21

1K 54 2
                                    

Seperti danau yang terlihat tenang, begitulah Jungkook mempersiakan kejutan untuk Yuri. Menuju pergantian tahun, Jungkook ingin memberikan beberapa hadiah bagi kekasihnya, tanpa dibantu oleh siapapun.

Satu kejutan pertama adalah saat Yuri baru pertama kali membuka mata dipagi hari, bukan Jungkook yang berada disampingnya, melainkan boneka bulu berukuran lebih besar darinya.

"Apa ini?" tanya Yuri sambil membukatkan matanya dan tersenyum.

"Beberapa waktu lalu kau cemberut karena tidak berhasil mendapatkan boneka capit, jadi aku menggantinya 10x lipat lebih besar." kata Jungkook membanggakan dirinya.

Rasa sakit dimasa lalunya memang menjadikan Yuri tumbuh dewasa lebih cepat daripada anak seusianya, dan mendapatkan boneka—tentu membuatnya terlihat seperti anak kecil.

Sambil memainkan tangan beruang besar itu, Yuri penasaran bagaimana Jungkook bisa membawanya sampai-sampai dia tidak menyadari.

"Pagi buta aku membawanya dari toko." jawabnya.

"Kau bawa dia dengan mobil sedanmu?" tanya Yuri memastikan.

Jungkook mengangguk. "Kau tau, beruang itu membuat mobilku terasa sempit." katanya sambil menggerutu.

"Benarkah? Kau pasti kesakitan?" wajah Yuri terlihat sedih. Sayangnya perhatian itu bukan ditujukan untuk Jungkook—melainkan kekasih barunya, si beruang.

"Min Yuri, jangan membuatku menyesal sudah membawanya kesini."

Tentu saja Yuri hanya bercanda. Dia menarik tangan Jungkook yang sedang merajuk. "Terima kasih, sayang." katanya sambil menciumnya.

Bukan hanya beruang, saat mereka sedang makan siang disebuah restoran—seorang pelayan mendatanginya dan memberikan sebuah amplop bewarna putih.

Dua buah tiket penerbangan ke Paris untuk minggu depan. Lagi-lagi Yuri meloncat kegirangan dan memeluk Jungkook, dia tidak perduli dengan orang-orang yang sedang memandangnya keheranan.

Beruang besar, tiket liburan keParis—seolah ada yang kurang. Jungkook mempersiapkan seseatu lagi didalam mobilnya.

Selesai makan, Yuri membuka pintunya dan ternyata sudah ada yang menempati kursinya. "Apa lagi ini?" katanya tentu saja sambil tersenyum sumringah.

"Karena musim dingin, aku sulit menemukan bunga yang bagus." ucap Jungkook menunduk.

"Jika kau meletakkan bunga sebanyak ini, dimana aku akan duduk?" tanya Yuri mencium 1000 tangkau mawar merah.

"Ah benar!" Jungkook mengambil bouquet itu dan berjalan menjauh.

"Taehyung?" kata Yuri terkejut bahwa ada pengawalnya di seberang mobil Jungkook memarkir.

"Aku titip, biar kau tidak kesepian." kata Jungkook, kemudian kembali ketempat Yuri.

Meskipun Yuri sudah resmi berpacaran, namun Taehyung terkadang masih mengikutinya—tentu saja tanpa sepengetauannya.

"Sejak kapan kau tau dia ada disana?" tanya Yuri.

"Sejak kita berangkat dari apartment. Oh ya, ada sesuatu dilaci depanmu." kata Jungkook yang konsentrasi karena tiba-tiba salju turun.

Satu tangkai bunga tulip bewarna merah muda. Sengaja Jungkook memilih dan memberikannya kepada Yuri dengan harapan bahwa dia bisa selalu merasakan kebahagiaan. "Terima kasih, aku benar-benar bahagia." ucapnya sambil meneteskan airmata.

Jungkook mengarahkan mobilnya berlawanan dari apartment. Yuri memang sempat bingung, tapi kemudian dia berpikir bahwa mungkin saja ini juga salah satu rencana Jungkook untuk memberikannya kejutan lagi.

Tiba-tiba panggilan dari Taehyung terlihat dilayar. "Oh..." Jungkook diam sejenak. "Kau juga tau rupanya. Tetap dibelakang, jangan sampai mereka tau keberadaanmu dan jangan sampai kau kehilangan jejakku."

Mata Jungkook yang terus melihat ke spion, kecepatan yang semakin kencang—membuat Yuri yakin bahwa ini tidak masuk kedalam kejutannya. "Ada apa?"

Alih-alih menjawab, Jungkook justru mengatakan hal yang membuat Yuri bingung. "Saat kita sudah sampai ketujuan, aku mau kau berlari menghampiri Taehyung—apapun yang terjadi."

Untuk pertama kalinya Yuri merasa bahwa tatapan Jungkook saat ini belum pernah dia lihat. "Jelaskan kepadaku, apa yang terjadi?!"

Diraihnya tangan Yuri dan dikecup. "Nanti, setelah semuanya selesai—aku akn menjelaskannya."

Mobil semakin mengarah ketempat yang sepi, tidak ada satupun rumah atau bangunan yang terlihat. "Jungkook—"

"Semua akan baik-baik saja, asal kau langsung berlari kearah Taehyung. Pergilah dengannya, dan jangan melihat kebelakang apapun yang terjadi." kata Jungkook memperlambat laju mobilnya.

"Bagaimana denganmu?"

Dua mobil suv menghadang, hingga Jungkook harus menginjak remnya secara tiba-tiba. "Aku akan menyusulmu dibelakang."

Beberapa pria besar keluar dari mobil. Ada yang membawa balok kayu, ada juga yang membawa pisau. Jungkook melihat kekasihnya itu sudah gemetar ketakutan. "Tunggu disini."

Jungkook keluar dan membuka pintu karena mobil yang dikendarai Taehyung sudah terlihat. "Ingat kataku, jangan melihat kebelakang!" ucapnya membukakan pintu untuk Yuri.

Meski tidak sepenuhnya mengerti, tapi Yuri tau bahwa akan ada perkelahian disini. "Jangan lama-lama, atau aku akan marah!" kata Yuri.

Bibir Jungkook tersenyum. "Aku mencintaimu." katanya.

Taehyung berlari mendekat dan menarik tangan Yuri. "Bawa dia pergi. Aku bisa mengatasinya."

Dengan berat hati Yuri menuruti perkataan Jungkook.

Setelah memastikan bahwa Yuri berada ditangan yang tepat, Jungkook mengambil samurai yang ada dibawah mobilnya. Ya—tidak akan ada yang tau karena mobil itu didesign hanya untuknya.

Benar saja, perkelahian itu terjadi. Jungkook yang menguasai seni beladiri menggunakan samurai dengan cepat bisa menghabisi lawannya. Meskipun beberapa kali tubuhnya terpental karena tendangan seorang pria bertubuh besar, tapi samurai itu juga menancap tepat dijantung lawan.

Darah bercucuran mebasahi tanah, dan cipratannya mengotori pakaian Jungkook. "Sedikit lagi." katanya sambil menyeka darah yang ada dipinggiran bibirnya.

Yuri dan Taehyung sampai didalam mobil yang memang sengaja diparkir agak jauh dari tempat kejadian. Baru saja masuk kedalam, mereka mendengar suara tembakan.

Dengan berat hati, Yuri harus mengingkari janjinya untuk tidak menoleh kebelakang. Tubuhnya terhuyung seketika melihat Jungkook yang berlumuran darah.
Dari tempat yang tak terduga, terdengar lagi suara tembakan. Kali ini bukan mengenai Jungkook, melainkan pria yang sudah menarik pelatuknya itu ikut terkapar dengan lubang dikepalanya.

Merasa keadaan semakin tidak menguntungkan jika Taehyung ikut turun tangan, dia memutuskan untuk membawa pergi Yuri dari sana demi keamanan.

"Kau mau kemana? Kita harus menolongnya!!!" kata Yuri berusaha membuka pintu, tapi Taehyung sudah mengunci central.

Suara tembakan terdengar didepan mobil, Taehyung bisa mengetaui bahwa sniper itu meleset—tapi memang sengaja memberikan peringatan agar mereka cepat pergi dari sama. "Nona, saya benat-benar minta maaf."

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Yuri. Bagaimanapun dia meronta, menangis—tapi Taehyung tetap menjalankan mobilnya bahkan dengan kecepatan tinggi.

Hatinya hancur harus meninggalkan Jungkook disana bersama dengan bunga tulip yang terjatuh dengan banyak cipratan darah.




[ bersambung... ]

Eyes on You (mature)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang