Pagi-pagi sekali Yuri sudah berada di KY Entertainment. Setelah memberikan semua hasil pekerjaannya, dia menyempatkan diri mampir ke coffeeshop yang masih berada didalam komplek perusahaan.
"Aigo~ lihatlah siapa ini yang aku temui." seru seorang pria sambil mengacak rambut Yuri.
"Seokjin Oppa!! Kenapa kau disini?" tanya Yuri terkejut.
"Sama sepertimu, aku bekerja disini." jawab Seokjin sambil memesan minuman. Wajah Yuri tampak bingung. "Aku juga bagian dari KY Entertainment, kau tidak tau?" Yuri menggeleng.
"Aku kira mereka hanya menerbitkan penyanyi." kata Yuri.
"Benar, karena itulah aku ada disini." Lagi-lagi Yuri terkejut dengan jawaban Seokjin.
Dia mengesampingkan minumannya dan melotot kearah Seokjin. "Jadi dulu Oppa seorang idol? Benarkah? Daebak—aku tidak mempercayai hal itu." ucapnya sambil tertawa.
"Ya!! Min Yuri, masih pagi kau sudah membuat hatiku terluka." katanya dengan wajah imut.
"Kenapa? Apa yang aku lakukan?!" tanya Yuri masih tertawa.
"Sudahlah, aku pergi saja." katanya merajuk, dia hendak berdiri dari kursinya tapi ditahan oleh Yuri.
"Aku bercanda. Kim Seokjin, lahir 4 Desember. Seorang soloist terkenal, yang sering mengisi mengisi soundtrack didalam drama. Pernah mendapatkan penghargaan sebagai aktor terbaik. Ada yang kurang?" kata Yuri melipat kedua tanggannya dengan bangga.
Tentu saja mendengar hal itu membuat hati Seokjin melayang, dia tidak menyangka bahwa Yuri mengetaui setidaknya sedikit tentangnya. "Kau membaca di naver bukan?"
"Oppa, apa menurutmu aku akan tidur dengan pria tanpa mengetaui latar belakangnya?" Seokjin menggeleng.
Ya meskipun sedikit pahit, tapi bibirnya tidak luput dengan senyuman. "Kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat sangat kurus." ucap Seokjin mengalihkan pembicaraan.
"Benarkah? Aku baik-baik saja, mungkin karena beberapa hari belakangan kurang tidur." jawab Yuri sambil menikmati minumannya yang tinggal sedikit.
"Aku dengar dari Hoseok, katanya kau tidak meminta bayaran yang tinggi? Ya!! Apa kau tau seberapa kaya perusahaan ini? Dia bahkan bisa membayar setidaknya 2x lipat dari harga kontrak." cerocosnya dengan menggebu.
"Bagaimana bisa kau memanggil atasanmu hanya dengan namanya?!" Ya meskipun setiap bertemu, Hoseok juga memintanya Yuri untuk memanggilnya dengan santai.
"Hal itu karena—sebagian besar pendapatan mereka dari hasil jerih payaku menjadi seorang aktor." katanya dengan percaya diri.
Sontak Yuri melempar tisu kearah Seokjin. "Dan soal uang, aku tidak terlalu memikirkannya."
Meskipun terkadang Yuri bersikap arogan, keras kepala, perkataan yang menyakutkan dan menjadi wanita penguasa. Tapi sisinya yang seperti ini tidak banyak diketaui oleh orang lain. Sisinya yang lembut dan baik hati. Terkadang Seokjin justru merasa kasihan karena Yuri tidak tau bagaimana cara mengekspresilan rasa sayang.
"Kau membuatku jatuh cinta." Sengaja Seokjin berkata sangat lirih agar Yuri tidak mendengarnya.
Taehyung datang menghampiri Yuri. "Nona, mobil sudah didepan." ucapnya.
"Yo, Taehyungssi!! Bagaimana kabarmu?" tanya Seokjin. Pria berwajah datar dan dingin itu hanya menganggukkan kepalanya saja. "Dia masih saja sama seperti tuannya."
Yuri tertawa dan memeluk Seokjin. "Maklumi saja, dia ataupun Yoongi oppa memang tidak jauh berbeda."
"Baiklah, hati-hati dijalan." katanya membalas pelukan Seokjin.
Sebagian orang disana sudah mengetaui bahwa Seokjin dan presdir Hyde Group mempunyai kedekatan. Dan hal itu tentu membuatnya dekat dengan Yuri. Hanya sampai situ saja mereka mengetauinya, karena memang tidak baik jika terlalu dalam menggali.
Seokjin masih menatap Yuri dari kejauhan, melihat punggung kecil dan rapuh sampai tidak lagi terlihat. Kemudian matanya terpejam dan tangannya mengacak rambut. "Hahhh~"
*
Mobil berhenti di lobby Garmett Royal Condominium. Sejak kedatangan Yuri pertama kali, Jungkook sudah memberikan perintah agar bisa membiarkan tamunya naik kelantai apartmentnya.
