Pesta amal kembali digelar saat memasuki akhir tahun. Karena sudah masuk musim dingin, tidak begitu banyak yang hadir.
"Sudah lama tidak bertemu." sapa Namjoon.
Rambut panjangnya tersingkap ketika menoleh. "Oh, Kim Namjoon. Lama tidak bertemu." jawab Yuri.
Meskipun tidak terlalu dekat, namun siapapun orangnya pasti akan mengatakan hal yang serupa. "Kau terlihat berbeda."
Sebenarnya, dalam keadaan fisik tidak ada yang berubah sama sekali. Namun didalam hatinya, Yuri merasa jauh lebih baik. "Hari ini aku sudah banyak mendengar pujian itu." jawabnya sambil tersenyum lembut.
"Kau datang dengannya?" tanya Namjoon yang melihat Jungkook berjalan kearahnya membawa dua gelas wine.
"Iya, sepertinya yang kau katakan beberapa bulan lalu—salah." kata Yuri melambaikan tangan kearah Jungkook.
"Aku menyuruhmu untuk tidak berkeliaran!!" kata Jungkook memberikan satu gelas winenya.
"Jeon Jungkook, Min Yuri—silakan menikmati pestanya." ucapan yang selalu dikatakan sebagai penyelenggara pesta.
Sebelum meminumnya, Yuri lebih dulu menggoyangkan gelasnya dan mencium aroma dari wine tersebut. "Kau tidak curiga aku memasukkan sesuatu?" celetuk Jungkook.
"Tentu saja aku curiga, bahkan tanpa memasukkan sesuatu—wajahmu terlihat sangat mencurigakan." kata Yuri sambil tertawa.
Selagi menikmati permainan orkestra, Jungkook mendapatkan sebuah panggilan. "Jangan kemana-mana! Jangan menerima minuman dari orang lain, terutama pria!! Aku keluar sebentar."
"Iya. Iya." katanya sambil menyuruh Jungkook pergi.
Karena kakinya terasa pegal, Yuri berjalan untuk mencari tempat duduk. Selama beberapa waktu dia hanya fokus dengan penampilan yang sedang berada diatas panggung.
Sedangkan ditempat Jungkook berada sekarang—
"Sudah lama kau tidak menghubungiku." kata seorang pria yang berdiri disamping Jungkook.
"Bukankah kau tidak suka datang kepesta yang katanya melelahkan, Park Jimin?" tanya Jungkook.
"Karena seseorang aku harus datang kesini, menurutmu siapa?" pria itu melirik tajam.
Jungkook yang merasapun meminta maaf. "Aku harus menemaninya."
Mereka memang sudah berteman sejak lama, karena satu hal—Jimin meminta agar Jungkook bisa menjadi pasangan Aeri untuk sementara waktu.
"Kenapa kalian tidak masuk dan malah berdiri disini?" tanya Aeri.
"Membicarakanmu." jawab Jimin singkat.
Datang kepesta, bertegus sapa dengan orang yang memakai topeng bukanlah hal yang disukai oleh Jimin.
"Kau, Jeon Jungkook!! Bagaimana hubunganmu dengan Yuri?" pertanyaan tiba-tiba itu membuat Jungkook terkejut.
"Bagaimana kau tau?"
Bukan hanya Jungkook, pun Jimin terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar dari adiknya itu. "Jangan bilang kau sudah pecaran dengannya?"
"Belum resmi." jawab Jungkook memandang dinding dengan lukisan hutan.
"Oppa, apa maksudmu?" tanya Aeri.
"Bedebah ini pernah datang diacara ulang tahunmu, tiga tahun yang lalu. Disana dia melihat Yuri bersama pasangannya." jelas Jimin menunjuk Jungkook.
Jimin juga menceritakan alasan Jungkook ingin mendekati Yuri—dia ingin membuat wanita yang terlihat arogan itu berlutut didepannya dan menghisap penisnya.
