkin" racau taehyung dengan gelengan kepalanya, menatap kearah seokjin yang sudah sama hancurnya dengan taehyung saat ini. Keduanya sedang berada diambang kehilangan yang tak pasti
"Tae.."
"Aku mengizinkan yeonjun pergi untuk sekolah, kak! bukan untuk ini, putraku... yeonjun" taehyung menangis keras saat seokjin memeluknya erat saat ini, mengundang tatapan iba dari semua orang yang mengenalnya
Publik tentu sudah tau sebesar apa kasih sayang taehyung untuk putra sulungnya, dengan adanya kabar menyakitkan tidak menutup kemungkinan jika taehyung hancur berkeping-keping setelahnya
"Kakak tau, kakak paham, taehyung. Karena kakak pun mengizinkan soobin pergi untuk mengejar mimpinya" seokjin berujar pelan, nada yang mulai bergetar menandakan bahwa sebentar lagi pria dewasa itu akan menangis
"Aku tidak mau kehilangan yeonjun, kak. Dia tidak boleh pergi... yeonjun, dia berjanji untuk pulang" racau taehyung semakin mengeratkan pelukannya dan menangis pilu. Putranya, kenapa harus yeonjun? kenapa harus semestanya?
Taehyung merasakan dunianya hancur saat ini, bahkan lebih hancur disaat ia melihat yeonjun yang dirawat di rumah sakit waktu dulu. Taehyung lebih memilih dibenci oleh yeonjun dibandingkan sang putra yang meninggalkan dirinya pergi jauh hingga tak bisa digapai
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE & GREY
FanfictionDia iri Dia ingin keadilan Dia ingin merasakan kasih sayang Hanya pelukan, atau sekedar pertanyaan tentang kabarnya saja untuk setiap harinya Apa sang ayah tidak bisa melakukan itu? Apa sebegitu sibuknya kah sang ayah hingga tak memiliki waktu sedi...