11

1.3K 65 3
                                    

Sejak masuk kedalam mobil yang dikendarai oleh Jungkook, pria itu sama sekali tidak melepaskan genggamannya. Awalnya Yuri merasa senang-senang saja, sampai dia menyadari hawa dingin itu tidak berasar dari air conditioner melainkan dari pria disampingnya.

"Ada apa?" tanya Yuri mengelus tangan Jungkook.

Namun pertanyaan Yuri itu hanya dibalas dengan senyuman tanpa kata. "Kau tidak mau mengatakannya?" tanya Yuri lagi, kali ini sambil bersuara imut.

Tiba-tiba Jungkook mengarahkan mobilnya ketepian jalan dan berhenti. Dia menatap Yuri lekat, dan rahang yang mengeras. "Aku ingin mengikatmu di ranjang." katanya.

"Kau tidak mungkin cemburu kan?" tanya Yuri yang akhirnya melihat bahwa tadi Jungkook sudah menunggunya di kursi tidak jauh dari tempatnya duduk bersama Hoseok.

"Iya. Aku cemburu." jawabnya.

Yuri tertawa. "Jangan bercanda!! Kenapa kau harus cemburu melihatku bersama dengan seorang pria?" balas Yuri sambil menatap Jungkook tidak kalah pedas.

"Karena kita tidak mempunyai status?" tanya Jungkook. Sejujurnya dia juga tidak mengerti apakah yang dia rasakan ini adalah kecemburuan atau hanya tidak suka jika mainannya disentuh oleh orang lain.

Menurut Yuri yang sudah menerima perasaan cinta, dia tidak terlalu percaya jika seseorang berkata cemburu kepadanya. "Bukahkah kita sudah sepakat untuk tidak mempunyai perasaan yang terlalu dalam. Jadi berhentilah berkata omong kosong." katanya.

Pertemuan mereka memang baru sebentar dan itupun bukan dengan cara baik-baik. Jungkook tidak mau membuat Yuri menjauhinya, oleh karena itu dia menurunkan segala egonya. "Baiklah aku minta maaf." ucapnya sambil mengecup kening Yuri dan memeluknya.

Selama ini Yuri juga selalu menolak dan akhirnya meninggalkan pria yang sudah mulai mempunyai perasaan kepadanya, tapi dengan Jungkook—dia tidak berniat melakukan hal itu sedikitpun. Yuri membalas pelukan Jungkook. "Aku tidak akan minta maaf sudah berkata seperti itu."

"Tidak perlu." bisik Jungkook.

Meskipun Yuri memang tidak mengucapkan kata maaf karena menurutnya dia tidak melakukan kesalahan, tapi sebagai ganti untuk membuat hati Jungkook sedikit lebih baik—Yuri mencium pipinya.

"Ayo jalan!" katanya kemudian.

Jungkook tidak bergeming. Dia masih memandang Yuri bahkan menyandarkan kepalanya di kursi mobil. "Sepertinya ada yang kurang."

"Ck!! Dasar!" Yuri berdecak dan mendekat ke arah Jungkook, kemudian mencium bibirnya sebentar.

Sedangkan Jungkook tidak melewatkannya begitu saja. Dia menekan lehar Yuri dan memasukkan lidahnya kedalam, mengabsen deretan gigi Yuri yang rapi. Tidak hanya itu, tangan Jungkook dengan nakalnya menelup kedalam blouse yang sedang dipakai oleh wanitanya itu.

Gerakannya berhenti saat pukulan kecil didadanya. "Berhenti!! Kita sedang dijalanan." kata Yuri.

"Karena satu jalan dengan apartmentku, apa mau kita kesana?" Yuri menutup mulut Jungkook.

"Aku masih harus mengerjakan sesuatu, jadi antarkan aku kebutik saja." jawabnya.