"Ya!! Bisa-bisanya kau berpikiran seperti itu kepada temanku!!" kata Aeri dengan nada tinggi.
"Mustahil pria yang cepat bosan dengan wanita sepertimu jatuh cinta." celetuk Jimin.
"Apakah pria yang sering Oppa ceritakan itu dia?" Tanya Aeri membukatkan matanya.
Setelah mencoba mendekati wanita yang menjadi targetnya, Jungkook akan membuat wanita itu menyerahkan segalanya (hati dan tubuh) dan kemudian, jika wanita itu sudah tergila-gila Jungkook akan meninggalkannya. "Benar, dia pria berengsek yang sering aku ceritakan." kata Jimin.
Aeri kehabisan kata-kata. Meskipun mereka yang ada disana juga sama berengseknya, tapi dia tidak menyangka sempat terlena dengan tampang Jungkook. "Sudahlah, lebih baik aku masuk daripada mendengarkan kalian."
Namun, betapa terkejutnya Aeri saat melihat seseorang berdiri di belakang tiang dengan wajah yang sudah berlinang airmata.
"Kim Yuri..."
Baik Jimin ataupun Jungkook menoleh bersamaan.
Karena tidak kunjung datang, Yuri mencoba untuk mencari keberadaan Jungkook. Tapi dia justru melihat Aeri yang berjalan kearah luar dari pada masuk kedalam ballroom.
Disanalah Yuri mendengarkan semua pembicaraan yang menyayat hatinya. Janji yang diberikan Jungkook justru terasa seperti racun.
"Tunggu, aku bisa menjelaskan!" Yuri menepis tangan Jungkook.
Tidak ada satupun kata yang terucap, dia pergi meninggalkan pesta dengan airmata. Jungkook mencoba untuk mengejarnya, tapi Taehyung menghalanginya.
"Kau benar-benar menyukainya, Jeon Jungkook!!" ucap Jimin dari belakang tubuhnya yang terkulai lemas.
Didalam mobil, Yuri menghapus airmatanya. Dia tidak perduli dengan riasan yang sudah berantakan.
"Antarkan aku kebutik!!"
Taehyung memperhatikan dari spion tengah, beberapa waktu dia merasa lega bahwa Yuri sudah lebih banyak tersenyum. Tapi melihatnya kembali memasang wajah dingin setelah menangis membuat hatinya juga ikut teriris.
"Jangan mengatakan apapun kepada Oppa. Biar nanti aku yang cerita." katanya menatap tajam punggung Taehyung.
"Baik."
Sesampainya di butik, Yuri meminta Taehyung pulang. Dia juga mengunci butik dari dalam serta mengganti password pintunya. Dilantai tiga, Yuri mencoba untuk menenangkan dirinya dengan menggigit lengannya sendiri.
Dia berharap rasa sakut didalam hatinya bisa berpindah ketubuhnya. Meskipun bekas gigitannya terlihat jelas, dan sedikit memerah tapi sakit dihatinya tidak kunjung hilang.
Yuri percaya bahwa Jungkook adalah pria yang mampu membuatnya bahagia, mampu merobohkan tembok yang sudah dibangun bertahun-tahun. Tapi dia jugalah yang mampu membuat bangunan Yuri hancur berkeping-keping.
Menyadari hal itu, Yuri tertawa hingga menggema diseluruh ruangan. "Cinta? Rasa yang memang seharusnya hilang dari dunia ini." katanya.
Ponselnya terus berdering. Nama Jungkook pun Aeri terpampang disana. Yuri sengaja mengabaikan keduanya dan justru menghubungi seseorang.
[ bersambung... ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You (mature)
FanfictionPLEASE KALIAN HARUS WAJIB BACA CERITA INI. ADULT WARNING!! 🔞 PLOT-TWIST BERTEBARAN. Komitmen adalah hal yang jauh dari bayangan Yuri. Dia tidak percaya bahwa seorang pria akan setia dengan pasangannya, begitupula sebaliknya. Tentu bukan karena pem...