Selama masa promosi film yang dibintangi oleh Seokjin, dia harus menerima undangan dari beberapa stasiun televisi. Ada pertanyaan mengenai plot cerita, ada juga yang bertanya tentang perkembangan karakternya. Namun ada seorang pembawa acara yang bertanya mengenai hal pribadi.
"Seokjinssi, pasti para penggemar dan penonton penasaran akan sesuatu." ucapnya.
"Apa itu?"
"Wanita seperti apa yang membuatmu jatuh cinta?" tanya pembawa acara itu sambil tersenyum.
Sebelumnya memang tidak ada pembicaraan tentang hal ini, namun karena acara disiarkan secara langsung—mau tidak mau Seokjin harus menjawabnya.
"Walaupun saya datang untuk mempromiskan film, tapi saya akan menjawabnya."
Para crew disana sedikit cemas, begitu pula dengan pemain lainnya. "Mungkin sedikit galak namun sebenarnya dia adalah wanita yang sangat baik." lanjutnya.
"Baiklah, terima kasih Seokjinssi. Kalau begitu kita akan melanjutkan acara setelah iklan yang akan tayang."
Manager yang menangani Seokjin datang dan memberikan ponselnya. "Ada yang menunggumu di ruang ganti."
"Seokjinssi!!" panggil pembawa acara tadi. "Aku minta maaf sudah lancang, tapi seseorang mengatakan bahwa aku harus memberikanmu pertanyaan tersebut."
"Tidak masalah." jawabnya sambil tersenyum dan pergi menuju ruang ganti.
Begitu membuka pintu, Seokjin mengerti siapa orang yang meminta pembawa acara menanyakan hal tersebut.
"Sepertinya kau sudah bosan membaca dokumen dikantor, Min Yoongi." sapa Seokjin.
Beberapa dokumen dan tablet tergeletak dimeja. "Jawabanmu tidak sesuai dengan yang aku harapkan."
"Aku tidak mengerti. Padahal kau sendiri yang membungkam paparazzi agar foto itu tidak tersebar kemedia." kata Seokjin.
Mereka duduk saling berhadapan. "Kau menyuakinya kan? Jujur saja, aku akan berterima kasih jika kau yang menjadi kekasihnya."
Seokjin tersenyum simpul. "Apa kau masih tidak mengenal adikmu? Bahkan jika aku mengatakan cinta, dia tidak akan percaya begitu saja."
Menurut pengamatan Yoongi, pertemuan yang berawal dari ketidak sengajaan dan pertemuan yang intens membuat Seokjin menaruh hati kepada Yuri, adiknya. "Sudah mencobanya?"
"Sudah." jawabnya singkat sambil menunduk.
Setelah beberapa kali menghabiskan malam bersama, Seokjin memang lebih memakai perasaannya ketimbang nalurinya.
"Min Yuri, kau benar-benar tidak ingin menjalin hubungan dengan seseorang?" tanya Seokjin kala itu.
Sambil mengeringkan rambutnya, Yuri menggeleng. "Tidak akan pernah." jawabnya.
Bahkan sebelum mengatakan perasaannya, Seokjin lebih dulu ditolak. "Padahal aku ingin sekali menjadi kekasihmu."
Yuri meletakkan pengering dan duduk dipangkuan Seokjin sambil tersenyum. "Oppa, kau sedang beracting? Hentikan sebelum aku memukulmu." jawabnya.
Meskipun sebenarnya Seokjin tidak cukup berani dengan semua resiko jika perasaannya terkuak. Baik kehilangan Yuri dan kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu, dia menyimpan rapat rahasianya. Hanya ada satu orang yang mampu melihat celah itu dan dia tidak lain adalah sahabatnya, kakak dari wanita yang dia suka.
"Dia sudah rapuh sejak kecil. Dia tidak percaya bahwa seseorang mampu memberikan cinta kepadanya." kata Yoongi memijat kepalanya yang tidak sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You (mature)
FanfictionPLEASE KALIAN HARUS WAJIB BACA CERITA INI. ADULT WARNING!! 🔞 PLOT-TWIST BERTEBARAN. Komitmen adalah hal yang jauh dari bayangan Yuri. Dia tidak percaya bahwa seorang pria akan setia dengan pasangannya, begitupula sebaliknya. Tentu bukan karena pem...