Yuri mengerjapkan matanya pelan, melihat kesamping kirinya—namun orang yang dimaksud tidak ada disana. Baru saja berencana ingin mencari, Jungkook sudah masuk kedalam kamar dengan rambut yang masih basah. "Kau darimana?" tanya Yuri.
"Mandi, dikamar sebelah." jawabnya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Kenapa tidak disini saja?"
"Aku tidak ingin membangunkanmu." jawabnya lagi sambil duduk dipinggiran ranjang.
Tangan Yuri memainkan ujung rambut Jungkook yang lurus. "Lembut." gunamnya.
"Kau pasti lapar, ayo keluar—akan aku buatkan makanan." kata Jungkook sambil mengangkat Yuri.
"Ya!! Jeon Jungkook, aku bisa jalan sendiri, kenapa menggendongku?" meskipun begitu, Yuri tetap mengalungkan tangannya dileher Jungkook.
"Anggap saja sebagai service." jawabnya sambil tersenyum.
Setelah mengatakan sebagian kisahnya, Yuri merasa bahwa tubuhnya sangat lelah namun juga terasa sedikit ringan. Seperti paku yang menancap dikakinya perlahan lepas. "Kau benar-benar bisa masak?"
"Cukup bisa tapi belum mampu jika dibandingkan dengan seorang chef." katanya sambil tertawa.
Yuri duduk ditable top menunggu menemani Jungkook menyiapkan makanan. Dia tidak menyangka, pria berwajah tampan dan kekar ini sangat cocok memegang spatula.
Tangan Yuri secara tidak sadar menarik clemek Jungkook dan menariknya. "Apakah aku boleh menyukaimu?" tanya dia tiba-tiba.
Pertanyaan Yuri tentu saja membuat Jungkook tertegun. "Justru aku akan sangat berterima kasih." jawabnya.
"Aeri?" tanya Yuri. Dia sudah lama tidak mendapatkan kabar dari temannya, dan juga tidak pernah lagi melihat Jungkook bersamanya.
"Biar aku yang berbicara dengannya." Jungkook memegang kedua pipi Yuri dan menciumnya.
Ciuman yang sangat lembut dan manis, mengalahkan rasa cokelat yang lumer didalam mulut.
"Sepertinya aku mencium bau gosong." bisik Yuri.
Sontak Jungkook mematikan kompornya sambil mengibas asap yang mengepul. "Tunggu, aku akan buat yang baru."
Lagi, Yuri menarik Jungkook dan melumat bibirnya hingga membuat pria didepannya terpaku, ya meskipun tidak lama setelah itu dia membalasnya.
Mata yang sayu dan bibir yang sedikit terbuka membuat Jungkook terangsang, dia ingin menikmati setiap jengkal tubuh Yuri. Tidak lagi mampu menahan, Jungkook melepaskan celemek dan kaos hitam yang menutup tubuhnya, begitu pula Yuri yang memang hanya memakai kaos kebesaran milik Jungkook.
"Biar aku yang menyembuhkannya." ucap Jungkook sambil mencium lembut bekas luka Yuri.
Luka yang Yuri dapatkan mungkin tidak akan bisa menghilang sepenuhnya, tapi jika diberikan kenangan yang baik—mungkin Yuri akan nelulakan bagaimana luka itu didapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You (mature)
FanfictionPLEASE KALIAN HARUS WAJIB BACA CERITA INI. ADULT WARNING!! 🔞 PLOT-TWIST BERTEBARAN. Komitmen adalah hal yang jauh dari bayangan Yuri. Dia tidak percaya bahwa seorang pria akan setia dengan pasangannya, begitupula sebaliknya. Tentu bukan karena pem...