"Aku akan berada disini sampai malam. Nanti aku akan menghubungimu." kata Yuri yang masih dikawal oleh Taehyung bahkan sampai didepan lift.
"Baik nona." jawabnya.
Sesampainya diatas, Jungkook yang membukakan pintu. Dia tidak memakai kaos dan tubuhnya basah oleh keringat. "Masuklah." ucapnya.
Suara nafas yang berderu, ujung rambut yang basah, pembuluh darah yang menonjol dan bentuk badan yang terbentuk apik membuat Yuri tidak mengalihkan pandangannya. "Apa karena sudah lama, hanya melihatmu begini saja sudah membuat tubuhku panas." ucapnya menyentuh perut Jungkook yang keras dengan telunjuknya.
"Jangan coba memancingku!! Karena sekarang aku tidak ingin membuat pakaianmu basah oleh keringatku." jawab Jungkook mencium bibir Yuri sebentar.
Yuri menggelengkan kepalanya dan duduk disofa ruang tamu. Dia menyilangkan kakinya dengan dua tangan terlipat didada. "Penampilanmu saat ini—terlihat seperti saat kita pertama kali bertemu." kata Jungkook.
Lagi-lagi Yuri terpana hanya karena melihat tenggorokan Jungkook yang bergerak saat dia menghabiskan satu botol air dingin sekaligus. "Kau—sengaja kan?" tanya Yuri.
Pun Jungkook tersenyum. "Mungkin. Nona yang terlihat arogan." jawabnya sambil menjilati bibirnya yang tidak kering.
"Aku tidak arogan!!" sontak Yuri tidak terima dengan tuduhan tersebut.
"Baiklah, jangan marah." ucap Jungkook meraih tangan Yuri dan menciumnya. "Apa pekerjaanmu lancar?"
Yuri mengangguk. "Disana juga sempat bertemu dengan Seokjin oppa."
"Mantan kekasihmu?"
Mata Yuri menatap tajam. "Berapa kali aku bilang dia bukan kekasihku!!" katanya.
"Apa dia menyentuhmu?" tiba-tiba saja terasa hawa dingin disekitar Yuri.
"Huh? Kamu hanya berbincang saj—" Jungkook meremas paha Yuri yang sedang memakai rok pendek. Tangannya juga berjalan hingga pangkal paha.
"Dimana dia menyentuhmu?" tanya Jungkook lagi, meskipun dengan bibir yang tersenyum tapi tatapannya sangat mengintimidasi.
Tangan Yuri menekan sofa ketika Jungkook mencoba untuk melebarkan kakinya. "Hh. Dia mengusap rambutku... hh... dan kita berpelukan." jelasnya.
Ketika satu tangan Yuri menutup mulut agar suara desahan tidak keluar, saat itu juga mata Jungkook melihat bekas luka yang mulai samar. "Kau juga terluka?"
"Mana?" tanya Yuri.
Jungkook menunjuk satu titik hitam. Luka yang bahkan hampir dilupakan oleh Yuri adalah luka terkena jarum beberapa waktu yang lalu. Bagaimana mungkin dia bisa melihatnya luka sekecil ini. gunamnya.
"Sudah diobati?" Yuri mengangguk. Melihat reaksi yang berbeda dan pupil yang bergetar, Jungkook tau bahwa ada sesuatu dengan luka tersebut. "Jelaskan!!"
"Apa lagi?" tanya Yuri. Namun kali ini tangan Jungkook tidak hanya meremas pahanya, malai kan jarinya dudah mencoba untuk masuk disela celana dalam. "Hh! Baiklah!! Taehyung menjilatnya dan menutupnya dengan plester."
Seketika itu Jungkook berhenti dan menjilat jairan yang ada dijarinya. "Jangan salah paham. Apa yang aku lakukan setelah ini bukan karena sedang cemburu, melainkan membersihkan kotoran yang masih menempel ditubuhmu." jelasnya.
"Kalau tidak ingin pakaianmu kotor, masuklah kedalam kamar dan lepas semuanya. Aku akan memandikanmu." bisiknya.
Disaat itu juga Yuri menelan salivanya kasar. Dia tau bahwa Jungkook tidak akan membiarkannya begitu saja.
[ bersambung... ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You (mature)
FanfictionPLEASE KALIAN HARUS WAJIB BACA CERITA INI. ADULT WARNING!! 🔞 PLOT-TWIST BERTEBARAN. Komitmen adalah hal yang jauh dari bayangan Yuri. Dia tidak percaya bahwa seorang pria akan setia dengan pasangannya, begitupula sebaliknya. Tentu bukan karena pem...