Seminggu sudah setelah pertemuannya dengan Namjoon, namun sampai saat ini dia tidak bisa mencari tau lebih banyak tentang Jungkook.
Mencoba untuk mengalihkan pikirannya dan hendak menyuapkan makanan kedalam mulut, tiba-tiba saja Taehyung datang bersama seorang pria.
"Maafkan aku." ucap pria itu bersujut sambil memohon.
Yuri sengaja tidak memesan ruangan pribadi saat berada direstoran kesayangannya. "Astaga, tuan muda Kang. Aku tidak mengerti maksudmu?" katanya dengan wajah yang dibuat terkejut.
"Aku mohon, maafkan aku. Jangan sampai hal ini terdengar oleh ayah mertuaku—aku akan melakukan apapun yang kau mau." kata Tae Oh merancau.
Setelah mencari tau lebih dalam, Yuri mendapatkan informasi bahwa Tae Oh sudah menikah dengan anak dari perusahaan Globar Group. Dan yang sebenarnya adalah dia hanya menjual tampang agar istrinya mau mengeluarkan uang untuk dia pakai judi. Oleh karena itu, Yuri datang kerestoran favoritenya yang sekarang sedang ramai oleh pengunjung.
"Memang apa yang sudah kau lakukan kepadaku sampai harus memohon segala, berdirilah tuan muda." ucal Yuri mendekati Tae Oh yang masih bersimpuh.
Dibalik keputus asaannya itu, Tae Oh masih meyisihkan harga dirinya. Dia enggan untuk menjawab pertanyaan Yuri. "Aku bertindak kurang ajar kepadamu."
Seperti yang diharapkan, banyak mata yang melihat dan banyak pula bibir yang mencibir pemandangan tersebut. "Jika anda tidak menjelaskan dengan ringi, bagaimana saya bisa mengerti." kata Yuri berwajah sedih.
Cukup lama Tae Oh diam. "saya mencoba memasukkan obat perangsang kedalam minuman anda." jawabnya dengan lirih.
Derap langka mendekati Tae Oh dan—plak!!! Tamparan mendarat dipipinya, menyisakan bekas kemerahan. "Dasar bajingan! Berengsek! Harusnya aku mendengarkan perkataan ayah."
Wanita itu berderai airmata, dan Tae Oh mencoba untuk menenangkannya. Namun—sang ayah datang dan mendorong tubuh Tae Oh agar menjauh dari anaknya. "Detik ini juga, kau sudah bukan bagian dari keluarga kami."
Selain harga dirinya yang hancur, dia juga kehilangan istri serta mesin uang yang membuatnya menjadi pria sombong selama ini. Dengan pemandangan itu, makanan yang tersaji dimeja terlihat sangay lezat. Yuri memakannya dengan riang dan wajah yang tersenyum manis.
"
Gedung tiga lantai mempunyai desain unik bewarna pastel itu adalah Alora Boutique milik Yuri.
Saat kecil, karena lebih suka menghabiskan waktunya didalam kamar—Yuri mulai membuat sketsa baju. Hobi itu dia kembangkan hingga akhirnya mempunyai butik sendiri tanpa bantuan keluarganya. Terlepas bagaimana dia berlaku, Yuri sangat serius dibidangnya ini.
Beberapa kain percak berjatuhan dilantai, Yuri melepaskan kacamata yang leleh bertengger dihidungnya. "Anda mau dipijat?" tanya Taehyung.
Ide mempunyai pengawal bukan dari Yuri melainkan dari sang kakak. Keberadaan Tahyung sendiri bukan hanya untuk menjaganya, melainkan menjadi sumber informasi untuk sang kakak.
"Hm." gunam Yuri mengangguk.
Tapi, hal itu hanya sebentar saja karena Yuri sudah membuat Taehyung berada dipihaknya.
Pijatan yang lembut membuat bahu Yuri yang tadinya kaku menjadi lebih ringan. Dia juga bisa mencium parfum dan rokok yang tersisa dipakaian Taehyung. Sambil menyandarkan kepalanya, Yuri melihat keatas. Wajah yang tampan, tubuh yang bagus—bagaimana dia berakhir menjadi seorang pengawal?
"Apa kakak (oppa) masih sering memintamu datang kekantornya?" tanya Yuri.
Pijatan Taehyung berpindah kearah leher, membuat Yuri merinding karena tangan Taehyung terasa dingin.
"Tidak." jawabnya singkat.
Meskipun kadang tergoda dengan ketampanan Taehyung, tapi sekalipun Yuri tidak berniat mengajaknya bermain. Baginya—mendapatkan pengawal yang tulus seperti Taehyung cukup sulit.
Ketukan pintu terdengar. "Sajangnim, Nona Park Aeri ingin menemui anda." Yuri meminta Taehyung membuka pintu dan membiarkan tamunya masuk.
"Ya Min Yuri!! Kenapa kau tidak menerima panggilanku?" Wanita berwajah imut ini cemberut dan melipat kedua tangannya didada.
"Benarkah?" Yuri melihat ponselnya, sudah ada lima panggilan tidak terjawab. "Maaf. Tapi kau jauh-jauh datang kesini hanya karena itu?"
"Kau tidak lupa kan kalau nanti malam kita pergi ke Dragon Club?" tanya Aeri.
Sejujurnya Yuri lupa karena pikirannya sedang fokus dengan beberapa hal. "Mana mungkin." jawabnya singkat sambil berpindah duduk didekat temannya.
Mereka saling mengenal sejak masih berada dikampus yang sama. Baik Aeri pun Yuri sudah tau tentang keburukan masing-masing. "Nanti malam aku akan membawa seseorang." kata Aeri tersenyum malu.
"Kekasih baru?"
Kepala Aeri menggeleng. "Aku harap begitu, tapi sayangnya bukan."
Sama halnya dengan Yuri yang sering bermain dengan pria, Aeri juga tidak jauh berbeda dengannya. Hanya saja wanita bersurai panjang itu selalu membuat mereka sebagai kekasihnya. "Kenapa?"
"Aku juga tidak tau. Tapi dia adalah tipeku!! Padahal aku sudab mencoba untuk menggodanya, tapi bisa-bisanya dia mengantarku pulang kerumah daripda membawaku kehotel." jelas Aeri.
"Mungkin dia masih perjaka." timpal Yuri yang langsung direspon dengan pukulan. "Aww!!" Pekiknya kesakitan.
"Jangan bercanda. Zaman sekarang mana ada pria yang masih perjaka." kata Aeri. Tepat setelah berkata seperti itu mereka terdiam dan saling menatap, kemudian bersamaan melihat kearah Taehyung. "Aihh, tidak mungkin kan?"
Risih karena menjadi pusat perhatian, Taehyung meminta izin untuk keluar ruangan—membiarkan para wanita berbincang. "Kau membuatnya tidak nyaman." kata Yuri.
"Yaaa!! Kenapa kau menyalahkan aku? Tapi ngomong-ngomong, apa menurutmu dia masih perjaka?" tanya Aeri sedikit berbisik, takut Taehyung masih bisa mendengarnya.
"Entahlah, aku juga tidak tau." jawab Yuri seadanya.
Aeri menyilangkan kakinya dan menggoyangkannya, tanpa bahwa dia sedang berpikir. "Apa aku perlu memeriksanya?!" gunamnya lirih.
"Pergilah!! Tidur saja dengan pria itu, jangan usik pengawalku!!" timpal Yuri yang membuat Aeri sedikit terkejut karena mendengar gunamannya.
"Baiklah. Aku juga hanya asal bicara. Dasar posesif!!" katanya. Kali ini Yuri tidak terlalu mendengarkan celotehkan Aeri.
Dia tau bahwa temannya memang asal bicara, tapi entah kenapa memikirkan Taehyung tidur dengan Aeri membuatnya terganggu dan sedikit mual.
"Aku tidak mau membayangkannya." gunam Yuri.
"Apa?"
Yuri menoleh ke arah Aeri yang hendak pergi. "Huh? Sampai bertemu lagi nanti malam, hati-hati." ucapnya.
[ bersambung... ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You (mature)
FanfictionPLEASE KALIAN HARUS WAJIB BACA CERITA INI. ADULT WARNING!! 🔞 PLOT-TWIST BERTEBARAN. Komitmen adalah hal yang jauh dari bayangan Yuri. Dia tidak percaya bahwa seorang pria akan setia dengan pasangannya, begitupula sebaliknya. Tentu bukan karena pem...