Dari pada mendapatkan surat tilang karena terlalu lama menepi yang sebenarnya tidak terlalu diperdulikan juga oleh Jungkook, tapi dia tetap menjalankan mobilnya. Yuri menceritakan bahwa selama beberapa waktu kedepan, harinya akan sedikit sibuk. Meskipun sangat ingin menghabiskan waktunya berdua, Jungkook masilah mengerti tentang pekerjaan Yuri.

"Hubungi aku jika nanti kau sudah sedikit senggang." ucap Jungkook meremas paha Yuri dengan satu tangan lain didepan kemudi.

Yuri mengambil ponselnya didalam tas dan menghubungi seseorang. "Oh ini aku Min Yuri...Maaf sebelumnya, tapi bisakah kita undur janji hari ini ini menjadi besok? Tiba-tiba aku ada acara... Terima kasih." kata Yuri dan menutup panggilannya.

Bibir Jungkook tersenyum seringai. Meskipun sebetulnya tau dengan maksud dan tujuan Yuri membatalkan pertemuannya, tapi dia tetap bertanya. "Ada masalah apa?"

Tangan yang masih berada dipaha Yuri itulah yang menjadi alasan terbesarnya. "Aku ingin melihat apartmentmu."

"Dengan senang hati." jawab Jungkook langsung memutar arah mobilnya. Pun perjalanan itu terasa sangat cepat karena dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Ketika mobil mengarah masuk gedung apartment yang tidak terlalu tinggi, Yuri sudah bisa tau bahwa tempat tinggal Jungkook ini sangat mewah.

"Kau tinggal sendirian disini?" tanya Yuri setelah berada didalam unit dan duduk disofa bewarna biru tua.

Dua kali Yuri masuk kedalam apartment seorang pria. Yang pertama adalah Seokjin, sudah jelas alasan dia tinggal di apartment mewah karena pekerjaannya sebagai aktor ternama. Tapi Jungkook—meskipun Yuri sudah mencari tau tentang latar belakangnya, tinggal Garmett Royal Condominium yang satu lantai hanya ditempati oleh satu unit dan masing-masing mempunyai lahan parkir tersendiri sungguh diluar perkiraannya.

Jungkook memberikan Yuri minuman dingin dan duduk disebelahnya. "Untuk sekarang, iya." Mata Yuri masih meneliti kesekeliling, kagum dengan interior yang tertata dengan apik. "Kau bisa tinggal disini kalau mau."

"Huh?"

Tangan Jungkook menarik Yuri dan menggandengnya menuju satu tempat, ya—balkon. Pemandangan yang disajikan adalah gedung-gedung tinggi yang berada dipusat kota. "Jika aku tinggal disini, kau akan kesulitan ketika bertemu dengan Aeri ataupun wanita lainnya."

"Seberapa buruk imageku dikepalamu?" tanya Jungkook memeluk Yuri dari belakang.

"Tidak. Aku hanya mencoba berpikiran realistis." jelasnya.

Aeri adalah teman dekatnya. Jika saya dia tau Yuri berhubungan dengan Jungkook, entah apa yang terjadi. Mungkin saja Yuri akan kehilangan keduanya. Atau jika mungkin akhirnya hubungan Jungkook dan Aeri menjadi lebih serius, mau tidak mau Yuri akan merelakan Jungkook.

"Kenapa seharian ini aku merasa kau menolak perasaanku." gunam Jungkook.

Badan Yuri berbalik dan mengusap pipi Jungkook. "Benarkah? Aku tidak bermaksud demikian." jelasnya.

"Pedih sekali." katanya dengan wajah yang sengaja dibuat nelangsa.

"Begini lebih baik?" tanga Yuri setelah mengecup bibir Jungkook.

Mata Jungkook berubah, Yuri melangkah mundur namun tubuhnya ditahan hingga tidak bisa lagi bergerak. "Aku benar-benar akan mengikatmu." katanya sambil menggendong Yuri dari depan dan membawanya kesalah satu kamar.




[ bersambung... ]

Eyes on You (mature)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang